Israel Tawarkan Pendekatan Baru untuk Akhiri Ketegangan dengan Hamas
Menlu Israel menawarkan perbaikan kondisi kehidupan mencakup infrastruktur dan tunjangan pekerjaan untuk Gaza. Sebagai imbalan, Hamas diminta memilih jalan damai dan menghentikan serangan.
Oleh
Pascal S Bin Saju
·4 menit baca
TEL AVIV, SENIN — Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid mengusulkan pendekatan baru untuk mengakhiri ketegangan dengan Hamas di Jalur Gaza. Dia menawarkan perbaikan kondisi kehidupan, yang mencakup infrastruktur dan tunjangan pekerjaan, dengan imbalan Hamas memilih jalan damai dan menghentikan serangan.
Dalam pidatonya di Universitas Reichman, Herzliya, sebuah distrik di Tel Aviv utara, Minggu (12/9/2021), Lapid mengatakan, pendekatan itu untuk merespons alasan Hamas menyerang Israel. Katanya, persoalan kemiskinan, pengangguran, dan kehidupan tanpa harapan adalah kenyataan yang dilihat Hamas di Gaza dan menjadi alasan menyerang Israel.
Kampanye kekerasan Hamas terhadap Israel, seperti dilaporkan kantor berita AFP. ”Mengapa mereka hidup dalam kondisi kemiskinan, kelangkaan (kebutuhan pokok), kekerasan, dan pengangguran yang tinggi, tanpa harapan,” kata Lapid.
Menurut Lapid, kebijakan yang ditempuh Israel sejak dahulu hingga sekarang tidak mengubah situasi secara substansial. ”Sekarang, mari kita mengubah arah itu,” ujar Lapid, seperti dikutip Associated Press.
Dengan perubahan kebijakan atau pendekatan baru itu, Lapid mengatakan, putaran kekerasan demi kekerasan antara keduanya diharapkan berakhir. Proposal yang disampaikan Lapid itu telah dikonsultasikan dengan Amerika Serikat dan negara-negara lain, termasuk negara-negara Arab.
Namun, Lapid mengatakan, para pemimpin Hamas di Gaza harus memberikan imbalan atau jaminan berupa ketenangan. Tujuan utamanya adalah mengakhiri rangkaian kekerasan yang tidak pernah berkesudahan. Insiden terbaru dimulai lagi akhir pekan lalu ketika Israel-Hamas terlibat tembak-menembak.
Lapid mengatakan, proposal pembangunan Gaza meliputi, antara lain, pembangunan infrastruktur penting dan pemberian tunjangan pekerjaan. Tel Aviv ingin menunjukkan kepada warga Palestina di daerah kantong yang diblokade Israel itu tentang alasan utama serangan Hamas ke Israel.
Sekalipun akan membantu memperbaiki kondisi masyarakat Gaza, Lapid mengatakan tidak akan menyerukan negosiasi dengan Hamas. ”Israel tidak mau berbicara dengan organisasi teror yang ingin menghancurkan kita,” kata Lapid.
Lapid, yang akan menduduki kursi perdana menteri dalam dua tahun ke depan (2023), sebagai bagian perjanjian rotasi kepemimpinan Israel, mengakui bahwa rencananya belum menjadi kebijakan pemerintahan koalisi delapan partai. Hanya dikatakan, dia mendapat dukungan PM Naftali Bennett.
Pada tahap pertama dari rencana tersebut, Lapid mengatakan akan membenahi infrastruktur dasar di Gaza, wilayah miskin berpenduduk 2 juta orang. Adanya pembangunan atau perbaikan itu diharapkan terjadi perbaikan dan peningkatan kualitas hidup yang dibutuhkan warga Gaza.
”Jaringan listrik akan diperbaiki. Gas akan dipasang dan disambungkan. Tempat desalinasi air akan dibangun. Perbaikan signifikan pada sistem perawatan kesehatan serta pembangunan kembali infrastruktur perumahan dan transportasi akan dilakukan,” kata Lapid.
”Sebagai gantinya, Hamas diharapkan berkomitmen untuk diam dalam jangka panjang,” tambah Lapid, seraya mencatat bahwa masyarakat internasional akan berperan dalam proses tersebut, terutama Mesir, di Gaza selatan.
”Itu takkan terjadi tanpa dukungan dan keterlibatan mitra kami, Mesir,” kata Lapid. ”Setiap pelanggaran oleh Hamas akan menghentikan proses atau mengembalikannya,” katanya.
Jika tahap pertama berjalan lancar, Gaza akan menyaksikan pembangunan pulau buatan di lepas pantainya yang memungkinkan pembangunan pelabuhan, dan hubungan transportasi antara Gaza dan Tepi Barat akan dibuat. Lapid mengatakan telah mempresentasikan rencana itu kepada mitra di dunia Arab, serta ke Amerika Serikat, Rusia, dan Uni Eropa.
”Masih ada pekerjaan yang harus dilakukan. Kami masih di papan gambar. Jika rencana ini memiliki peluang untuk berhasil dan mendapat dukungan luas, saya akan mengusulkannya kepada pemerintah sebagai posisi resmi,” katanya.
Hanya beberapa jam setelah pernyataan Lapid, momok kekerasan baru berkobar. Tentara Israel mengatakan telah mencegat roket yang diluncurkan dari Gaza menuju Israel selatan, insiden ketiga dalam beberapa hari.
Pada Senin dini hari hingga pagi hari, Israel membalas serangan itu. Jet tempur Israel menyerang empat kompleks militer Hamas dan sebuah terowongan di daerah kantong Palestina.
Sudah tiga malam kedua pihak terlihat dalam pertempuran di perbatasan. Ketegangan meningkat setelah pekan lalu enam napi Palestina kabur dari penjara Israel dan upaya Mesir untuk menengahi gencatan senjata jangka panjang setelah perang 11 hari pada Mei.
Israel dan Hamas bertempur dalam perang skala penuh terakhir mereka pada Mei. Itu merupakan kejadian keempat sejak 2008. Konflik itu berakhir dengan gencatan senjata yang ditengahi Mesir.
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia mengatakan pada akhir Mei bahwa serangan udara Israel di wilayah itu telah mengakibatkan ”penghancuran infrastruktur sipil yang meluas”. (AFP/AP)