Anjing menjadi terkenal dalam politik Amerika Serikat setelah pidato Senator Richard Nixon, 23 September 1952. Pidato yang dikenal sebagai Pidato Checkers dirayakan menjadi Hari Anjing Politik atau Dogs in Politics Day.
Oleh
ALBERTUS SUBUR TJAHJONO
·5 menit baca
Tanggal 23 September dirayakan oleh para penyayang anjing di Amerika Serikat sebagai Hari Anjing Politik (Dogs in Politics Day). Anjing menjadi terkenal dalam politik karena pidato Senator Richard Nixon pada 23 September 1952. Dalam pidatonya itu, Nixon mengumumkan dirinya maju menjadi calon wakil presiden Amerika Serikat.
Pidato tersebut disaksikan oleh jutaan pemirsa televisi saat itu dan kini masih dapat dinikmati di Youtube. Dalam pidato sekitar 30 menit itu, Nixon menjawab panjang lebar atas tuduhan penggunaan uang yang tidak wajar dalam kampanyenya menjelang pemilihan umum Amerika Serikat pada 4 November 1952.
Ia menjelaskan jumlah hartanya, dari mana ia memperoleh uang, seberapa besar utangnya, serta pemberian yang diterimanya, termasuk seekor anjing. Pada bagian tengah pidatonya tentang pemberian anjing, Nixon menceritakan, ada seorang pria di Texas mendengar lewat radio bahwa istri Nixon, Pat Nixon, memberi tahu bahwa kedua anak mereka ingin memiliki anjing.
Nixon menjelaskan, sehari sebelum mereka pergi dalam perjalanan kampanye, mereka mendapat pesan dari Union Station di Baltimore yang mengatakan bahwa mereka memiliki paket untuk keluarga Nixon. Mereka turun mengambil paket tersebut.
”Anda tahu itu apa? Seekor anjing cocker spaniel kecil dalam kotak yang dia kirim jauh-jauh dari Texas, berbintik hitam putih, dan gadis kecil kami, Trisha yang berusia enam tahun, menamakannya Checkers. Anda tahu anak-anak suka anjing, dan terlepas dari apa yang mereka katakan tentang itu, kami akan mempertahankannya,” tutur Nixon.
Pidato calon wakil presiden (wapres) dari Partai Republik itu akhirnya dikenal sebagai Pidato Checkers, menggunakan nama anjing yang disebut Nixon. Pada Pemilu 1952 itu, Nixon berpasangan dengan calon presiden, Dwight D Eisenhower. Pasangan tersebut akhirnya memenangi pemilu tersebut mengalahkan saingannya dari Partai Demokrat, pasangan Adlai Stevenson-John Sparkman.
Sejak itu, anjing-anjing peliharaan presiden atau wapres AS menjadi pemberitaan media massa. Harian Kompas, 20 Januari 1968, memberitakan anjing Presiden Lyndon B Johnson bernama Yuki yang selalu ikut dalam kegiatan resminya, termasuk saat menandatangani rancangan undang-undang. Yuki adalah anjing ras campuran.
Ketika maju menjadi calon presiden, Richard Nixon menjadi liputan media massa, termasuk harian Kompas, 21 Agustus 1968. Nixon diberitakan berkunjung ke peternakan Presiden Johnson (1963-1969), pesaingnya di pemilu AS. Saat Nixon pamit pulang dan naik helikopter, Yuki ikut naik.
Sambil mengambil Yuki, Johnson berkomentar sambil bergurau, ”Ketahuan sekarang bahwa Anda mengincar jabatanku. Sekarang sudah naik helikopter saya, kemudian juga anjingku mau diambil.”
Richard Nixon memenangi pemilu 1968 dan menjadi Presiden AS, menggantikan Lyndon B Johnson. Nixon menjadi presiden pada 1969-1974.
Anjing Presiden Gerald Ford (1974-1977), pengganti Richard Nixon, berjenis golden retriever betina bernama Liberty. Harian Kompas edisi 21 Oktober 1975 memberitakan kelahiran anak Liberty yang terdiri dari lima jantan dan empat betina. Keluarga Ford memberikan enam anak anjing kepada sejumlah staf presiden dan tiga ekor sisanya dijual untuk menutup biaya perawatan. Harga anak anjing Presiden Ford saat itu 300 dollar AS per ekor.
