Bertandang ke Makam Raja Djoser
Mesir menyimpan kekayaan dan kemasyhuran masa lalu yang luar biasa. Selain Piramida Giza, Mesir juga memiliki Piramida Tangga, makam Raja Djoser, raja pertama dari dinasti ketiga pada era Mesir kuno lama.
Hari Sabtu, 11 September 2021, suasana di area Piramida Tangga di Saqqara (sekitar 20 kilometer arah barat laut kota Kairo) yang dikenal sebagai kompleks pemakaman Raja Djoser ramai oleh kunjungan wisatawan asing.
Dari kota Kairo, perjalanan menuju Piramida Tangga di Saqqara dilakukan dengan menyusuri jalan di tepi barat Sungai Nil. Di sepanjang perjalanan, mata disuguhi pemandangan perdesaan Mesir yang hijau. Ribuan pohon kurma tegak bak menantang langit.
Memasuki area kompleks Piramida Tangga di Saqqara, pengunjung diajak menyusuri jalan khusus, kemudian naik ke perbukitan di area gurun pasir. Sesampai di atas dataran tinggi itu, terlihat pemandangan piramida bertangga. Kota Saqqara dipercaya sebagai tempat reruntuhan kota Memphis, ibu kota Mesir pada era dinasti Mesir kuno lama.
Setelah tiba di dalam kompleks piramida bertangga, wisatawan harus melalui lorong yang di kiri kanan terdapat tiang-tiang kokoh, masing-masing berjarak 1 meter, untuk masuk halaman piramida bertangga itu.
Ada 40 tiang berdiri kokoh yang menjadi simbol dari jumlah provinsi di Mesir yang sebanyak 40.
Piramida Tangga yang juga populer dengan sebutan Piramida Djoser atau Piramida Saqqara merupakan piramida atau bangunan berbatu tertua di Mesir, bahkan dunia. Piramida itu dibangun pada 2670-2650 SM. Usianya diperkirakan mencapai 4.671 tahun.
Djoser adalah raja pertama dinasti ketiga (2670-2650 SM) dari dinasti Mesir kuno lama (2700-2200 SM). Raja Djoser meminta pembantu utamanya, Imhotep (berkisar 2650-2600 SM), membangun piramida—yang pertama dari semua piramida di Mesir—yakni piramida bertingkat atau bertangga di Saqqara.
Baca juga: Terkesima pada Kemegahan Piramida
Nama Imhotep kini diabadikan sebagai nama museum. Museum Imhotep berada di sebelah kanan kompleks Piramida Djoser.
Setelah wafat, jenazah Raja Djoser dimakamkan di piramida tersebut. Semula Piramida Djoser hanya terdiri atas satu tumpukan batu segi empat. Kemudian, di atas Piramida Djoser itu dibangun lima pemakaman (mastaba) baru, di mana pemakaman baru lebih kecil ukurannya dari pemakaman sebelumnya sehingga terbentuk piramida bertangga atau bertingkat.
Piramida bertangga itu dibuat dari batu kapur yang amat keras dan memiliki tinggi 62,5 meter. Dari sisi timur hingga barat, piramida itu memiliki panjang sekitar 113 meter dan jarak dari sisi utara ke selatan sekitar 107 meter.
Piramida bertangga memiliki dua pintu masuk. Pintu pertama berada di sisi utara piramida. Pintu itu merupakan pintu asli dan dibangun pada era dinasti ketiga dari dinasti Mesir kuno lama.
Adapun pintu kedua berada di sisi selatan piramida. Pintu itu dibangun 2.000 tahun kemudian atau pada era dinasti ke-26 pada 684-525 SM.
Pada 1821, untuk pertama kalinya pakar arkeologi asal Swiss, Heinrich Menu Von Minutoli, masuk ke dalam piramida bertangga itu. Ia ingin mengetahui lebih jauh misteri piramida bertangga tersebut. Mulai 1924 hingga 1935, dilakukan penggalian di area kompleks piramida bertangga. Ekskavasi itu dilakukan untuk mengungkap rahasia pembangunan Piramida Saqqara. Arsitek asal Perancis, Jean-Philippe Lauer, dari tahun 1926 hingga 2001 atas instruksi Pemerintah Mesir membangun sistem perlindungan atas kompleks Piramida Saqqara agar bangunannya tetap kokoh. Kemudian, Pemerintah Mesir melakukan restorasi besar-besaran atas kompleks piramida bertangga pada 2006 dan baru selesai pada 2019 atau memakan waktu 13 tahun.
