Korsel Siap Uji Coba Roket Luar Angkasa Buatan Dalam Negeri
Roket Nuri merupakan roket pertama buatan Korea Selatan, menandai pesatnya kemajuan program antariksa negara itu. Roket dibuat untuk tujuan jaringan komunikasi 6G, satelit mata-mata, dan penelitian di Bulan.
Oleh
Pascal S Bin Saju
·3 menit baca
AFP PHOTO / KOREA AEROSPACE RESEARCH INSTITUTE
Foto pada 20 Oktober 2021 menunjukkan roket luar angkasa pertama buatan dalam negeri Korea Selatan, Nuri, di landasan luncur di Pusat Antariksa Naro di Goheung, Provinsi Jeolla Selatan, sekitar 473 kilometer dari Seoul, sehari sebelum peluncuran.
SEOUL, KAMIS — Korea Selatan akan menguji coba peluncuran pertama roket buatan dalam negeri ke luar angkasa, Kamis (21/10/2021). Peluncuran yang dijadwalkan pada pukul 16.00 waktu setempat ini merupakan kemajuan pesat Korea Selatan untuk memulai program luar angkasanya. Roket tiga jenjang bernama KSLV-II NURI itu telah dihiasi bendera nasional Korea Selatan dan berdiri di landasan pacu Pusat Antariksa Naro di Goheung, 473 kilometer selatan Seoul.
Menurut The Korea Times baru-baru ini, roket Nuri diluncurkan setelah proses perakitan rampung hingga pemeriksaan akhir komponen penting sudah dilalui tanpa hambatan. Roket Nuri atau ”Dunia” seberat 200 ton itu dirancang untuk membawa muatan seberat 1,5 ton ke orbit sejauh 600-800 kilometer di atas Bumi. Dalam uji coba ini, kemungkinan Nuri membawa prototipe satelit.
Roket dipindahkan ke landasan pacu di Pusat Antariksa Naro, Rabu, dengan diawasi Korea Aerospace Research Institute (KARI) sebagai pengembang roket tersebut. Roket program luar angkasa Korsel itu dibuat untuk menggapai tujuan-tujuan ambisius di bidang jaringan komunikasi 6G, satelit mata-mata, bahkan penelitian di Bulan.
”Semua persiapan, termasuk pemeriksaan rahasia, telah dilakukan,” kata Kementerian Teknologi dan Informasi Korsel dalam sebuah pernyataan.
Han Sang-yeop, Direktur Divisi Jaminan Kualitas Keamanan Keandalan Peluncur KARI, beberapa waktu lalu, mengatakan, KSLV-II NURI memiliki teknologi roket mandiri Korsel. Roket ini merupakan kendaraan peluncuran luar angkasa pertama yang dibuat di dalam negeri Korsel.
AFP PHOTO / KOREA AEROSPACE RESEARCH INSTITUTE
Roket Nuri diangkut keluar dari gedung perakitan ke landasan luncur di Pusat Antariksa Naro di Goheung, Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan, 20 Oktober 2021.
Terkait rencana Korsel untuk mengembangkan berbagai satelit militer di masa depan, para pejabat menyangkal jika Nuri memiliki kemampuan sebagai senjata.
Roket terakhir Korsel diluncurkan pada 2013 setelah beberapa penundaan dan beberapa tes gagal yang dikembangkan bersama dengan Rusia. Menurut pejabat di Seoul, memiliki kendaraan peluncuran sendiri akan memberi Korsel fleksibilitas untuk menentukan jenis muatan dan jadwal peluncuran serta melindungi muatan ”rahasia”, seperti satelit mata-mata.
Sejauh ini, Korsel hampir sepenuhnya bergantung pada Amerika Serikat untuk kepentingan satelit intelijen. Pada 2020, roket Falcon 9 dari perusahaan AS, Space X, membawa satelit komunikasi militer khusus pertama Korsel ke orbit dari Kennedy Space Center di Florida.
Nuri juga merupakan kunci dari rencana Korsel untuk akhirnya bisa membangun sistem navigasi berbasis satelit dalam negeri dan jaringan komunikasi 6G. ”Program ini dirancang tidak hanya untuk mendukung proyek-proyek pemerintah, tetapi juga kegiatan komersial,” kata Oh Seung-hyub, Direktur Divisi Pengembangan Sistem Propulsi Peluncur, Selasa lalu.
Program roket luar angkasa di Semenanjung Korea telah dipenuhi dengan kekhawatiran tentang potensi penggunaannya untuk tujuan militer. Ini membuat upaya Korsel tertinggal dari program yang lebih mumpuni di China dan Jepang.
Sensitif
Program luar angkasa telah lama menjadi isu sensitif di Semenanjung Korea. Peluncuran roket Nuri akan menghangatkan perlombaan teknologi dan persenjataan di kawasan tersebut.
AFP PHOTO/KCNA VIA KNS
Kombinasi foto yang diambil pada 19 Oktober 2021 memperlihatkan uji coba rudal balistik tipe baru yang diluncurkan dari kapal selam di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara.
Tetangga Korsel, Korea Utara, dalam sebulan ini telah beberapa kali menguji coba rudal jarak jauh dan rudal balistiknya. Terakhir, Korut dilaporkan berhasil menembakkan rudal balistik tipe baru dari kapal selam, seperti dilaporkan media resmi negara itu, Rabu.
Kemampuan rudal berbasis kapal selam Korut menjadi bukti bahwa negara paria itu mampu mengembangkan persenjataannya ke level lebih tinggi. Kemajuan Korut, yang juga dijuluki negara satelitnya China, itu terjadi saat negara tersebut menghadapi tekanan sanksi internasional atas program rudal balistik bersenjata nuklirnya.
Perkembangan di Semenanjung Korea semakin mengkhawatirkan. Sebab, setelah Korut menguji rudal jelajah jarak jauh selama dua hari, 11-12 September 2021, Korsel pun sukses menguji coba rudal balistik kapal selam (SLBM), 15 September. Bedanya, Korut adalah negara dengan senjata nuklir, sedangkan Korsel tidak memiliki senjata nuklir.
AS memandang kendaraan peluncuran satelit Korut sebagai tempat uji coba untuk teknologi rudal balistik antarbenua berkemampuan nuklir. Pyongyang menuduh Washington menerapkan ”standar ganda” atas pengujian senjata. Tudingan itu disampaikan KCNA, media resmi Pemerintah Korut, Kamis, setelah pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB mengenai masalah tersebut. (AFP/REUTERS)