Tiga Astronot China Jalani Misi Luar Angkasa Terpanjang
China terus meningkatkan kapasitas ekplorasi ruang angkasanya. Setelah sejumlah pencapaian, China kali ini mengirim misi luar angkasa dengan 3 astronot yang direncanakan tinggal selama enam bulan di orbit. Rekor baru!
Oleh
Mahdi Muhammad
·4 menit baca
BEIJING, SABTU — Pesawat luar angkasa Shenzou-13 yang membawa tiga astronot China berhasil merapat ke Stasiun Ruang Angkasa Tiangong, Sabtu (16/10/2021). Setelah beberapa capaian, kali ini China berambisi mencatatkan rekor misi antariksa berawak terlama di ruang orbit Bumi. Misi astronot selama enam bulan itu menargetkan perluasan tahap kedua pos terluar orbit dan melakukan beberapa eksperimen di bidang kedokteran luar angkasa serta beberapa bidang lain.
Shenzou meluncur ke luar angkasa menggunakan roket Long March-2F, Sabtu pukul 00.23 waktu Beijing dan merapat ke modul inti Tianhe pada Stasiun Luar Angkasa Tiangong pukul 06.56 waktu Beijing. Artinya, butuh waktu sekitar enam setengah jam bagi Shenzou dari peluncuran untuk sampai merapat ke target modul yang diluncurkan pada Mei 2021 itu.
Tiga orang yang mengawaki Shenzou adalah Zhai Zhigang (55), Wang Yaping (41), dan Ye Guangfu (41). Dua nama pertama dikenal sebagai veteran perjalanan luar angkasa. Sementara bagi Guangfu, peristiwa ini adalah perjalanan pertamanya ke luar angkasa.
Saat mereka terlihat ke luar dari pesawat luar angkasa yang membawanya ke Tiangong, band militer dan sejumlah penonton menyanyikan lagu ”Ode untuk Ibu Pertiwi”, menegaskan kebanggaan nasional yang telah diinvestasikan pada program luar angkasa China. Perkembangan pesat program luar angkasa China dalam beberapa tahun terakhir telah membuat banyak negara terkejut.
Selama dua tahun ke depan, China berambisi mengirim banyak awak ke stasiun luar angkasa dan membuat stasiunnya berfungsi penuh. Penambahan dua modul lagi, Mengtian dan Wentian, akan membuat stasiun Tiangong memiliki bobot sekitar 66 ton, jauh lebih kecil dibandingkan dengan stasiun luar angkasa internasional. Modul stasiun internasional pertama yang diluncurkan tahun 1998 memiliki bobot sekitar 450 ton.
Mengtian dan Wentian direncanakan diluncurkan sebelum akhir tahun depan, bersamaan dengan masa tinggal kru Shenzou-14 yang belum disebutkan waktu pastinya.
Kementerian Luar NegeriChina, Jumat (15/10.2021), memperbarui komitmennya untuk bekerja sama dengan negara-negara lain dalam penggunaan ruang angkasa secara damai. Juru Bicara Kemenlu China Zhao Lijian mengatakan, misi mengirim manusia ke luar angkasa adalah tujuan bersama umat manusia, termasuk untuk mempelajari dan memahaminya.
China, Lijian melanjutkan, bertekad terus memperluas dan memperdalam kerja sama dan pertukaran internasional dalam penerbangan luar angkasa berawak. China juga akan memberikan kontribusi positif untuk eksplorasi misteri alam semesta.
Stasiun Luar Angkasa adalah tempat badan antariksa sejumlah negara dapat bekerja sama dalam upaya mencapai tujuan bersama, yakni pemahaman yang lebih baik tentang luar angkasa dan bagaimana pengaruhnya terhadap berbagai proses, ilmu pengetahuan, dan sejenisnya. Pada 2011, atas inisiatif Amerika Serikat (AS), China dilarang masuk dan menggunakan Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Waktu itu, AS beralasan bahwa China yang baru lima tahun mengembangkan badan luar angkasanya belum cukup berpengalaman. Belakangan ketika China berhasil membangun stasiun luar angkasanya sendiri dan mengirim astronotnya, alasan sebenarnya menjadi tampak, yakni ketidakpercayaan AS kepada China. China meluncurkan dua modul eksperimental sebelum memulai di stasiun permanen.
Undang-undang AS mengamanatkan penandatanganan kontrak kerja sama program luar angkasa Amerika dengan negara lain memerlukan persetujuan kongres. Namun, sejauh ini, China telah bekerja sama dengan pakar antariksa dari negara lain, termasuk Perancis, Swedia, Rusia, dan Italia. Pejabat China mengatakan, mereka berharap dapat menampung astronot dari negara lain di stasiun luar angkasa mereka begitu stasiun itu berfungsi penuh.
China telah meluncurkan tujuh misi berawak dengan total 14 astronot di dalamnya. Sebanyak dua astronot di antaranya telah terbang dua kali sejak 2003. China menjadi negara ketiga setelah bekas Uni Soviet dan Amerika Serikat yang menempatkan seseorang di luar angkasa sendiri.
China juga telah memperluas cakupan kerjanya pada eksplorasi Bulan dan Mars. Mereka telah mendaratkan sebuah penjelajah (rover) di sisi jauh Bulan yang jarang dijelajahi dan mengembalikan batuan Bulan ke Bumi untuk pertama kali sejak tahun 1970-an untuk penelitian lebih lanjut. Tahun ini, China juga mendaratkan wahana antariksa Tianwen-1 di Mars, yang menemani penjelajah Zhurong untuk mencari bukti kehidupan di planet merah tersebut.
Program luar angkasa China lainnya, antara lain, berhasil mengumpulkan tanah dari asteroid dan membawa kembali sampel bulan tambahan. China juga telah menyatakan ambisinya untuk mendaratkan manusia di bulan dan mungkin membangun basis ilmiah di sana. Namun, sejauh ini belum ada kerangka waktu yang diumumkan untuk proyek ini. Sebuah pesawat ruang angkasa yang sangat rahasia juga dilaporkan sedang dikembangkan. (AP)