Sindiran Pangeran William kepada Pelancong Antariksa
Dunia membutuhkan semua sumber daya untuk menekan penyebab dan dampak perubahan iklim. Sayang, sebagian sumber daya itu malah dipakai untuk tujuan lain, salah satunya wisata antariksa. Demikian sindiran Pangeran William.
Oleh
kris mada
·4 menit baca
Dengan kekayaan total 40 juta dollar AS yang dimilikinya, sebenarnya mudah bagi Pangeran William membayar satu tiket seharga 450.000 dollar AS untuk melancong ke antariksa. Faktanya, salah satu calon raja Inggris itu malah mengecam wisata antariksa.
Kecaman itu disampaikan dalam wawancara dengan BBC pada Kamis (14/10/2021). Wawancara tersebut sebenarnya membahas soal rencana konferensi iklim (COP 26) di Glasgow pada November 2021.
William menekankan bahwa dunia membutuhkan semua sumber daya untuk menekan penyebab dan dampak perubahan iklim.
Sayangnya, sebagian sumber daya itu malah dipakai untuk tujuan lain. Salah satunya, wisata antariksa. Pesiar ke ruang angkasa telah menjadi kebiasaan para jutawan dalam dua dekade terakhir.
Jutawan Amerika Serikat, Dennis Tito, menjadi pelancong pertama pada 2002. Untuk pengalaman delapan hari di luar angkasa, ia membayar Rusia 20 juta dollar AS. Dana itu termasuk untuk pelatihan, makanan dan penginapan di stasiun antariksa, dan tentu saja satu kursi dalam pesawat ulang-alik.
Jutawan AS-Afrika Selatan, Elon Musk, memungut 200 juta dollar AS dari koleganya sesama jutawan AS, Jared Isaacman. Dengan dana itu, Isaacman bersama tiga orang lain naik pesawat ulang-alik milik perusahaan Musk dan berada di luar angkasa hampir tiga hari.
Adapun pendiri Amazon, Jeff Bezos, memungut 20 juta dollar AS dari jutawan Belanda, Joes Daemen. Uang itu untuk membayar satu kursi di kapsul antariksa Blue Origin, perusahaan penerbangan antariksa milik Bezos, bagi Olivier Daemen yang merupakan anak Daemen.
Blue Origin dan Virgin Galactic, perusahaan milik jutawan Inggris, Richard Branson, menjajaki kemungkinan tiket wisata antariksa yang lebih rendah di masa mendatang. Mereka menaksir harga tiket di masa mendatang bisa dijual mulai dari 450.000 dollar AS.
Pemborosan
Meski biaya itu lebih rendah, tetap saja butuh uang banyak untuk melancong ke antariksa. Pangeran William menilai wisata ke antariksa sebagai pemborosan dan tidak patut kala Bumi butuh semua sumber daya untuk menjaga lingkungan hidup.
”Kita butuh pemikiran terbaik untuk memperbaiki planet ini, bukannya malah mencari tempat tinggal baru,” kata mantan pilot helikopter evakuasi medis itu.
Pangeran William mengaku tidak berminat melancong ke antariksa. ”Sama sekali tidak berminat (terbang) setinggi itu. Saya sudah pernah (terbang) 65.000 kaki di pesawat dan waktu itu sudah mengerikan,” katanya.
Pangeran William mengajak warga dunia, termasuk para jutawan yang berminat berpesiar ke luar angkasa, untuk fokus menyelamatkan bumi demi generasi mendatang. Sangat mengerikan, katanya, apabila anak-anak di masa ini harus hidup dengan masalah lingkungan yang sama dengan hari ini.
Pangeran William menyebut anaknya, Pangeran George, sangat sadar dampak penggunaan sumber daya pada planet ini. ”Anak muda sekarang pada dasarnya (merasa) masa depan mereka selalu terancam. Sangat mencemaskan,” katanya.
Ia mendesak para pemimpin dunia segera bertindak untuk mengatasi penyebab dan dampak perubahan iklim. COP 26 di Glasgow adalah satu kesempatan untuk mendorong tindakan itu.
Pesimistis
Sejumlah tokoh dunia memang khawatir target pengendalian penyebab dan dampak perubahan iklim tidak tercapai. Kanselir Jerman Angela Merkel termasuk yang khawatir atas peluang target tidak tercapai.
Secara spesifik, Merkel menyebut program Uni Eropa untuk menekan emisi akan sangat sulit diterapkan. Disepakati pada Desember 2020, program bernama European Green Deal itu bertujuan memangkas emisi karbon hingga 55 persen pada 2050.
Ia mengaku sedih pada cara penanganan isu iklim. Padahal, dampaknya amat nyata dan merusak. Pada Juli 2021, Jerman dilanda banjir bandang parah. Hujan teramat deras yang tidak normal sehingga memicu banjir itu diduga akibat dari perubahan iklim. ”Orang-orang sibuk membahas biaya untuk melindungi iklim, lupa pada biaya kalau upaya itu gagal,” ujarnya.
Seorang pejabat PBB mengaku khawatir target pemangkasan emisi global mungkin tidak bisa disepakati dalam COP 26 di Glasgow. Komunitas internasional berharap emisi global pada 2030 dipangkas 45 persen. Butuh persetujuan para pemimpin global untuk menetapkan dan mencapai target itu.
Utusan Khusus Amerika Serikat untuk Isu Iklim John Kerry juga mencemaskan hal itu. Kecemasannya muncul setelah berkeliling ke berbagai negara untuk mencari persetujuan global atas target pemangkasan emisi.
Meski demikian, ia menolak wacana penetapan target yang lebih rendah di COP 26. Baginya, COP 26 adalah kesempatan terbaik untuk menyepakati pemangkasan emisi, mendorong investasi pada energi terbarukan, serta membantu negara miskin dan berkembang mengalihkan sumber energi dari fosil ke energi terbarukan.
Kerry juga berharap parlemen AS tidak menjegal upaya pemerintahan Joe Biden untuk memangkas emisi. Kini, parlemen sedang berunding untuk mencapai upaya yang bisa memicu defisit ratusan miliar dollar AS dalam APBN AS selama beberapa tahun itu. Upaya tersebut membutuhkan banyak investasi dan pada saat yang sama ada potensi ekonomi yang tidak bisa dipakai gara-gara menghasilkan emisi besar. (AP/REUTERS)