FBI Tangkap Suami-Istri Penjual Informasi Rahasia Kapal Selam Nuklir AS
Sepasang suami-istri di AS hampir satu tahun ini menjual data rahasia kapal selam bertenaga nuklir milik AS kepada pihak yang diyakini sebagai wakil kekuatan asing. FBI membongkar kasus itu lewat operasi berbulan-bulan.
Oleh
Pascal S Bin Saju
·6 menit baca
WASHINGTON DC, SENIN – Agen Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) menangkap sepasang suami-istri warga AS, Jonathan Toebbe dan Diana, karena diduga menjual informasi rahasia terbatas tentang kapal selam bertenaga nuklir milik AS kepada negara asing. Data dalam format kartu memori itu disembunyikan di tengah roti lapis selai kacang dan paket permen karet.
Kabar itu disampaikan Departemen Kehakiman AS di Washington DC, Minggu (10/10/2021) waktu setempat atau Senin dini hari WIB. Disebutkan, Toebbe (42), seorang insinyur nuklir di Angkatan Laut AS dan istrinya, Diana (45), didakwa melanggar Undang-Undang Energi Atom setelah ditangkap di suatu tempat di Negara Bagian West Virginia. Dakwaan itu mencakup dakwaan spionase.
Pasangan tersebut selama hampir satu tahun ini ”menjual informasi yang dikenal sebagai data terbatas mengenai desain kapal perang bertenaga nuklir kepada seseorang yang mereka yakini sebagai perwakilan kekuatan asing,” demikian pernyataan Departemen Kehakiman AS. Namun, sebenarnya penerima informasi itu sesungguhnya adalah seorang agen FBI yang menyamar.
Dalam dokumen pengadilan, tidak disebutkan negara atau kekuatan asing mana yang menjadi tujuan pengiriman data tersebut.
Toebbe memiliki akses ke data rahasia terbatas tentang kapal selam bertenaga nuklir AS melalui pekerjaannya sehari-hari. FBI menyebutkan, ia bekerja sebagai aparat Pemerintah AS sejak 2012 dengan tugas memeriksa keamanan informasi rahasia dan memiliki spesialisasi dalam propulsi nuklir angkatan laut (AL). Ia bertugas di laboratorium milik pemerintah di area Pittsburgh. Menurut pejabat AS, laboratorium itu menangani tenaga nuklir untuk AL AS.
Dalam berkas dakwaan disebutkan, Toebbe bekerja sama dengan istrinya untuk bertukar data tentang reaktor nuklir bawah laut seharga 100.000 dollar AS atau sekitar Rp 1,4 miliar dalam bentuk mata uang kripto.
Dalam pernyataan tertulis Departemen Kehakiman disebutkan, Toebbe pada April 2020 mengirimkan paket ke pemerintah asing ”yang berisi sampel data terbatas dan instruksi untuk membangun hubungan rahasia.”
Sementara, menurut berkas dakwaan, agen FBI yang menyamar sebagai perwakilan pemerintah asing, yang selama ini berhubungan dengan pasangan itu, berhasil mencegah pengiriman paket tersebut.
”Bukan hoaks”
Agen mengirimi Toebbe, yang menggunakan nama samaran ”Alice”, sebuah surat elektronik (e-mail) yang menawarkan hadiah sebagai balas jasa. Namun, Toebbe yang menanggapinya dengan hati-hati, malah meminta untuk menyiapkan lokasi dead drop dan dibayar dalam mata uang kripto.
FBI memaparkan, sejak April 2020 mereka berkomunikasi secara intensif dengan perwakilan asing itu. Pada bulan tersebut, Toebbe mengirimkan paket berisi dokumen-dokumen seputar Angkatan Laut AS kepada sebuah pemerintahan asing. Dalam pesannya, ia menulis bahwa ia berminat menjual data tentang manual operasi, laporan performa, dan informasi sensitif lainnya.
Aparat pemerintahan menambahkan, Toebbe juga memasok informasi tentang instruksi bagaimana menjalankan hubungan secara sembunyi-sembunyi. Dalam pesannya, ia menulis: "Saya meminta maaf atas penerjemahan yang buruk ini ke dalam bahasa Anda. Saya yakin, informasi ini bakal sangat berharga bagi badan intelijen militer Ada. Ini bukan hoaks."
Kiriman paket tersebut memiliki alamat pengirim di Pittburgh. FBI mendapatkan paket itu, Desember 2020, melalui kantor atasenya di negara asing yang tidak disebutkan identitasnya. Dokumen pengadilan tidak menyebutkan, bagaimana FBI bisa mendapatkan paket tersebut dan dari siapa paket itu diterima.