Stempel telapak kaki
Tahun berikutnya, Liberty masih menjadi berita. Harian Kompas edisi 25 Maret 1976 memberitakan warga AS meminta tanda tangan Liberty. Kantor Presiden sampai membuat stempel khusus dari telapak kaki Liberty untuk melayani permintaan warga AS tersebut.
Anjing presiden yang menjadi berita berikutnya adalah anjing Presiden George Bush (1989-1993) yang berjenis english springer spaniel. Anjing George Bush dan istrinya, Barbara, bernama Mildred ”Millie” Kerr. Kerr melahirkan enam anak. Barbara bertindak selaku bidan dalam persalinan yang berlangsung selama lima jam sejak Jumat malam hingga Sabtu pagi, 18 Maret 1989.
”Keadaan induk, anak-anaknya, dan sang bidan baik-baik saja,” kata Anna Perez, juru bicara Gedung Putih, seperti dikutip harian Kompas, Senin, 20 Maret 1989.
Presiden AS Bill Clinton (1993-2001) sampai heran akan adanya perhatian besar publik pada anjing barunya. Ia pun memperhatikan saran masyarakat atas nama yang akan diberikan pada anjing labrador berusia tiga bulan, berwarna coklat abu-abu.
Juru bicara Gedung Putih, Joe Lockhart, seperti dikutip harian Kompas, 15 dan 19 Desember1997, mengemukakan bahwa Clinton telah memintanya menghimpun nama untuk anjingnya. Gedung Putih dan sejumlah jaringan internet telah dibanjiri usulan nama, mulai dari Chief, Bubba, Fido, Donor, hingga Waffle.
Setelah ribuan saran mengalir, Presiden Bill Clinton akhirnya menamai anjingnya Buddy. ”Saya menamai anjing itu sesuai dengan nama paman yang meninggal awal tahun. Saya memanggilnya Buddy,” kata Clinton.
Clinton juga mengungkapkan bahwa kucingnya, Socks, sedikit sulit menyesuaikan diri dengan Buddy di Gedung Putih itu. ”Socks agak takut padanya. Kemarin ia melompat ke bahu saya sehingga keduanya terpisah,” ujarnya.
Seperti Lyndon B Johnson, Clinton membuat analogi bernada politis ketika mengomentari hewan peliharaannya. Menurut Clinton, mungkin dibutuhkan sedikit waktu untuk mengatur perdamaian antara Buddy dan Socks. ”Mirip perdamaian di Irlandia atau Timur Tengah,” katanya.
Perhatian warga AS terhadap Buddy terus berlanjut, seperti diberitakan harian Kompas edisi 13 Maret 1998. Aktris AS, Doris Day, yang menjadi aktivis kesejahteraan hewan, mendorong pengendalian populasi anjing.
Nasib anjing Clinton
Dokter Gedung Putih, E Connie Mariano, mengungkap berita tentang nasib Buddy yang telah berusia enam bulan itu dalam suratnya pada aktris Doris Day. Dalam suratnya, Doris Day mendesak Bill Clinton memberi contoh pada para pemilik hewan peliharaan.
”Presiden meminta saya memberi tahu Anda (pers) bahwa sejalan nasihat dokter hewannya, keluarga itu merencanakan pengebirian Buddy,” kata Mariano.
Buddy adalah anjing politik AS yang paling banyak diberitakan pers AS, bahkan kematiannya pun diliput walaupun Bill Clinton sudah tidak menjabat presiden. Harian Kompas edisi 5 Januari 2002 memberitakan, hubungan Buddy dan Clinton terpaksa berakhir setelah anjing itu tewas tergilas mobil di dekat rumah keluarga Clinton.
Menurut petugas polisi New Castle, Bruce Cathie, Buddy tanpa disengaja ditabrak mobil di jalan raya ramai dekat rumah kediaman Clinton. Juru bicara Clinton, Julia Payne, mengatakan bahwa, baik mantan presiden maupun istrinya, Senator Hillary Rodham Clinton, tidak ada di rumah ketika itu.
”Kami sangat sedih dengan kematian Buddy. Ia teman setia dan memberi kami banyak kegembiraan. Kami benar-benar kehilangan,” demikian komentar keluarga Clinton dalam siaran pers yang disampaikan Payne.
Anjing para presiden AS setelah Bill Clinton tidak banyak diberitakan, setidaknya di harian Kompas.