Dua Hari Beruntun, 77 Jet Tempur China Bermanuver Dekati Taiwan
Kementerian Pertahanan Taiwan mengungkap 77 pesawat tempur China memasuki zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan selama dua hari beruntun, Jumat dan Sabtu lalu. Jet-jet tempur China itu dikerahkan, siang-malam.
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
TAIPEI, MINGGU — Taiwan mengumumkan 77 pesawat tempur China mendekati wilayahnya. Manuver dua hari berturut-turut itu menunjukkan Beijing belum berani mendekati wilayah utama Taiwan.
Dalam pernyataan pada Minggu (3/10/2021), Kementerian Pertahanan Taiwan mengungkap 19 pesawat tempur China memasuki zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan pada Sabtu malam. Sebelumnya pada Sabtu siang, Taipei juga mendeteksi beberapa jenis pesawat tempur dan kapal survei Beijing.
Kapal survei China itu terdeteksi sejak Sabtu dini hari sekitar 75 kilometer dari Pulau Anggrek. Pulau ini berjarak sekitar 50 kilometer dari daratan terdekat Pulau Taiwan atau Formosa.
Sementara pesawat tempur terpantau di antara Pulau Prata dan Taiwan. Di antara Prata dan Taiwan terbentang laut hampir 400 kilometer. Kemenhan Taiwan mendeteksi 26 jet tempur Shenyang J-16 , 10 SU-30, dua pesawat pemburu kapal selam Shaanxi Y-8, dan satu pesawat intai KJ-500.
Sebelum mengirim 39 jet tempur dan 1 kapal survei, Beijing pada hari Jumat juga mengerahkan 38 pesawat tempur di sekitar Pulau Prata dan Selat Bashi. Selat Bashi memisahkan Taiwan dengan Filipina. Beijing mengerahkan 18 jet tempur Shenyang J-16, 4 SU-30, dua pengebom Xian H-6, dan satu Shaanxi Y-8.
”Saya tidak yakin ada kemungkinan China menyerang atau menduduki Taiwan,” kata Derek Grossman yang bekerja pada RAND, lembaga kajian pertahanan Amerika Serikat, kepada CNN.
Pernyataan Grossman didasarkan terutama pada pilihan wilayah manuver pesawat tempur Beijing. China memilih ADIZ, bukan wilayah udara teritorial, untuk bermanuver. Wilayah udara teritorial terletak di atas laut teritorial yang bisa berjarak hingga 12 mil laut dari titik pasang terendah.
Sementara ADIZ berada di luar wilayah udara teritorial. ADIZ, menurut Badan Penerbangan AS (FAA), adalah wilayah udara yang ditetapkan suatu negara sebagai yang ditetapkan oleh suatu negara sebagai zona diwajibkannya pelintas mengidentikasi diri. ADIZ bisa berada di atas zona ekonomi eksklusif (ZEE), perairan yang berjarak hingga 200 mil laut dari titik pasang terendah, suatu negara atau zona udara lain yang dianggap terkait keamanan nasional.
Grossman tidak menampik bahwa Presiden China Xi Jinping telah memerintahkan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) meningkatkan kesiapsiagaan dan kemampuan perang. Karena itu, tidak mengejutkan bila militer China bermanuver di ADIZ Taiwan. Wilayah udara itu termasuk lokasi perang udara apabila sewaktu-waktu Beijing akhirnya memutuskan menggunakan kekuatan untuk menyatukan lagi Taiwan dengan China.
Xi berkeras Taiwan sebagai wilayah tidak terpisahkan dari China. Ia berkali-kali menyatakan siap menyatukan lagi Taipei dengan Beijing. Apabila perlu, Beijing akan menggunakan militernya.
Grossman mengatakan, militer China memang menunjukkan banyak kemajuan. ”PLA masih mempunyai banyak kerentanan, khususnya apabila terkait peluang campur tangan AS dan mungkin, Australia dan Jepang. China memahami dampak buruk jika gagal menyerang Taiwan dan mungkin akan terus menunggu,” katanya.
Manuver AS
Media China, Global Times, tidak menampik bahwa pengerahan 77 pesawat tempur itu tidak lepas dari manuver AS di sekitar Taiwan. Washington baru saja mengerahkan kapal induk bertenaga nuklir USS Ronald Reagan dan USS Carl Vinson di dekat perairan Taiwan.
Sementara sejumlah pihak menduga manuver China terkait rangkaian uji coba rudal Taiwan. Pada 1-15 Oktober 2021, Taipei berencana menguji antara lain Sky Bow III, Hsiung Feng II, dan Hsiung Feng III. Semuanya rudal yang dikembangkan Taiwan.
Ada pula pendapat bahwa pengerahan puluhan pesawat tempur itu cara Angkatan Udara China merayakan Hari Nasional China pada 1 Oktober. ”Penerbangan AU PLA sebenarnya rutin. Walakin, pengerahan pesawat pengebom pada Hari Nasional menunjukkan keinginan memaksa dan niat penggunaan kekuatan militer,” kata Drew Thompson, mantan pegawai Departemen Pertahanan AS yang menjadi peneliti senior Lee Kuan Yew School of Public Policy Singapura.
Pengamat militer China, Song Zhongping, juga menyebut pengerahan pesawat itu sebenarnya latihan rutin saja. PLA dinilai perlu terus melatih kemampuan menghadapi berbagai situasi tempur yang mungkin terjadi di wilayah itu. ”PLA perlu menunjukkan daya penggentar kepada pihak asing yang berniat turut campur,” ujarnya kepada Global Times.
Kesiapan di siang-malam
Manuver pada Jumat-Sabtu juga menunjukkan kesiapan PLA menjaga keutuhan dan kedaulatan China. Karena itu, PLA memutuskan mengerahkan puluhan pesawat tempur untuk merayakan Hari Nasional China.
Lewat manuver akhir pekan lalu itu, PLA menunjukkan kesiapan tempur pada semua waktu dengan mengerahkan pesawat tempur pada siang dan malam. ”Kemampuan PLA terus melejit,” ujar Song.
Sampai sekarang, tidak ada komentar resmi dari Beijing. Sementara Taipei menjelaskan telah mengerahkan jet tempur dan menyiagakan rudal pertahanan udara kala mendeteksi pesawat-pesawat Beijing. Selain itu, ada pula komunikasi radio untuk meminta pesawat-pesawat China menjauh.
Tidak ada pernyataan Beijing ataupun Taipei apakah pesawat perang masing-masing saling mendekat atau tidak. Taiwan hanya menyatakan mengerahkan jet tempur. (AFP/REUTERS)