Iran mengecam kunjungan Menlu Israel ke Bahrain. Teheran menyebut kunjungan itu meninggalkan noda yang tak bisa terhapuskan pada pemimpin Bahrain.
Oleh
Pascal S Bin Saju
·4 menit baca
TEHERAN, JUMAT — Pemerintah Iran, Jumat (1/10/2021), menilai kunjungan Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid ke Bahrain meninggalkan noda yang ”tidak bisa terhapus” pada para penguasanya.
Penilaian Teheran muncul sehari setelah Lapid diterima Raja Bahrain Hamad bin Isa al-Khalifa serta Putra Mahkota dan Perdana Menteri Bahrain Salman bin Hamad al-Khalifa di Manama, Kamis (30/9/2021). Lapid juga bertemu dengan mitranya, Menlu Bahrain Abdullatif al-Zayani.
”Sangat disesalkan bahwa para penguasa Bahrain mengabaikan kejahatan harian rezim Zionis terhadap rakyat Palestina, yang tertindas tetapi tangguh,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, merujuk pada Israel.
”Noda ini tak akan terhapuskan dari reputasi penguasa Bahrain. Orang-orang di kawasan akan terus menentang proses normalisasi hubungan dengan rezim Zionis,” kata Khatibzadeh.
Bahrain dan tetangganya, Uni Emirat Arab, telah menormalisasi hubungan dengan Israel tahun lalu. Pemulihan hubungan diplomatik yang dimediasi Amerika Serikat itu dikukuhkan dengan satu kesepakatan bersejarah yang disebut Kesepakatan Abraham.
Kesepakatan Abraham dibuat atas dasar adanya kepentingan komersial dan kekhawatiran bersama akan kehadiran Iran yang tampak semakin kuat di kawasan. Sudan dan Maroko juga memulihkan hubungan dengan Israel.
Iran dan Palestina telah berulang kali mengecam pemulihan hubungan Israel dengan empat negara Arab itu. ”Kami mengecam skema apa pun yang mendukung kehadiran destruktif Israel di kawasan itu,” kata Khatibzadeh.
Kunjungan Lapid
Terkait dengan kunjungannya ke Manama, Lapid berkomentar di Twitter. Dia menyebut kunjungan itu ”hangat dan optimistik”.
”Kepemimpinan dan inspirasi Yang Mulia telah mengarah pada kerja sama sejati. Pertemuan kami membuka jalan hubungan yang lebih baik ke depan,” cuit Lapid di Twitter, merujuk pada pertemuan dengan Raja Bahrain.
Bahrain, negara pulau di Teluk, telah mengalami beberapa aksi protes sporadis setelah Kesepakatan Abraham ditandatangani. Manama menuduh Teheran memicu kerusuhan di Bahrain, tetapi Teheran membantahnya.
Untuk memberikan isyarat kepada Iran, Lapid saat di Manama sempat mengunjungi markas besar Armada Kelima Angkatan Laut AS di Bahrain, yang telah bersitegang dengan kapal-kapal Iran dalam beberapa tahun terakhir.
”Tiga negara ini bekerja sama. Kami memiliki kepentingan yang sama di kawasan,” kata Lapid.
Kementerian Luar Negeri Israel juga merilis pernyataan Lapid saat berada di markas besar armada AS tersebut. ”Ketika kita berbicara tentang perdamaian, kita perlu ingat bahwa perdamaian harus dilindungi dari mereka yang ingin merusaknya,” kata Lapid menurut Kemenlu Israel.
Lapid mengatakan, Israel dan Bahrain selalu berbagi peluang. Namun, keduanya juga sama-sama merasakan adanya ancaman dari pihak lain. ”Mereka tidak jauh dari sini,” kata Lapid dalam sambutannya kepada wartawan, yang tampaknya menyinggung adanya ancaman Iran.
”Kami melihat Bahrain sebagai mitra penting di tingkat bilateral dan jembatan untuk bekerja sama dengan negara lain di kawasan itu,” kata juru bicara Kemenlu Israel, yang tidak disebut namanya.
Di Gaza, kelompok Hamas mengkritik Bahrain karena menjamu Lapid sebelum kembali ke Israel, Kamis malam. Juru bicara Hamas, Hazem Qassem, mengatakan, langkah Israel itu mewakili ”semua dorongan dari kejahatan Israel terhadap rakyat kami”.
Lapid juga meresmikan pengoperasian kantor Kedutaan Besar Israel di Manama. ”Kami telah secara resmi membuka kedutaan besar Israel di Bahrain,” cuit Lapid. ”Kami sepakat bahwa pada akhir tahun ini akan ada pembukaan Kedutaan Besar Bahrain di Israel.”
Kantor Lapid juga mengatakan bahwa dia dan mitranya, Zayani, sempat menggelar konferensi pers bersama. Kedunya menandatangani sejumlah nota kesepakatan kerja sama di bidang kedokteran, perawatan kesehatan, olahraga, serta konservasi air dan lingkungan.
”Kami berbicara tentang kerja sama antara negara kami dan tentang perdamaian resmi di antara kami. Kami mengukuhkan hubungan persahabatan yang aktif, hubungan ekonomi, keamanan, politik dan sipil,” cuit Lapid setelah bertemu Zayani.
Sebelumnya, saat jumpa pers bersama, Zayani mengatakan, ”Kunjungan Anda dibangun di atas kemajuan besar yang telah kita buat. (Kunjungan) ini sekali lagi menggarisbawahi keinginan bersama kita untuk menyebarkan perdamaian, stabilitas, dan kerja sama di Timur Tengah, serta mencapai keamanan dan kemakmuran yang sejati dan abadi bagi rakyatnya.”
Walau Bahrain menormalisasi hubungan dengan Israel, Zayani menegaskan bahwa Manama tetap berkomitmen pada solusi dua negara untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina.
Lapid mengatakan, dia ”pendukung setia solusi dua negara”, tetapi menekankan pernyataan itu sebagai sikap pribadi dan tidak berbicara atas nama pemerintah.
”Saya pikir itu solusi yang tepat untuk rakyat Israel dan juga Palestina. Tidak semua orang di pemerintahan kita berpikiran sama,” kata Lapid. Dia juga mengatakan bahwa pembukaan kedutaan besar Israel di Manama ”akan melambangkan kerja sama diplomatik di antara kita”. (AFP/AP/REUTERS)