Hamas-Israel Memanas, 5 Pejuang Hamas Tewas dalam Baku Tembak di Tepi Barat
Operasi penggerebekan oleh militer Israel terhadap sel-sel Hamas di Tepi Barat menewaskan lima pejuang Hamas. Otoritas Palestina, yang berkuasa di Tepi Barat, mengecam keras Israel.
Oleh
Pascal S Bin Saju
·4 menit baca
JERUSALEM, MINGGU — Lima pejuang Hamas tewas dan dua aparat Israel luka parah dalam kontak senjata dengan pasukan keamanan Israel di Tepi Barat, Minggu (26/9/2021) dini hari. Insiden baku tembak itu terjadi ketika militer Israel menggelar operasi penggerebekan terhadap sel-sel Hamas, kelompok penguasa dari Jalur Gaza.
Insiden tersebut paling mematikan dalam rentetan kekerasan terbaru, beberapa pekan terakhir, yang melibatkan militer Israel dan pejuang Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel. Kekerasan itu juga merupakan insiden paling berdarah setelah perang 11 hari antara Israel-Hamas di Jalur Gaza, Mei 2021.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, dua warganya ditembak mati di dekat kota Jenin, Tepi Barat utara. Tiga orang lagi tewas di Biddu, utara Jerusalem. Sementara militer Israel menyebutkan, seorang perwira dan tentaranya menderita luka serius dalam operasi di Burqin, dekat Jenin. Keduanya terluka akibat terkena tembakan dari anggota Hamas.
Kantor berita resmi Otoritas Palestina, WAFA, melaporkan bahwa Osama Soboh, seorang pemuda berusia 22 tahun, tewas dalam bentrokan dengan aparat keamanan Israel di Desa Burqin, Tepi Barat utara, dekat Jenin.
Paman dari salah satu korban mengatakan, seperti dikutip kantor berita Reuters, kerabatnya yang tewas adalah remaja berusia 16 tahun yang tengah berjalan ke sekolahnya saat tertembak. Juru bicara militer Israel mengatakan, ”Sepanjang yang kami ketahui, semua yang tewas adalah para operator Hamas yang bersenjata, (dan) ambil bagian dalam baku tembak.” Meski demikian, ia akan mengecek informasi dari kerabat korban itu.
Otoritas Palestina mengatakan, Pemerintah Israel ”bertanggung jawab penuh dan langsung atas pagi berdarah ini dan kejahatan yang dilakukan oleh pasukan penjajah”.
Adapun Hamas memuji mereka yang tewas sebagai ”syahid yang heroik”. Hamas tidak mengonfirmasi apakah para korban tewas itu adalah anggota kelompoknya. Namun, Hamas menuduh bahwa kematian lima orang itu tak bisa dilepaskan dari ”koordinasi berkelanjutan” antara Otoritas Palestina dan Pemerintah Israel.
Juru bicara Hamas, Abdulatif al-Qanoum menyalahkan Otoritas Palestina, yang memiliki otonomi terbatas atas wilayah Tepi Barat. Dia mengatakan, pertemuan baru-baru ini antara Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan pejabat Israel ”telah mendorong pasukan penjajah untuk memburu kelompok perlawanan”.
Selama ini pasukan keamanan Otoritas Palestina selalu berkoordinasi dengan Israel dalam penanganan keamanan.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett dalam sebuah pernyataan, Minggu pagi, menjelaskan, pasukan keamanan Israel di Tepi Barat bergerak untuk melawan rencana penyerangan oleh Hamas. Ia menambahkan, Hamas berencana melakukan serangan teror dalam waktu dekat terhadap Israel.
Menurut Bennett, tentara Israel di lapangan ”telah bertindak seperti yang diharapkan dari mereka”. Dia juga mengatakan, pemerintah Israel memberikan dukungan penuh kepada tentara di lapangan.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Israel, Letnan Kolonel Amnon Shefler, mengatakan, pasukan Israel yang terlibat dalam operasi gabungan dengan Shin Bet (Badan Keamanan Dalam Negeri Israel) dan Polisi Perbatasan mendapat perlawanan saat melakukan operasi penangkapan di Tepi Barat.
Shefler mengatakan, tujuan operasi itu adalah ”untuk membasmi sel-sel organisasi teroris Hamas yang beroperasi di Yudea dan Samaria. Mereka hendak melakukan serangan teror.” Nama Yudea dan Samaria itu adalah sebutan Alkitab untuk wilayah yang sekarang dikenal sebagai Tepi Barat.
”Empat anggota Hamas tewas dan beberapa lainnya ditangkap dalam operasi tadi malam,” kata Shefler merujuk operasi militer Israel yang digelar pada Minggu (26/9/2021) dini hari.
Belakangan, menurut Kementerian Kesehatan Palestina, lima warga Palestina tewas tanpa menyebutkan apakah mereka anggota Hamas atau bukan. Layanan ambulans organisasi Bulan Sabit Merah Palestina menambahkan, lima warga Palestina lainnya terluka.
Bulan lalu, pasukan Israel bentrok dengan warga Palestina bersenjata dalam serangan larut malam di Jenin. Serangan saat itu menewaskan empat warga Palestina. Beberapa bulan terakhir telah terjadi peningkatan kekerasan di Tepi Barat. Lebih dari dua lusin warga Palestina tewas.
Bentrokan terakhir terjadi pada Minggu ini, sepekan setelah Israel menangkap kembali enam buron Palestina yang kabur dari penjara superketat dan berada dalam pelarian selama lebih dari seminggu. Beberapa buron berasal dari Jenin. Dua orang di antaranya ditangkap di sana setelah perburuan yang luas.
Israel merebut Tepi Barat dalam perang Arab-Israel tahun 1967. Dalam beberapa dekade sejak itu, mereka telah mendirikan puluhan permukiman Yahudi dengan menampung hampir 500.000 pemukim baru.
Palestina menjadikan Tepi Barat sebagai bagian dari negara masa depan mereka, dengan Jerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Palestina memandang keberadaan permukiman Yahudi tersebut sebagai hambatan utama untuk menyelesaikan konflik dengan israel. (AFP/AP/REUTERS)