Sopir Truk Langka, Tentara Inggris Bantu Distribusi BBM
Inggris mengalami krisis BBM dan barang-barang kebutuhan hidup lainnya karena kelangkaan pengemudi truk. Untuk membantu distribusi, tentara Inggris untuk sementara dikerahkan menjadi pengemudi truk BBM.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
AFP/Paul ELLIS
Truk pengangkut bahan bakar mengisi BBM di kilang Stanlow Essar Oil di Pelabuhan Ellesmere, Senin (27/9/2021) waktu setempat.
LONDON, SELASA — Untuk mempercepat proses distribusi bahan bakar minyak ke stasiun pengisian bahan bakar umum di sejumlah kota, Pemerintah Inggris mengerahkan tentara untuk mengemudikan truk pengangkut bahan bakar mulai pekan ini. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memastikan suplai bahan bakar minyak kini mulai stabil. Meski demikian, masih butuh waktu sampai situasinya kembali normal.
Krisis bahan bakar minyak atau BBM di Inggris akibat kurangnya pengemudi truk BBM ini membuat stok BBM di ratusan SPBU kosong dan masyarakat kesulitan mencari BBM. ”Situasinya membaik. Masyarakat tak perlu khawatir dan bisa kembali beraktivitas normal,” kata Johnson, Selasa (28/9/2021).
Asosiasi Penjual Bahan Bakar Minyak juga melihat krisis BBM mulai berakhir setelah selama lima hari terakhir banyak SPBU di Inggris tutup karena stok BBM kosong. Karena stok kosong di mana-mana, warga Inggris banyak yang memborong BBM. Antrean kendaraan panjang sampai berjam-jam hingga membuat warga tak sabar. Organisasi-organisasi kesehatan dan guru meminta agar diberikan prioritas membeli BBM.
”Kami tak bisa antre sampai 2-3 jam hanya untuk beli BBM karena sudah ditunggu banyak pasien,” kata Wakil Ketua Asosiasi Kedokteran Inggris David Wrigley.
AP/PA/Gareth Fuller
Antrean kendaraan mengular saat hendak mengisi BBM di SPBU Sainsbury, Ashford, Inggris, Sabtu (25/9/2021) waktu setempat. Gangguan pasokan bahan bakar tersebut dipicu oleh kurangnya pengemudi truk.
Krisis pasokan BBM ini terjadi karena adanya faktor pengemudi truk yang kurang. Kekurangannya mencapai 100.000 orang. Hal ini bisa terjadi karena berbagai faktor, antara lain, hambatan pada proses pelatihan pengemudi truk gara-gara pandemi Covid-19, tenaga kerja yang menua, dan eksodus pekerja asing setelah Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit) tahun lalu.
Isu kelangkaan pengemudi truk sebenarnya juga terjadi di Amerika Serikat dan Jerman, tetapi situasinya lebih parah di Inggris. Pasalnya, tidak hanya pasokan BBM yang terhambat, tetapi juga pasokan kebutuhan hidup sehari-hari. Ini sebagian akibat Brexit juga. Aturan imigrasi pasca-Brexit menyebutkan warga negara anggota Uni Eropa tidak dapat tinggal dan bekerja bebas visa lagi di Inggris.
Namun, pemerintahan konservatif Inggris enggan mengaku terus terang Brexit yang menjadi penyebab krisis BBM. Johnson mengaku kekurangan tenaga kerja dan bahan kebutuhan hidup terjadi karena meningkatnya permintaan pasca-pelonggaran pembatasan pandemi Covid-19 dan bangkitnya perekonomian. Pada saat yang sama pemerintah berencana mengeluarkan 5.000 visa jangka pendek selama tiga bulan bagi pengemudi truk asing untuk membantu mengatasi krisis distribusi hingga menjelang Natal.
AP/PA/Steve Parsons
Warga membawa jeriken di sebuah pompa bensin di Bracknell, Inggris, Sabtu (25/9/2021). Kelangkaan bahan bakar sejak Kamis (23/9/2021) tersebut menyebabkan ”panic buying”.
Nikolay Rashkov, pemilik perusahaan transportasi di Bulgaria, Eurospeed, tidak yakin akan ada pengemudi asal Bulgaria yang mau bekerja di Inggris karena mereka merasa tidak dihargai dan tidak diterima dengan baik. Tak hanya itu. Pajak di Inggris terlalu tinggi, biaya sewa juga mahal, dan adanya birokrasi baru yang menghambat pengemudi dari wilayah Eropa Timur. ”Padahal, orang-orang dari Eropa Timur seperti Polandia, Hongaria, Romania, dan Bulgaria, ikut membangun Inggris sejak awal abad ini. Tetapi kemudian ada Brexit,” ujarnya.
Johnson, pendukung kuat Brexit, mengatakan Inggris tidak bisa lagi menangani imigrasi yang tidak terkendali. Selama 20 tahun lebih Inggris sudah mencoba tetapi gagal. ”Akhirnya yang terjadi malah lebih banyak orang yang berketerampilan dan bergaji rendah. Kita belum banyak berinvestasi pada sumber daya manusia, perlengkapan, dan modal,” ujarnya.
Pemerintah malah mengatakan krisis BBM kian parah gara-gara masyarakat panik membeli BBM. Orang membeli lebih banyak BBM dibandingkan biasanya karena takut kehabisan. Sebenarnya tidak akan ada masalah pada pasokan, kata Menteri Transportasi Inggris Grant Shapps, jika masyarakat tidak panik memborong. ”Karena semua memborong dan menimbun, pasti cepat habis dan tak semua kebagian,” ujarnya. (REUTERS/AP)