Pada bulan-bulan berikutnya, Toebbe mengirim beberapa kartu secure digital (SD), sebuah format kartu memori, berisi data tentang kapal selam bertenaga nuklir ke agen FBI yang diyakininya sebagai perwakilan negara asing itu.
Diselipkan di roti lapis
Modusnya antara lain dengan menyembunyikannya di antara dua potong roti lapis (sandwich) selai kacang dan paket permen karet yang ditinggalkan di lokasi yang disepakati. ”Kartu SD dibungkus dengan plastik dan ditempatkan di antara lapis dua potong roti selai kacang,” kata agen dalam berkas dakwaan.
Kartu SD lainnya disembunyikan dalam paket permen karet dan pembungkus Band-Aid yang disegel, dengan Band-Aid masih ada di dalamnya. Band-Aid adalah merek dagang terdaftar dari Johnson & Johnson untuk plester obat guna mengobati luka ringan.
Pasangan tersebut ditangkap di West Virginia pada Sabtu, akhir pekan lalu, setelah meninggalkan kartu SD lain di sebuah lokasi yang disebut dead drop.
Jaksa Agung AS Merrick Garland memuji badan-badan yang terlibat dalam pengungkapan kasus tersebut. Mereka dinilainya sukses ”menggagalkan rencana itu” dan ”mengambil langkah pertama untuk membawa para pelaku ke pengadilan”.
Departemen Pertahanan (Pentagon) menolak berkomentar ketika dihubungi AFP untuk mengonfirmasi informasi tersebut. Pasangan Toebbe dan Diana akan digiring ke Pengadilan Federal di Virginia Barat, Selasa (12/10/2021) waktu setempat atau Rabu WIB.
Operasi berbulan-bulan
Pengungkapan kasus tersebut memakan waktu operasi selama berbulan-bulan. FBI memanfaatkan kontak sasaran Toebbe dan menurunkan agennya yang berpura-pura menjadi perwakilan negara asing dengan menjalin kontak dengan Toebbe. Setelah saling kontak beberapa pekan, agen FBI mengirimkan uang kripto sekitar 10.000 dollar AS sebagai tanda saling percaya.
Beberapa pekan kemudian, agen FBI melihat kehadiran Toebbe dan istrinya di sebuah lokasi yang disepakati di West Virginia untuk saling tukar informasi rahasia dengan uang bayaran. Dalam operasi itu, FBI membayar 20.000 dollar AS dan mendapatkan kartu memori berwarna biru terbungkus plastik dan diselipkan dalam roti lapis tersebut.
Data dalam kartu memori itu antara lain memuat desain dan karakteristik performa reaktor kapal selam kelas Virginia. Departemen Kehakiman AS menggambarkan kapal-kapal selam kelas Virginia sebagai ”kapal-kapal selam tempur cepat dengan rudal jelajah, yang memiliki kemampuan pengintaian, pengumpulan data intelijen, dan teknologi sistem persenjataan".
Dalam kartu memori tersebut, juga terdapat pesan tertulis yang, antara lain, berbunyi: ”Saya berharap para ahli Anda sangat puas dengan sampel yang diberikan ini dan saya memahami pentingnya pertukaran kecil seperti ini dalam memupuk rasa saling percaya di antara kita.”
FBI melanjutkan terus operasi rahasia dengan menurunkan agen yang menyamar untuk saling bertukar informasi dengan uang pada Toebbe. Salah satu operasi itu berlangsung, Agustus lalu, di Virginia timur. Saat itu, Toebbe dibayar sekitar 70.000 dollar AS. Kala itu, kartu memori disimpan dalam paket berisi permen karet. Kartu memori tersebut berisi desain skema kapal selam kelas Virginia.
Kapal selam bertenaga nuklir AS belakangan menjadi menjadi sorotan media setelah, September lalu, AS menggalang aliansi baru tiga negara, bersama AS dan Australia, yang dinamai AUKUS. Aliansi ini ingin menghadang pengaruh China yang terus tumbuh di Indo-Pasifik.
Aliansi pertahanan baru di Indo-Pasifik ini menyepakati pemberian bantuan kapal selam bertenaga nuklir untuk Australia. Bantuan kepemilikan kapal selam bertenaga nuklir bagi Australia itu menambah kekuatan armada kapal selam Angkatan Laut Australia yang semuanya bertenaga diesel.
Setelah bergabung AUKUS, Australia membatalkan kontrak penting bernilai jutaan dollar dengan Perancis, memicu pertikaian antara kedua negara. Paris menarik duta besarnya dari Canberra. (AP/AFP/REUTERS/SAM)