Organisasi Kesehatan Dunia PBB kembali membentuk tim ahli untuk menyelidiki patogen-patogen baru dan asal-usul Covid-19. Upaya ini untuk menyiapkan dunia jika suatu saat nanti terjadi pandemi lagi.
Oleh
Luki Aulia
·4 menit baca
GENEVA, RABU —Organisasi Kesehatan Dunia membentuk tim ilmuwan lagi untuk menyelidiki patogen-patogen baru dan mencegah terjadi kembali pandemi, seperti pandemi Covid-19. Tim baru yang beranggotakan 26 ahli itu juga akan kembali menyelidiki asal-usul Covid-19. Mereka diharapkan bisa menghasilkan kerangka kerja global baru untuk mempelajari asal-usul patogen yang muncul dari epidemi dan pandemi, termasuk virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
Selain Covid-19, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) khawatir semakin banyak patogen berisiko tinggi yang muncul atau muncul kembali selama beberapa tahun terakhir. Patogen itu, antara lain, adalah MERS, virus flu burung, lassa, marburg, dan ebola. Rencana pembentukan tim baru bernama Kelompok Penasihat Ilmiah untuk Asal-usul Baru (SAGO) ini sudah diumumkan WHO sejak awal tahun ini.
”Kemunculan virus-virus baru yang berpotensi memicu epidemi dan pandemi itu fakta yang tak bisa dicegah. SARS-CoV-2 tidak akan menjadi yang terakhir. Penting untuk mempelajari asal-usul patogen baru supaya kita bisa antisipasi pandemi baru lagi,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Rabu (13/10/2021).
Ke-26 ahli yang menjadi anggota tim baru ini dipilih WHO dari 700 orang yang mengajukan diri. Mereka berasal dari beragam bidang ilmu. Anggotanya, antara lain, adalah Kepala Institut Virologi Jerman Christian Drosten, Yungui Yang dari Institut Genomik China, Jean-Claude Manuguerra dari Institut Pasteur Perancis, dan Inger Damon dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat. Ada juga beberapa ahli yang sudah tergabung dalam tim penyelidik asal-usul Covid-19 kolaborasi WHO dan China, yakni Vladimir Dedkov, Farag Elmoubasher, Thea Fischer, Marion Koopmans, Hung Nguyen, dan John Watson.
Tim ahli ini diharapkan memberikan evaluasi independen kepada WHO berdasarkan segala temuan teknis dan ilmiah dari studi-studi global mengenai asal-usul Covid-19. Tim itu diminta memberikan saran, masukan, dan rekomendasi kepada WHO dalam mengembangkan, memantau, dan mendukung studi-studi baru mengenai asal-usul virus. Tim ini juga diharapkan bisa memberikan rekomendasi cepat terkait dengan rencana operasional WHO untuk mengimplementasikan studi selanjutnya tentang asal-usul pandemi.
Pandemi Covid-19 menewaskan sedikitnya 4,85 juta orang dan menghancurkan perekonomian dunia sejak virus ini pertama kali ditemukan di Wuhan, China, pada Desember 2019. WHO kemudian mengirimkan tim berisi para ahli dari sejumlah negara untuk menyelidiki asal-usul Covid-19 di Wuhan pada Januari 2021. Laporan pertama dari tim itu yang keluar pada Maret lalu tidak memberikan kesimpulan jelas, hanya sejumlah hipotesis. Laporan itu hanya menyebutkan kemungkinan besar virus itu melompat dari kelelawar ke manusia melalui hewan perantara. Dugaan telah terjadi kebocoran di laboratorium virologi Wuhan dinilai sangat tidak mungkin.
Penyelidikan tim itu menuai kritik karena dinilai tidak transparan. Tim juga tidak diberikan akses bebas oleh China sehingga tidak bisa menyelidiki teori kebocoran laboratorium Wuhan lebih jauh. China pada Agustus lalu menolak rencana WHO kembali menyelidiki asal-usul Covid-19 di China. Kepala Teknis Covid-19 di WHO Maria Van Kerkhove mengatakan, SAGO segera mengevaluasi hasil temuan tim sebelumnya serta akan mencari tahu semua hal yang belum diketahui dan apa yang harus segera dilakukan.
Untuk bisa menentukan asal-usul Covid-19 dan cara penyebarannya, dibutuhkan paling tidak puluhan studi. Yang terpenting adalah hasil pengujian antibodi penduduk Wuhan pada 2019. ”Saya berharap SAGO akan merekomendasikan perlunya penyelidikan dan kajian lebih jauh ke China dan wilayah-wilayah lain. Jangan buang waktu, kita harus cepat,” kata Kerkhove.
Direktur Kedaruratan WHO Michael Ryan menegaskan, bisa jadi ini merupakan kesempatan terakhir untuk memahami asal-usul virus. Ia juga berharap China memberikan data awal ketika pertama kali Covid-19 ditemukan. China berkali-kali menyanggah teori kebocoran laboratorium Wuhan sebagai penyebab Covid-19 dan menegaskan tidak perlu ada lagi tim dari WHO yang datang ke China.
Ini kembali ditegaskan oleh Duta Besar China untuk PBB Chen Xu, Rabu lalu. Ia meminta agar hasil kerja SAGO nantinya tidak dipolitisasi. ”Jika kita akan mengirim tim lagi, saya yakin tidak akan ke China lagi karena kami sudah menerima tim dari WHO dua kali. Sudah waktunya mengirim tim ke tempat-tempat lain,” ujarnya.
WHO dalam editorial majalah Science menyebutkan, penyelidikan terperinci dari kasus-kasus paling awal yang diketahui dan dicurigai di China sebelum Desember 2019 masih diperlukan. Ini termasuk analisis sampel darah yang disimpan di Wuhan dan pencarian data rumah sakit serta data kematian untuk kasus-kasus sebelumnya. Laboratorium-laboratorium di daerah tempat dilaporkan kasus penularan pada manusia pertama muncul di Wuhan harus menjadi fokus penyelidikan. Untuk mengesampingkan dugaan atau teori kecelakaan di laboratorium, butuh bukti yang cukup. (REUTERS/AFP)