Lihat juga: Selesai Direstorasi, Makam Raja Djoser di Mesir Siap Dikunjungi Wisatawan
Sejak 2019 itu, kompleks piramida bertangga dibuka lagi untuk kunjungan publik. Namun, Pemerintah Mesir menutup kembali kompleks piramida bertangga menyusul munculnya pandemi Covid-19 di Mesir pada Maret 2020. Pemerintah lalu membuka kembali kompleks piramida bertangga untuk kunjungan publik pada awal 2021.
Populer
Ada dua kompleks piramida di Mesir yang sangat populer dalam peta situs peninggalan kuno dan sekaligus menjadi tujuan wisata turis mancanegara, yaitu kompleks Piramida Giza dan Piramida Saqqara. Kedua kompleks piramida tersebut masuk dalam daftar situs warisan dunia UNESCO.
Kompleks Piramida Saqqara (dibangun 2670-2650 SM) lebih tua dari kompleks Piramida Giza (piramida besar di Giza dibangun pada 2589-2566 SM pada era dinasti IV Mesir kuno).
Bagi para pencinta peninggalan kuno, tidak sah atau belum sempurna jika hanya berkunjung ke kompleks Piramida Giza tanpa mengunjungi Piramida Djoser di Saqqara yang merupakan salah satu ikon peradaban Mesir.
Di kompleks Piramida Saqqara tidak hanya terdapat makam Raja Djoser, tetapi juga makam semua petinggi dinasti Mesir kuno lama.
Di dalam kompleks Piramida Djoser itu terdapat papan penunjuk arah menuju makam Mehu, Idut, Unasankh, Iynefert, Unas, Nebt, dan Nebkauhor. Mereka adalah para raja dari dinasti Mesir kuno lama dan pembantu utamanya yang dikubur di area kompleks Piramida Djoser.
Baca juga: Restoran Premium Indonesia di Kawasan Wisata Piramida Giza, Kairo
Saat Kompas bertandang ke Piramida Djoser di Saqqara, sudah terlihat banyak bus turis yang diparkir di area kompleks piramida itu. Karcis masuk area Piramida Saqqara untuk turis asing 180 pound Mesir (sekitar Rp 160.000).
Di dalam area kompleks Piramida Djoser, tampak ratusan turis asing itu menikmati pemandangan Piramida Djoser yang menakjubkan dan tetap berdiri kokoh dalam usianya yang lebih dari 4.000 tahun.
Sebagian dari mereka sibuk mengambil foto kenangan dengan latar belakang pemandangan Piramida Djoser. Sebagian lagi konsentrasi mendengarkan keterangan para pemandu wisata tentang sejarah Piramida Djoser. Sebagian yang lain terlihat tengah membeli suvenir yang dijual pedagang kaki lima yang cukup banyak memadati area kompleks Piramida Djoser.
”Sekarang sudah mulai ramai lagi turis asing yang berkunjung ke sini. Setiap hari bisa mencapai 800 hingga 1.000 turis asing yang datang,” ujar Rushdan (45) yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang suvenir di area kompleks Piramida Djoser di Saqqara.
”Tahun lalu, ketika awal musim pandemi Covid-19, turis asing yang datang ke sini sangat sedikit, hanya 100 hingga 150 turis setiap hari,” lanjut Rushdan kepada Kompas.
Menurut dia, ramainya kembali turis asing yang berkunjung ke Piramida Djoser di Saqqara menggairahkan lagi ekonomi di area kompleks piramida itu.
”Dulu waktu turis asing sepi, omzet kami hanya 100 pound hingga 150 pound Mesir per hari (berkisar Rp 90.000-Rp 140.000). Sekarang sudah lumayan dapat 800 hingga 1.000 pound Mesir (berkisar Rp 760.000-Rp 960.000) per hari,” ujar Rushdan lagi.