Digelar, Pengadilan Sipil Pertama dalam Kasus Penyebaran Covid-19
Wabah Covid-19 di Ischgl dianggap sebagai salah satu peristiwa yang masuk klasifikasi penyebaran cepat paling awal di Eropa. Ratusan warga Austria dan ribuan turis asing terpapar Covid-19 pada Maret 2020.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
VIENNA, JUMAT — Sebuah pengadilan sipil dibuka di Austria pada Jumat (17/9/2021) menggungat penanganan pemerintah terhadap wabah pandemi di kawasan resor ski Ischgl yang populer yang menyebabkan ribuan orang terinfeksi pada Maret 2020. Ini menjadi sebuah pengadilan sipil pertama dalam kasus spesifik berlatar belakang pandemi Covid-19.
Wabah Covid-19 di Ischgl dianggap sebagai salah satu peristiwa yang masuk klasifikasi penyebaran cepat paling awal di Eropa. Ischgl adalah kawasan yang kondang disebut sebagai Ibiza-nya Pegunungan Alpen. Ibiza adalah pulau di Spanyol yang kondang sebagai kawasan wisata di Eropa.
Gugatan perdata atas kasus di Ischgl ini diajukan oleh istri dan putra mendiang Hannes Schopf. Schopf meninggal karena tertular Covid-19 dalam usia 72 tahun pada 2020. Dia tertular Covid-19 di tengah liburannya di Ischgl. Gugatan keluarga Schopf adalah satu dari sedikitnya 15 tuntutan hukum dalam gugatan yang ditujukan kepada pemerintah karena dianggap salah dan teledor atas keselamatan warganya. Gugatan-gugatan itu serupa dengan gugatan yang diajukan keluarga Schopf, selain kasus penyebaran Covid-19 di sejumlah resor wisata di Provinsi Tryrol, Austria. Ratusan warga Austria dan ribuan turis asing mengatakan mereka juga terinfeksi ketika virus korona tipe baru tersebar di bar-bar.
Keluarga Schopf menuntut kompensasi senilai 100.000 euro dari pemerintah. Kasus tuntutan itu turut didukung Asosiasi Perlindungan Konsumen Austria. Asosiasi itu mengatakan terbuka untuk penyelesaian dengan cara negosiasi. Pengacara keluarga Schopf, Alexander Klauser, menyatakan punya bukti panjang kegagalan pemerintah yang mengakibatkan celaka warga, termasuk keluarga Schopf.
Schopf mengutip sebuah laporan oleh komisi ahli independen pada Oktober lalu. Laporan itu mengklaim adanya peringatan pertama yang dikeluarkan pada 5 Maret oleh Pemerintah Eslandia.
Schopf mengutip sebuah laporan oleh komisi ahli independen Oktober lalu. Laporan itu mengklaim adanya peringatan pertama yang dikeluarkan pada 5 Maret oleh Pemerintah Islandia. Isinya ada warga negara Islandia yang kembali dari Ischgl tertular Covid-19. Tanda-tanda peringatan juga diabaikan otoritas Austria. Namun, komisi itu tidak menemukan bukti bahwa tekanan politik atau bisnis berperan dalam keputusan tersebut.
”Pada 8 Maret jelas ditetapkan bahwa turis di Ischgl telah tertular virus, tetapi reaksinya terlalu lemah, terlalu lambat, dan terlambat,” keluh Klauser, seperti dikutip Euronews.
Gugatan itu juga mengklaim bahwa cara karantina atau penutupan wilayah yang diberlakukan di resor beberapa hari kemudian oleh Kanselir Austria Sebastian Kurz justru memicu bencana. Istri mendiang Schopf mengklaim bahwa suaminya tertular virus korona baru selama evakuasi yang kacau. Dalam klaim keluarga Schopf, mendiang justru tertular Covid-19 ketika dia dipaksa harus berada bersama turis lain yang sudah membawa Covid-19.
Menurut Asosiasi Perlindungan Konsumen Austria, terdapat 6.000 orang yang mengaku tertular Covid-19 di Ischgl dan sekitarnya. Sebanyak 5 persen dari kasus itu mengaku mengalami gejala Covid-19 yang berkepanjangan atau long covid. Termasuk di antaranya gejala sakit kepala, gangguan tidur, dan sesak napas.
Sebanyak 32 orang tewas akibat penyakit itu dalam gelombang serangan pertama. Kantor Kejaksaan Federal Austria, yang mewakili negara bagian, mengatakan tidak akan mengomentari proses yang tengah berlangsung di pengadilan.
”Republik Austria harus menerima dan melaksanakan tanggung jawabnya,” kata Klauser, seraya menambahkan bahwa penolakan oleh otoritas sejauh ini memperpanjang penderitaan keluarga para korban.
Pihak berwenang di Provinsi Tyrol mengatakan telah merespons dengan tepat atas aneka kejadian saat itu. Otoritas di Tyrol pun kemudian mengungkapkan berbagai langkah yang mereka ambil dengan mempertimbangkan temuan-temuan di lapangan. Mereka tidak menyangkal soal temuan kasus Covid-19 di kawasan wisatanya.
Kasus pertama di Ischgl terdeteksi pada 7 Maret 2020, hanya beberapa hari setelah Eslandia mengatakan bahwa turis telah terinfeksi di sana. Kala itu tepat 11 hari setelah infeksi pertama Covid-19 di Austria dikonfirmasi. Badan kesehatan masyarakat Austria sejak saat itu mengatakan yakin Covid-19 telah ada di Ischgl jauh lebih awal, yakni pada 5 Februari 2020 atau hampir sebulan sebelumnya. (AP/AFP/REUTERS)