Diprotes Banyak Kalangan, Facebook Tangguhkan Instagram Kids
Media sosial Facebook kembali membuat aplikasi khusus untuk anak. Setelah sebelumnya Messenger Kids, kini Facebook membuat Instagram Kids. Banyak yang tak setuju karena khawatir akan merusak kesehatan mental anak.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
Facebook menangguhkan pengembangan aplikasi Instagram Kids, aplikasi berbagi foto khusus anak di bawah usia 13 tahun. Sejak awal, rencana pengembangan aplikasi itu menuai kritik karena berisiko pada kesehatan mental anak.
Facebook sebenarnya sudah menyadari risiko atau dampak Instagram pada kesehatan remaja tersebut, khususnya remaja perempuan. Hasil penelitian Facebook sendiri soal dampak Instagram yang dimuat secara berseri di harian Wall Street Journal pada awal bulan ini telah menunjukkan risiko tersebut. Facebook dituding tidak menangani persoalan itu. Namun, Facebook membantahnya. Laporan itu dianggap tidak akurat.
Direktur Instagram Adam Mosseri menjelaskan, terjadi salah paham di masyarakat mengenai Instagram untuk anak-anak. Proyek ini memang diperuntukkan bagi anak dan remaja, tetapi tetap harus diawasi orangtua. Usia pemilik akun pun hanya boleh 10-12 tahun.
Sebelum bisa bergabung di Instagram Kids, anak harus mendapatkan persetujuan dari orangtua. Di dalam aplikasi itu juga dijanjikan tidak akan ada iklan. Kontennya pun sesuai usia anak. Orangtua juga bisa memantau apa saja yang dilakukan anak di Instagram, seperti dengan siapa anak berkomunikasi. Orangtua juga ikut menentukan siapa saja yang boleh anak-anak ikuti dan siapa saja yang boleh mengikuti mereka.
Mosseri masih meyakini tidak ada yang salah membuat instagram yang aman bagi anak dan remaja. Tetapi, untuk saat ini, ia mengakui perlu bicara dulu dengan orangtua, peneliti, dan pakar lainnya agar benar-benar tahu bagaimana seharusnya mewujudkannya.
”Orang tua akan lebih tenang jika ada Instagram yang dibuat khusus untuk anak-anak. Akan lebih baik jika diberikan pilihan untuk itu,” kata Mosseri dalam pernyataan tertulisnya.
Menyusul banyaknya kritik dari publik, sekelompok senator Amerika Serikat menulis surat ke Facebook, Mei lalu. Facebook diminta menangguhkan Instagram Kids mengingat media sosial kerap tak bisa melindungi anak di platformnya. Sebagian anggota parlemen AS menyetujui saran penangguhan itu, tetapi sebagian lagi tak keberatan jika tetap dilanjutkan. ”Sebaiknya dibatalkan saja proyek itu,” tulis Senator Ed Markey di Twitter-nya.
Organisasi perlindungan anak nonprofit, Fairplay, mengingatkan agar kesehatan dan masa depan anak-anak lebih diutamakan ketimbang keuntungan perusahaan teknologi. ”Kami tidak akan berhenti mendesak Facebook untuk membatalkan Instagram untuk anak-anak itu, ” kata Direktur Eksekutif Fairplay Josh Golin.
Alex Stamos yang pernah bertanggung jawab pada urusan keamanan layanan di Facebook mengingatkan, sebenarnya masalahnya tidak ada pada media sosial, aplikasi, atau peranti lunak. ”Masalahnya ada pada orangtua yang memberi anak-anaknya telepon genggam. Seharusnya, kan, anak-anak jangan pegang HP (handphone) dulu dan tidak bermedia sosial. Tetapi, kan, orangtua diam saja,” tulisnya di Twitter.
Dalam pandangan Facebook, realitas zaman sekarang adalah bahwa anak-anak hidup di dunia serba teknologi dan sudah lihai berselancar di dunia maya. Oleh karena itu, hal yang harus dilakukan adalah mengembangkan aplikasi atau platform yang dirancang khusus untuk anak atau konten-konten yang sesuai dengan usia anak-anak. Toh, sudah ada aplikasi Alphabet Inc di Youtube dan ByteDance di TikTok untuk anak di bawah usia 13 tahun.
Lagi pula, masih menurut Facebook, ini bukan kali pertama raksasa teknologi informasi itu meluncurkan aplikasi untuk anak. Pada 2017, Facebook pernah membuat aplikasi Messenger Kids, platform pesan instan bagi anak di bawah usia 13 tahun.
Aplikasi yang dikendalikan oleh akun Facebook orangtua ini juga menuai kritik dari kalangan ahli perkembangan anak. Mereka kemudian menuntut agar aplikasi itu dihapuskan. Alasannya, anak tidak membutuhkan aplikasi seperti itu. Namun, Facebook bergeming dan tetap membiarkan aplikasi itu beroperasi. (REUTERS/AFP/LUK)