Dicekal Berbagai Medsos, Trump Luncurkan Medsos Sendiri
Mantan Presiden AS Donald Trump yang diblokir dari Twitter, Facebook, dan sebagainya meluncurkan platform media sosialnya sendiri, Truth Social. Sejumlah pihak menilai ini langkah awal untuk pencalonannya tahun 2024.
Oleh
Mahdi Muhammad
·4 menit baca
WASHINGTON, KAMIS — Mantan orang nomor satu di Amerika Serikat, Donald Trump, menepati janjinya membuat platform media sosial baru setelah pada Januari akun miliknya diblokir Facebook, Twitter, dan Snapchat. Pengumuman peluncuran platform media sosial Trump yang diberi nama Truth Social itu memperkuat spekulasi bahwa dia bersiap mencalonkan diri kembali pada pemilihan presiden tahun 2024.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan Trump Media & Technology Group, Rabu (20/10/2021), Trump menyatakan bahwa tujuannya mengembangkan aplikasi Truth Social adalah untuk menciptakan persaingan bagi perusahaan-perusahaan raksasa teknologi yang telah menutup pintu baginya.
Perusahaan-perusahaan itu memblokirnya ketika Trump menjadikan platform-platform itu sebagai alat menyebarkan pandangannya dan mencoba membangkitkan rasa nasionalisme rakyat AS. Akun Trump diblokir karena, selain kerap menyebarkan berita bohong, dinilai sering menebar pandangan berisi kebencian dan memperdalam keterbelahan di kalangan masyarakat AS.
”Saya menciptakan Truth Social dan TMTG untuk melawan tirani perusahaan teknologi raksasa, Big Tech. Kita hidup di dunia di mana Taliban memiliki kehadiran besar di Twitter. Namun, Presiden Amerika favorit Anda telah dibungkam. Ini tidak dapat diterima,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Dalam pernyataannya, Trump mengatakan, pengembangan Truth Social tidak hanya pada aplikasi media sosial, tetapi juga akan merambah layanan video on-demand (VOD) berlangganan, seperti Disney, Netflix, dan AppleTV, yang akan menampilkan program hiburan, berita, dan podcast. Satu tayangan pada laman web platform itu juga memperlihatkan bahwa dalam jangka panjang TMTG akan mendiversifikasi bidang kerjanya ke arah komputasi awan (cloud computing) dan pembayaran, seperti yang sudah dilakukan oleh Google, Microsoft, Amazon, Stripe, dan Apple.
Truth Social versi beta diperkirakan bisa digunakan pada awal November mendatang untuk kalangan terbatas dan undangan. Menurut rencana, media sosial ini sudah bisa digunakan oleh masyarakat umum paling cepat Januari 2022.
Pemblokiran Trump oleh Twitter, Facebook, dan beberapa platform media sosial lainnya tidak terlepas dari kerusuhan yang terjadi di Gedung Capitol, Washington, 6 Januari 2021. Massa pendukung Trump menyerbu masuk ke dalam gedung ketika anggota kongres tengah bersidang untuk menetapkan hasil pemilihan presiden AS, November 2020, yang dimenangi Joe Biden.
Selama bertahun-tahun, Trump menggunakan Twitter untuk menyebarluaskan retorikanya, pandangannya, yang berujung pada segregasi dan perpecahan. Trump menilai perusahaan teknologi raksasa salah karena telah menyensor dirinya.
Ribuan massa yang menduduki Gedung Capitol dipicu oleh pidato dan retorika Trump yang mengklaim telah terjadi penipuan dalam proses pemungutan suara. Padahal, di banyak negara bagian, pengadilan dan para pejabat pemilihan tidak menemukan adanya indikasi kecurangan seperti yang dituduhkan Trump.
Komite investigasi menuduh Trump ”secara pribadi terlibat” dalam mengatur serangan itu.
Facebook sempat melarang Trump untuk aktif di dalam platform mereka tanpa batasan waktu sejak 7 Januari 2021. Tetapi, kemudian, masa larangan itu diperpendek menjadi hanya dua tahun. Sementara Twitter menangguhkan akun Trump, yang memiliki 88 juta pengikut, tanpa batasan waktu karena menilai risiko hasutan kekerasan yang lebih luas akibat cuitan-cuitan Trump.
Pada bulan Mei, dia meluncurkan blog berjudul ”From the Desk of Donald J Trump”. Blog itu disebut-sebut sebagai sarana dan platform baru Trump untuk menyalurkan pendapat-pendapatnya. Akan tetapi, blog itu hanya berusia satu bulan.
Putra Trump, Donald Trup Jr, menuding perusahaan teknologi raksasa menekan suara dan pendapat kelompok konservatif. Namun, yang terjadi adalah sebaliknya. Walau Trump sudah tidak memiliki etalase untuk menyebarluaskan pandangan-pandangannya, kelompok konservatif dinilai cukup berhasil menyuarakan pemikiran dan ideologinya melalui platform media sosial yang sudah ada.
Sebuah kompilasi yang dibuat oleh kolumnis teknologi The New York Times dan seorang profesor yang menekuni ingar-bingar media sosial menyebutkan, separuh dari 10 unggahan tautan berkinerja terbaik di Facebook seluruhnya berasal dari media, komentator, ataupun politisi dari kubu konservatif dalam hal ini Partai Republik.
Mantan pembantu Trump, Jason Miller, yang sebelumnya telah meluncurkan platform media sosial Gettr memberi selamat kepada mantan bosnya karena dia memasuki kembali keributan media sosial. ”Sekarang Facebook dan Twitter akan kehilangan lebih banyak pangsa pasar,” kata Miller dalam sebuah pernyataan yang dicuit akun Gettr di Twitter.
Di dalam pernyataan yang dikeluarkan TMTG, manajemen perusahaan menyebutkan, mereka bergabung dengan perusahaan Digital World Acquisition Corp (DWAC) yang berbasis di Miami untuk menjadikan mereka perusahaan publik. Total nilai perusahaan adalah 875 juta dolar AS.
DWAC dalam pernyataannya menyebutkan telah mengumpulkan sekitar 293 juta dolar yang akan digunakan untuk mengembangkan usaha TMTG. Di antara pemegang saham terbesar perusahaan adalah beberapa investor institusi, termasuk Lighthouse Investment Partners, DE Shaw & Co, dan Radcliffe Capital Management, menurut securities and exchange comission atau semacam Otoritas Jasa Keuangan. (AP/AFP/REUTERS)