Perpecahan AS-Eropa Meruncing Jelang Pembukaan Sidang Majelis Umum PBB
Sesi debat umum dalam Sidang Majelis Umum PBB, di Markas Besar PBB, New York, AS, dimulai pada Selasa (21/9/2021). Namun, perseteruan AS-Eropa pascapembentukan aliansi militer AUKUS menyedot perhatian banyak pihak.
Oleh
kris mada
·4 menit baca
NEW YORK, SELASA — Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa bakal menjadi tempat terbaru untuk menampakkan perpecahan Uni Eropa dengan Amerika Serikat. Uni Eropa menunjukkan dukungan ke Perancis dalam perselisihan yang dipicu aliansi militer Australia, Amerika Serikat, dan Inggris atau AUKUS.
Sidang itu juga akan menjadi ajang perdana Presiden Amerika Serikat Joe Biden meyakinkan para sekutu dan mitra Washington. Sesi debat umum, yang diisi dengan pidato para kepala negara atau pejabat tinggi negara anggota PBB, dimulai di Markas Besar PBB, New York, AS, Selasa (21/9/2021) waktu setempat.
Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan, perlakuan terhadap Perancis tidak bisa diterima. Banyak pertanyaan harus dijawab setelah aliansi bernama AUKUS itu diumumkan. ”Kami ingin tahu mengapa itu bisa terjadi. Harus ada klarifikasi sebelum semua kembali seperti semula,” ujarnya, Senin (20/9) siang waktu Washington atau Selasa dini hari WIB.
Von der Leyen berada di AS untuk menghadiri Sidang Majelis Umum PBB. Sejumlah diplomat Eropa juga sudah hadir di AS untuk menghadiri agenda yang sama. Di sela rangkaian sidang, mereka akan membahas dampak AUKUS terhadap kerja sama Eropa dengan AS dan Australia.
Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Yves Le Drian tidak menampik bahwa Paris meminta mitranya di EU membahas aliansi Eropa dengan pihak lain. ”Eropa harus membangun multilateralisme berlandaskan niat baik,” katanya.
Perancis menjadi anggota UE yang paling terdampak oleh AUKUS. Paris tidak menutupi kemarahannya kepada aliansi itu. Salah satu kesepakatan AUKUS adalah AS-Inggris membantu Australia memiliki sedikitnya delapan kapal selam bertenaga nuklir. Kesepakatan itu membuat kontrak penjualan 12 kapal selam diesel dari Perancis ke Australia batal. Paris marah besar dan sudah menarik duta besarnya dari Canberra dan Washington.
Von der Leyen mengatakan, manuver AUKUS menambah kebingungan UE kepada AS. Sebelum ini, Brussels mempertanyakan Washington soal kebijakan vaksin Covid-19 dan Afghanistan. Kala UE kesulitan mendapatkan vaksin, Washington berkeras melarang ekspor vaksin buatan AS. Larangan berlaku untuk UE yang sudah puluhan tahun bersekutu dengan AS.
Kantor Pusat Kebijakan Luar Negeri dan Pertahanan UE juga menunjukkan dukungan kepada Perancis. Dalam pernyataan pada Senin, UE disebut akan mempertanyakan fakta UE tidak diajak bicara sebelum AUKUS diumumkan. Apalagi, AUKUS tidak melibatkan UE yang salah satu anggotanya mempunyai wilayah dan tentara di Pasifik.
Adapun Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengaku tidak paham dengan manuver AUKUS. Manuver semakin menambah kebingungan Brussels kepada makna ”Amerika Kembali” yang digaungkan Biden. ”Kembali ke mana?” ucapnya.
UE sulit memahami AUKUS apabila alasannya untuk mengadang China. Aliansi itu malah melemahkan persekutuan AS dengan Eropa.
Pertemuan batal
Michel juga mengakui, ada desakan untuk membatalkan pertemuan pejabat AS-EU pada akhir September 2021. Pertemuan itu untuk membahas kerja sama perdagangan dan teknologi Brussels-Washington.
Selain pertemuan itu, ada perundingan dagang UE-Australia yang juga terancam kelanjutannya. Perancis secara terbuka menunjukkan keengganan melanjutkan perundingan itu setelah pengumuman AUKUS. Tanpa dukungan Paris, sulit bagi Brussels melanjutkan perundingan dagang yang sangat diharapkan Australia itu. Juru bicara Von der Leyen, Eric Mamer, mengakui bahwa UE sedang menganalisis dampak AUKUS terhadap perundingan dagang UE-Australia.
Adapun Le Drian menyatakan tidak akan menemui Menlu Australia Marise Payne di sela sidang MU PBB. Padahal, pertemuan itu sudah diagendakan jauh-jauh hari. Le Drian juga tidak mengagendakan pertemuan dengan Menlu AS Antony Blinken. Meski demikian, ia tidak menampik bisa saja berpapasan dengan Blinken di lorong-lorong gedung Sekretariat Jenderal PBB di New York.
Dalam beberapa hari terakhir, Le Drian secara terbuka menyebut AS dan Australia sebagai pengkhianat. AUKUS disebutnya melanggar semua prinsip persekutuan ratusan tahun antara Perancis dan AS. ”Bersekutu berarti saling percaya, saling terbuka, tidak menutupi,” ujarnya.
Presiden Perancis Emmanuel Macron juga dipastikan tidak akan menemui Biden. Macron tidak hadir di Sidang Majelis Umum PBB. Biden disebut berusaha menghubungi Macron. Gedung Putih menyatakan, Biden tidak sabar menanti untuk menelepon Macron. Diumumkan bahwa sejak Minggu sampai sekarang belum ada kejelasan kapan Macron berkenan menerima telepon Biden.
Selain menelepon Macron, agenda Biden pekan ini adalah hadir pada Sidang Majelis Umum PBB. Biden akan membahas sejumlah hal, mulai dari perubahan iklim sampai isu keamanan.
Hal tidak kalah penting Biden adalah berusaha meyakinkan para mitra dan sekutu AS. AUKUS, Afghanistan, dan vaksin Covid-19 adalah sebagian isu yang menggoyahkan kepercayaan para sekutu dan mitra AS kepada Washington. (AFP/REUTERS)