Permasalahan Meng dengan Washington terjadi ketika ia dituduh melakukan penipuan. Adapun Kanada bagaikan pelanduk yang terjebak di antara dua gajah yang berseteru.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·3 menit baca
OTTAWA, SABTU — Meng Wanzhou (49), Direktur Keuangan Huawei sekaligus anak perempuan pendiri perusahaan itu, Ren Zhengfei, dibebaskan oleh Pemerintah Kanada setelah 3 tahun menjalani tahanan rumah. Sebagai gantinya, China turut membebaskan dua warga Kanada yang dipenjara sejak tahun 2018.
Keputusan ini diumumkan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Jumat (24/9/2021) waktu setempat atau Sabtu (25/9) WIB. Kasus Meng yang dijuluki ”Putri Huawei” ini adalah tarik-menarik kekuatan antara Washington di bawah kepemimpinan Presiden Amerika Serikat 2017-2021 Donald Trump dan Beijing. Adapun Kanada bagaikan pelanduk yang terjebak di antara dua gajah yang berseteru.
”Kami menyambut kepulangan Michael Spavor dan Michael Kovrig, dua warga Kanada yang selama 1.000 hari ini menunjukkan ketabahan luar biasa menjalani cobaan. Terima kasih pula kepada Pemerintah China yang membebaskan warga kami,” ujar Trudeau.
Permasalahan Meng dengan Washington terjadi ketika ia dituduh melakukan penipuan. AS dan Uni Eropa memberlakukan embargo ekonomi terhadap Iran karena mengembangkan persenjataan nuklir. Huawei, melalui anak perusahaan yang bernama Skycom di Hong Kong, secara diam-diam mengekspor produk-produk AS ke Iran.
Departemen Kehakiman AS kemudian mengeluarkan surat penangkapan atas Meng. Ia ditangkap ketika berada di Bandara Vancouver, Kanada, pada 1 Desember 2018. Trump berusaha mengekstradisi Meng ke AS. Akan tetapi, melalui pengacaranya, Meng menantang keabsahan pasal ekstradisi itu. Akibatnya, sejak tahun 2018 Meng menjalani tahanan rumah di sebuah griya tawang mewah di Vancouver.
Meng juga menuduh Trump berusaha menjadikannya pion untuk mencapai kesepakatan dengan Pemerintah China. Pasalnya, dalam sebuah wawancara tahun 2018, Trump mengaku mau mengintervensi proses hukum Meng jika ada kepastian bisa membuat China menuruti kemauan AS di sektor keamanan.
Tidak sampai sepekan setelah penangkapan Meng, aparat penegak hukum China menangkap Michael Kovrig, seorang mantan diplomat Kanada. Saat itu, ia bekerja untuk International Crisis Group. Kovrig ditahan dengan tuduhan memata-matai Pemerintah China.
Beberapa hari kemudian, seorang pengusaha bernama Michael Spavor juga ikut ditahan Beijing. Spavor adalah pengusaha yang dekat dengan Korea Utara. Namanya menjadi terkenal karena ia berhasil mengajak bintang bola basket Dennis Rodman dan sejumlah atlet basket bertemu dengan Kim Jong Un. Dunia internasional menuduh Beijing beradu sandera dengan AS dan Kanada.
Sejak Joe Biden terpilih menjadi Presiden AS, publik bertanya-tanya soal kelanjutan kasus Meng. Selama ini, Biden tidak menunjukkan tanda-tanda akan berusaha mengekstradisi Meng ke AS.
Dalam pidatonya di Sidang Ke-76 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, ia mengutarakan tidak berminat menciptakan Perang Dingin yang baru. Di dalam forum yang sama, Presiden China Xi Jinping mengatakan bahwa segala jenis permasalahan semestinya diselesaikan dengan perundingan, bukan konflik.
Departemen Kehakiman AS akhirnya mengeluarkan keputusan akan menghapus tuduhan penipuan atas Meng per Desember 2022 dan menghapus ekstradisi. Syaratnya, Meng tidak boleh menggugat balik bukti-bukti yang dimiliki oleh Pemerintah AS.
”Tiga tahun ini adalah pelajaran berharga bagi saya. Terima kasih kepada Kanada yang banyak membantu saya dan keluarga. Maaf apabila kami merepotkan warga Kanada,” kata Meng sebelum menaiki pesawat Air China menuju Shenzhen, kota tempat markas Huawei berada. (AP/AFP)