Ratusan Napi di Penjara Litoral, Ekuador, Tewas akibat Bentrokan Antargeng
Lebih dari 116 narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Litoral di Kota Guayaquil tewas dan puluhan lainnya terluka. Perang antargeng di dalam lapas diduga terkait perebutan pengaruh jaringan internasional.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
AP PHOTO/ANGEL DEJESUS
Sejumlah peti mati disiapkan oleh aparat setelah insiden perang antargeng di Lembaga Pemasyarakatan Litoral di Kota Guyas, Ekuador, Selasa (28/9/2021). Lebih dari 116 narapidana tewas dan puluhan lainnya terluka dalam insiden tersebut.
QUITO, KAMIS — Bentrokan antargeng di dalam penjara Penitenciaria del Litoral di Provinsi Guayaquil, Ekuador, Selasa (28/9/201) malam, mengakibatkan sedikitnya 116 narapidana tewas dan 80 terluka. Jumlah itu diperkirakan akan terus bertambah.
Pihak berwenang mengaitkan perang antargeng di dalam penjara yang terletak di Guayaquil, sebuah kota pantai di Guyas itu, dengan jaringan kartel narkoba internasional yang mencoba berkuasa di penjara. Presiden Ekuador Guillermo Lasso, Rabu (29/9/2021), menetapkan keadaan darurat untuk penjara, yang memungkinkan pemerintah mengerahkan polisi dan tentara ke lembaga pemasyarakatan.
Lasso terlihat terguncang karena peristiwa itu. Saat mengumumkan keputusan menetapkan kondisi darurat di Litoral, Lasso mengatakan, kejadian itu adalah peristiwa buruk dan menyedihkan. Dalam pernyataannya, dia juga mengatakan aparat keamanan membutuhkan waktu untuk menguasai kembali lembaga pemasyarakatan itu.
”Sangat disesali bahwa penjara diubah menjadi wilayah perebutan kekuasaan oleh geng-geng kriminal,” katanya. Dia menambahkan, dirinya dan aparat keamanan akan bertindak tegas untuk bisa mengendalikan kembali situasi di Litoral dan mencegah kekerasan menyebar ke lembaga pemasyarakatan lainnya.
Seorang petugas keamanan Lembaga Pemasyarakatan Litoral di kota Guayaqui menutup gerbang untuk mencegah kemungkinan adanya narapidana yang keluar dari lokasi tersebut, Rabu (29/9/2021). Lebih dari 116 narapidana tewas dan puluhan lainnya terluka dalam insiden tersebut.
Gambar yang bertebaran di berbagai platform media sosial memperlihatkan puluhan jenazah narapidana yang tewas di paviliun 9 dan 10 di Litoral. Komandan polisi daerah Fausto Buenano sebelumnya mengatakan, pihaknya juga menemukan salah satu jenazah korban diletakkan di salah satu pipa penjara.
Pemandangan di sekeliling penjara juga tampak kacau. Ada banyak kerusakan yang terjadi akibat perang geng di dalam penjara. Sejumlah pejabat mengatakan, dalam perang antargeng itu para pelaku menggunakan senjata api, senjata tajam, dan bom.
Kerabat dan keluarga narapidana yang menjadi korban tidak kuasa menahan sedih. Mereka menunggu kabar di luar kamar mayat penjara. Kepada sejumlah jurnalis mereka mengungkapkan kekhawatiran dan kesedihan terhadap kondisi kerabat mereka, baik yang masih hidup maupun yang meninggal.
Ledy Zuniga, mantan Presiden Dewan Rehabilitasi Nasional, mengatakan, insiden berdarah di Litoral belum pernah terjadi sebelumnya. Dia menyesalkan kelambatan pemerintah menanganinya setelah kerusuhan di penjara pada Februari lalu.
Juli lalu, Presiden Lasso pernah mengeluarkan kebijakan keadaan darurat lain menyusul beberapa insiden kekerasan yang mengakibatkan lebih dari 100 narapidana tewas, termasuk 22 narapidana di Litoral. Sebelum insiden Juli, yang terjadi di beberapa penjara, pada Februari lalu juga terjadi insiden kekerasan di tiga penjara yang mengakibatkan 79 narapidana tewas.
Sebelumnya, para pejabat mengatakan kekerasan meletus akibat perselisihan antara geng penjara ”Los Lobos” dan ”Los Choneros”.
Kolonel Mario Pazmiño, mantan Direktur Intelijen militer Ekuador, mengatakan, perang berdarah antargeng di Litoral menunjukkan bahwa kejahatan terorganisasi transnasional berhasil menembus struktur penjara Ekuador. Dia juga menambahkan bahwa kartel Sinaloa dan Jalisco Generasi Baru Meksiko beroperasi melalui geng-geng lokal.
”Mereka ingin menabur ketakutan,” katanya kepada kantor berita AP.
AP PHOTO/ANGEL DEJESUS
Keluarga dan kerabat narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Litoral di Kota Guayaqui, Ekuador, Rabu (29/9/2021), menanti informasi terbaru di depan gedung LP. Sebanyak 116 narapidana tewas dan puluhan lainnya terluka akibat perang geng di dalam LP.
Pazmino mendesak pemerintah untuk sementara waktu menyerahkan kendali penjara kepada Polisi Nasional. ”Semakin radikal cara mereka membunuh lawannya, semakin mereka mencapai tujuan kontrol mereka,” kata Pazmino.
Pascainsiden di Litoral, Presiden Lasso juga mempercepat program reformasi penjara. Program yang menyerap dana hingga 24 juta dollar AS itu dimulai dengan memperbaiki infrastruktur penjara dan teknologi pengamanan penjara. Litoral akan menjadi pilot-project program itu.
Mantan Direktur Biro Penjara Ekuador, Fausto Cobo, mengatakan, otoritas di dalam penjara menghadapi ancaman yang memiliki kekuatan setara dengan yang mereka miliki. Dalam insiden sebelumnya, pelaku bahkan menggunakan drone untuk menyerang sebuah penjara. Fausto mengatakan, pasukan keamanan harus memasuki penjara dengan perisai dan tidak bersenjata. Dan ketika mereka berada di dalam penjara, pasukan itu berhadapan dengan narapidana yang memegang senjata kaliber besar.
Komisi Hak Asasi Manusia Antar-Amerika (IACHR) mengutuk kekerasan di Litoral dan kekerasan di penjara-penjara lain di Ekuador. Lembaga Human Rights Watch mendesak Pemerintah Ekuador untuk menyelidiki hingga tuntas kasus-kasus kekerasan di dalam penjara dan menyeret mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan. (AP/REUTERS)