Dari Wuhan hingga Kabul, Pandemi Tak Surutkan Kehadiran Negara untuk Lindungi WNI
Pada masa pandemi Covid-19, negara tetap berupaya hadir untuk setiap warganya, termasuk mereka yang berada di luar negeri. Kehadiran itu merupakan bagian dari upaya negara melindungai warga.
Oleh
B Josie Susilo Hardianto
·4 menit baca
Pandemi Covid-19 kini masih menjadi ancaman di seluruh dunia. Setiap negara, termasuk Indonesia, berupaya keras menahan laju penularan Covid-19 sebagai langkah untuk melindungi warga negara mereka.
Upaya itu dilakukan sejak wabah Covid-19 muncul di Wuhan, China, akhir tahun 2019. Kebijakan ketat, seperti penerapan pembatasan wilayah dan sosial hingga penerapan protokol kesehatan, diambil banyak otoritas.
”Komunikasi dengan banyak pihak kami lakukan, termasuk dengan PPI di Wuhan untuk memastikan kondisi mereka,” kata Duta Besar Republik Indonesia di Beijing Djauhari Oratmangun dalam pembukaan Pameran Virtual #NegaraMelindungi yang digelar secara daring, Kamis (16/9/2021), di Jakarta.
Menceritakan situasi awal 2020 itu, Djauhari mengatakan, sulit untuk mencapai Wuhan karena kota itu ditutup. Meskipun demikian, KBRI Beijing tetap berupaya membantu warga Indonesia di Wuhan—sebagian adalah mahasiswa—untuk mendapatkan dukungan. Selain mendata WNI di Wuhan, KBRI juga mengirim vitamin, obat-obatan, dan masker. Untuk mendukung operasi itu, KBRI Beijing mendirikan pos di kota Changsa yang berjarak lebih kurang 5 jam perjalanan darat dari Wuhan.
Dukungan itu menguatkan WNI di Wuhan, salah satunya Hilya Millah. Hilya mengatakan, selama pemerintah Wuhan menerapkan lockdown, dirinya menghabiskan banyak waktu di apartemennya. Ia mengaku sempat panik karena banyaknya berita palsu yang beredar—dari Tanah Air—yang menyebutkan banyak orang berjatuhan di pinggir jalan. ”Sempat stress dan down karena hoaks,” kata Hilya.
Saat ia dievakuasi oleh tim dari KBRI, Hilya akhirnya tahu kondisi Wuhan. Jalanan memang sepi, tetapi tidak sehoror yang diberitakan.
Beragam foto dan video yang merekam upaya perwakilan RI di seluruh dunia itu kini dipamerkan di melalui situs resmi Kementerian Luar Negeri.
Pameran virtual itu, menurut Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Teuku Faizasyah, bertujuan menyajikan rekam jejak perlindungan WNI di luar negeri sejak pandemi melanda dunia. ”Ada 75 foto dan video yang ditampilkan dalam pameran virtual ini,” kata Faizasyah.
Berlanjut
Selain beragam kisah yang ada dalam pameran itu, hingga saat ini upaya perlindungan itu terus dilakukan. Salah satunya adalah dukungan KJRI Mumbai kepada awak kapal Mt Galunggung yang tengah mengemban misi mengambil pasokan bahan minyak dari Sikka di Gujarat, India.
Dalam catatan KJRI Mumbai, kapal yang diawaki Kapten Yertos itu mulai meninggalkan Tuban, Jawa Timur, pada 28 Juli 2021. Kapal angkut minyak yang dioperasikan Pertamina itu diawaki 28 ABK. Sebelum berangkat menuju Sikka, semua awak telah menjalani tes PCR dengan hasil negatif. Namun, di tengah perjalanan, salah satu juru masak kapal, yaitu AR, pada 4 Agustus 2021 mengeluh demam, batuk, dan sesak napas.
Kepada staf KJRI Mumbai, Kapten Yertos mengatakan, sebelum memasuki Sikka, kondisi AS sempat membaik. Akan tetapi, pada petang hari, ketika kapal mulai memasuki Pelabuhan Sikka pada 9 Agustus 2021, AR ditemukan meninggal dunia.
Kondisi itu segera dilaporkan ke otoritas Jamnaggar, Gujarat, dan KJRI Mumbai oleh agen penyelia India GAC Shipping (India). Koordinasi segera dilakukan oleh para pihak, termasuk dengan Department of Health Jamnaggar, guna memastikan terpenuhinya akses kesehatan bagi semua awak kapal Mt Galunggung serta akses pemulasaraan jenazah bagi AR.
Dalam proses pemeriksaan oleh otoritas kesehatan setempat, AR terindikasi Covid-19, sedangkan 19 dari total 29 kru kapal MT Galunggung juga terindikasi positif Covid-19. Sebanyak 8 dari 19 ABK yang terindikasi positif Covid-19 mendapatkan perawatan intensif di GG Hospital, Gujarat. Sementara itu, sebagai langkah mitigasi di tengah pandemi, jenazah AR—setelah mendapat persetujuan dari keluarga—dimakamkan di kompleks pemakaman Islam Hazrat Pir Baba Noor Sha Wali Dargah di dalam wilayah Masjid Achasab Vali Baba Kabristan, Sikka, Gujarat, pada 9 Agustus 2021.
Awak kapal lainnya kemudian menjalani isolasi mandiri di dalam MT Galunggung dengan dukungan telemedicine dan bantuan vitamin serta logistik. Setelah menjalani masa isolasi mandiri, pada tanggal 2 September 2021 dan tes, semua kru dinyatakan negatif. Pada 11 September 2021, MT Galunggung kembali bertolak ke Tanah Air.
Keniscayaan
Sebagaimana dikatakan oleh Dirjen Protokol dan Konsuler Andi Rachmianto, tak hanya pada masa pandemi, dukungan dan perlindungan WNI itu adalah keniscayaan. Dukungan tersebut merupakan bagian dari upaya negara melindungi warga negaranya.
”Ini bukan misi eksklusif Kementerian Luar Negeri, tetapi tugas bersama semua elemen bangsa,” kata Andi yang turut hadir dalam pembukaan pameran virtual itu.
Saat ini ada lebih dari 3,1 juta WNI di luar negeri. Selama masa pandemi, ada sekitar 54.000 kasus terkait dengan keberadaan WNI itu. Kasus-kasus itu, antara lain, adalah pemutusan hubungan kerja dan ribuan ABK terdampar di sejumlah negara karena penutupan wilayah. Namun, atas upaya bersama, sebanyak 80 persen kasus itu berhasil diselesaikan.
Menurut Andi, selama masa pandemi, Pemerintah Indonesia berhasil membantu pemulangan lebih dari 27.000 ABK dan merepatriasi lebih dari 180.000 pekerja migran—sebagian besar dari Malaysia. Yang terakhir adalah evakuasi 26 WNI dari Kabul, Afghanistan.
Di mana pun warga negara Indonesia berada, negara berupaya hadir untuk melindungi….