Iran melarang tim IAEA masuk ke instalasi pembuatan komponen sentrifugal di Kompleks TESA Karaj. Padahal, IAEA harus masuk untuk mengganti kamera pengawasan yang rusak.
Oleh
Luki Aulia
·2 menit baca
VIENNA, MINGGU —Iran tidak mengizinkan tim dari Badan Energi Atom Internasional atau International Atomic Energy Agency untuk masuk ke instalasi pembuatan komponen sentrifugal di Kompleks Tessa Karaj. Pelanggaran atas kesepakatan antara Teheran dan Vienna ini tertuang dalam laporan Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi, Minggu (26/9/2021). IAEA melakukan inspeksi di Iran pada 20-22 September.
Menjelang pertemuan Dewan Gubernur IAEA yang beranggotakan 35 negara, 12 September lalu, Iran bersedia memberikan akses kepada IAEA untuk memantau instalasi nuklirnya. Secara spesifik, Iran memberikan askes kepada IAEA untuk mengganti memori pada kamera-kamera pengawas di berbagai unit yang dibutuhkan pada saat jadwal penggantian memori.
Dengan kesepakatan itu, negara-negara Barat tidak akan mengeluarkan resolusi yang mengkritik Iran. Kesepakatan ini diharapkan bisa mengembalikan Iran ke meja perundingan kesepakatan nuklir Iran. Presiden Iran yang baru dan bergaris keras, Ibrahim Raisi, sudah bersedia kembali ke meja perundingan, tetapi tidak mau ditekan oleh Barat.
Utusan Iran untuk IAEA Kazem Gharibabadi, melalui akun media sosial Twitter, Senin (27/9/2021), mengatakan, laporan Grossi itu tidak benar. ”Keputusan apa pun yang diambil Iran terkait peralatan pemantauan nuklirnya hanya didasarkan pada pertimbangan politik, bukan pertimbangan hukum dan ini bukan urusan IAEA,” tulisnya.
Saat diskusi di Teheran dan Vienna, kata Gharibabadi, Iran sudah mengatakan, instalasi terkait dengan Tessa Karaj tidak termasuk obyek pengawasan. Alasannya, kompleks itu masih menjalani penyelidikan keamanan dan hukum.
Bengkel komponen sentrifugal itu sedang dalam proses penyelidikan karena sempat disabotase pada Juni lalu. Salah satu dari empat kamera IAEA di lokasi itu hancur. Iran belum mengembalikan media penyimpanan data kamera itu. IAEA meminta Iran segera menjelaskan perkara ini. Berdasarkan kesepakatan, IAEA-lah yang akan mengganti kamera-kamera yang rusak.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Sabtu, meminta Amerika Serikat untuk lebih aktif membantu memulai kembali perundingan kesepakatan nuklir Iran antara Iran, Rusia, China, Perancis, Inggris, dan Jerman. Presiden AS Donald Trump dulu menarik AS dari kesepakatan nuklir itu pada 2018 dan kembali menjatuhkan sanksi kepada Iran.
Sebelumnya, sanksi itu dicabut sebagai bagian dari kesepakatan. Sejak itu, Iran juga menarik diri dari komitmen-komitmennya. ”Iran tidak mau memenuhi komitmennya karena AS juga tidak mau,” kata Lavrov.
Lavrov juga mengingatkan sanksi-sanksi terhadap Iran itu juga memengaruhi negara-negara lain yang memiliki hubungan dagang dengan Iran. ”Sanksi-sanksi ini harus dicabut sebagai bagian dari pemulihan kesepakatan nuklir. Jangan sampai Iran menderita akibat langkah unilateral AS,” ujarnya.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengatakan, perundingan kesepakatan nuklir itu akan kembali dilakukan dalam waktu dekat. Namun, sejauh ini belum ada kepastian jadwalnya. (REUTERS)