Amerika Serikat bersedia mengadakan pembicaraan diplomatik kapan saja dengan Korea Utara. Namun, Pyongyang mengatakan tidak tertarik selama Washington mempertahankan kebijakan permusuhan dengan Pyongyang.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
SEOUL, SELASA — Untuk menunjukkan kemampuan Pyongyang, Pemerintah Korea Utara menggelar pameran pengembangan pertahanan. Tak tanggung-tanggung, dalam pameran itu, Korut memamerkan rudal balistik antarbenua yang mereka miliki. Pameran dibuka pada Senin (11/10/2021) oleh Pemimpin Korut Kim Jong Un.
Kim Jong Un mengatakan, pengembangan alutsista oleh Korut merupakan upaya untuk mempertahankan diri, untuk menghadapi sikap permusuhan Amerika Serikat. Kim, sebagaimana dikutip Kantor Berita Korea Utara (KCNA), mengatakan, Korut mau tidak mau harus mengembangkan sistem persenjataan yang memadai. Pyongyang, tegasnya, tidak akan memulai perang dan hanya akan membela diri apabila datang ancaman.
”Kami tidak membahas perang dengan siapa pun, tetapi untuk mencegah perang itu sendiri dan untuk benar-benar meningkatkan pencegahan perang demi perlindungan kedaulatan nasional,” kata Kim.
Pernyataan itu disampaikan Kim dalam pidato pembukaan pameran. Saat menyampaikan pidato itu, Kim berdiri di samping berbagai senjata mutakhir yang dimiliki Korut. Salah satu senjata yang dipamerkan dan menyita perhatian adalah Hwasong-16, rudal balistik antarbenua Korut. Rudal itu pertama kali muncul dalam parade militer pada Oktober 2020. Rudal itu belum diuji coba.
Pengembangan rudal strategis oleh Korut disebut memicu perlombaan senjata di Semenanjung Korea. Untuk mengimbangi Korut, Korea Selatan juga mengembangkan sejumlah rudal, termasuk rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam. Korsel juga terus mengembangkan industri pertahanan, termasuk membuat pesawat tempur F-21 Boramae. Bahkan, untuk memperkuat armada udaranya, Seoul juga membeli pesawat siluman F-35 dari Amerika Serikat.
Para analis mengatakan Pyongyang telah memulai ekspansi besar-besaran dari reaktor nuklir utamanya, yang digunakan untuk memproduksi bahan bakar untuk bom nuklir.
Korut di sisi lain terus mendorong program misilnya. Para analis mengatakan, Pyongyang telah memulai ekspansi besar-besaran pada reaktor nuklir utamanya, yang digunakan untuk memproduksi bahan bakar untuk bom nuklir. Korut beberapa waktu lalu menembakkan sepasang rudal balistik yang mendarat di laut lepas di wilayah timur negeri itu. Uji coba itu dilakukan hanya selang beberapa hari setelah Pyongyang menguji rudal jelajah yang mampu menggotong hulu ledak nuklir.
Terkait isu pengembangan senjata oleh Korut, Pemerintah AS mengatakan bersedia mengadakan pembicaraan diplomatik kapan saja dengan Korut. Namun, Pyongyang mengatakan tidak tertarik untuk berbicara dengan AS selama Washington mempertahankan kebijakan permusuhan dengan Pyongyang lewat penerapan aneka sanksi, serta menggelar aneka kegiatan militer di Korsel. ”Pernyataan AS bahwa mereka tidak memiliki perasaan bermusuhan terhadap Korut sulit dipercaya,” kata Kim.
Penasihat keamanan nasional Korsel, Suh Hoon, diperkirakan akan bertemu dengan Penasihat Keamanan Nasional AS Jane Sullivan di Washington pada Selasa ini (Rabu waktu Indonesia). Topik utama pertemuan itu adalah Korut dan kondisi Semenanjung Korea. Sebagaimana diberitakan Yonhap, kantor berita Korsel, saat tiba di Washington pada Senin, Suh mengatakan kepada wartawan bahwa dia berencana membahas proposal Presiden Moon Jae-in untuk mendeklarasikan secara resmi akhir Perang Korea 1950-1953 dan kemungkinan pelonggaran sanksi ekonomi atas Korut.
Pekan lalu, Korut dan Korsel sepakat memulihkan saluran khusus untuk berkomunikasi. Sebelumnya, saluran khusus itu diputus sepihak oleh Korut, beberapa bulan lalu.
Terkait Korsel, dalam pidatonya, Kim mengatakan, upaya ”tidak terbatas dan berbahaya” Korsel untuk memperkuat militernya berpotensi menghancurkan keseimbangan militer di Semenanjung Korea dan meningkatkan ketidakstabilan. ”Dengan dalih tidak masuk akal untuk menekan ancaman kami, Korsel telah secara terbuka menyatakan keinginannya untuk mengungguli kami dalam kekuatan militer di berbagai kesempatan,” kata Kim menambahkan.
Seiring itu, di dalam negeri, Kim Jong Un disebutkan telah mendesak para pejabat Korut mengatasi ”situasi suram” yang dihadapi Korut. Fokus penanganan yang ditekankan adalah perbaikan kondisi pangan dan kehidupan warga Korut. Hal itu disampaikan Kim dalam peringatan 76 berdirinya Partai Buruh Korut.
KCNA melaporkan, dalam pidatonya pada Minggu (10/10/2021), Kim menegaskan, Partai Buruh bertekad mencapai tujuan ekonomi yang ditetapkan lewat kongres. Dalam kongres partai yang digelar pada Januari silam, Kim mengakui rencana ekonomi Korut sebelumnya tidak berhasil dan mengeluarkan rencana pembangunan baru untuk masa lima tahun ke depan. Kim mengkonfirmasi tekad partainya untuk secara efisien melaksanakan rencana lima tahunan itu, yakni meningkatkan ekonomi nasional dan memecahkan masalah pangan, sandang, dan perumahan rakyat. (AFP/REUTERS)