AS Wajibkan Vaksinasi Covid-19 dan Pelacakan Kontak bagi Pendatang Asing
Untuk menggerakkan industri pariwisata, Pemerintah Amerika Serikat akan kembali membuka penerbangan internasional dari beragam negara. Salah satu syarat yang diterapkan adalah para pendatang harus telah divaksin lengkap.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·3 menit baca
WASHINGTON, KAMIS — Pemerintah Amerika Serikat bermaksud membuka kembali penerbangan internasional guna menggenjot industri pariwisata. Oleh sebab itu, semua warga negara asing yang hendak menginjakkan kaki di AS harus sudah menerima vaksinasi Covid-19 dosis lengkap. Kepada mereka juga akan dilakukan pelacakan kontak guna memantau kegiatan mereka selama di AS.
”Ini pelonggaran bertahap, tentunya dengan berbagai model perlindungan untuk memastikan keamanan bagi para penumpang pesawat, awak maskapai, dan rakyat AS,” kata Koordinator Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Gedung Putih Jeffrey Zients, di Washington, Rabu (15/9/2021).
AS sejauh ini melarang kedatangan warga asing yang dalam 14 hari terakhir berada di Inggris, 26 negara Eropa yang masuk ke dalam visa Schengen, Irlandia, India, China, Meksiko, dan Kanada. Sejumlah pihak mengkritik pelarangan ini dengan alasan beberapa negara yang masuk dalam daftar merah AS sejatinya telah melakukan penanganan pandemi Covid-19, bahkan lebih efektif dibandingkan yang dilakukan AS.
AS kemudian memutuskan mewajibkan semua warga negara asing yang hendak masuk wilayah mereka telah menerima dosis vaksin Covid-19 lengkap. Dalam beberapa waktu ke depan, akan ada pengumuman mengenai daftar vaksin Covid-19 yang diakui oleh AS. Belum jelas apabila daftar ini akan mengikuti izin pemakaian darurat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) atau hanya dari keputusan AS sepihak.
Zients menuturkan, begitu mendarat di AS, para penumpang asing itu kemudian akan mendaftar untuk pelacakan kontak. Ini dilakukan di bawah pantauan Pusat Pengendalian Penyakit dan Wabah (CDC) agar lembaga ini bisa mengetahui para warga negara asing itu bertemu dengan siapa saja selama di AS.
”Kami paham ada pihak yang merasa ini pelanggaran privasi, tetapi ini untuk berjaga-jaga. Jika ada yang tertular Covid-19, kami bisa memastikan semua kontak terlacak dan bisa diobati,” tutur Zients.
Dalam wawancara dengan CNN, imunolog sekaligus penasehat kesehatan Gedung Putih, Anthony Fauci, mengusulkan agar semua penumpang pesawat, baik untuk perjalanan internasional maupun domestik, wajib divaksin. Alasannya karena penerbangan memaksa penumpang dan awak berada di ruang tertutup selama beberapa jam. Langkah yang paling ampuh untuk mengurangi risiko penularan virus korona selain memakai masker ialah dengan memastikan semua orang di dalam pesawat sudah divaksin. Jika pun tertular, efeknya tidak parah.
Sementara itu, Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo melakukan pertemuan dengan berbagai perwakilan korporasi, termasuk yang bergerak di industri pariwisata. Ia memuji perusahaan-perusahaan dengan jumlah karyawan di atas 100 orang telah sukarela mengikuti program vaksinasi. Semakin terlindungi para pekerja, semakin cepat AS bisa mengejar ketertinggalan produktivitas.
Ia juga berdialog dengan para pelaku usaha pariwisata. Beberapa menolak menerapkan kewajiban vaksinasi bagi penumpang atau tamu hotel mereka. Umumnya para pelaku usaha ini takut kehilangan pelanggan, terutama yang berada di wilayah dengan mayoritas warga sengaja menolak divaksin.
”Mari kita lihat contoh di industri kapal pesiar. Tahun lalu, perusahaan-perusahaan pesiar nyaris bangkrut karena kapal menjadi tempat penularan Covid-19 berskala besar. Sekarang, dengan adanya kewajiban calon penumpang harus sudah divaksin, industri kapal pesiar kita sudah bangkit dan banyak diminati,” tutur Raimondo.
Sektor penerbangan masih skeptis dengan aturan ini. Ketua Asosiasi Perjalanan AS (US Travel Association) Tori Emerson Barnes mengaku keberatan dengan kewajiban vaksinasi bagi penumpang pesawat. Ia berpendapat, ini secara spesifik menyasar industri penerbangan. Pasalnya, penumpang bus dan kereta tidak dikenai kewajiban yang sama. Barnes khawatir adanya aturan ini membuat orang-orang tidak mau lagi naik pesawat ketika harus bepergian di dalam negeri.
”Penerbangan domestik memiliki mayoritas penumpang keluarga. Jika semua wajib divaksin, nanti penumpang dengan anak kecil tidak bisa naik pesawat. Selama ini, maskapai penerbangan selalu menerapkan protokol kesehatan yang ketat di pesawat. Sudah ada beberapa kasus penumpang yang menolak memakai masker dilarang terbang atau dikenai denda berat dari pemerintah federal,” ucapnya. (AP/REUTERS)