Israel Tangkap Empat dari Enam Tahanan yang Kabur dari Gilboa
Sebanyak empat dari enam warga Palestina yang kabur dari penjara Gilboa berhasil ditangkap kembali oleh aparat keamanan Israel. Adapun dua tahanan lainnya masih dalam pelarian.
Oleh
Mahdi Muhammad
·4 menit baca
TEL AVIV, SABTU — Setelah lima hari melakukan perburuan besar-besaran, polisi Israel menangkap empat dari enam tahanan Palestina yang kabur dari penjara Gilboa, Sabtu (11/9/2021) pagi. Penangkapan dilakukan di dua tempat terpisah, masing-masing terhadap dua tahanan. Sebanyak dua tahanan lagi masih dalam pelarian.
Sebanyak dua buronan pertama yang ditangkap adalah Yaqub Qadri (48) dan Mahmud Abdullah Ardah (45). Keduanya ditangkap di selatan Kota Nazaret pada Jumat (10/9/2021) malam. Nama terakhir adalah dalang pelarian.
Beberapa jam kemudian, dua buron lainnya, Zakaria Zubeidi (46) Mohammad Aradeh (39), ditangkap di Kota Umm al-Ghanamm. Zubeidi adalah salah satu pemimpin Kelompok Fatah di Jenin, Tepi Barat. Ia dikenal sering memberikan pernyataan kepada media. Selama bertahun-tahun, Zubeidi menerima amnesti, mengambil kursus perguruan tinggi dan aktif dalam gerakan teater Tepi Barat sebelum dia ditangkap kembali pada 2019 karena dicurigai terlibat dalam serangan.
Sementara Aradeh adalah terpidana seumur hidup karena perannya dalam kelompok Jihad Islam. Menurut pernyataan polisi, keduanya bersembunyi di tempat parkir truk di Kota Umm al-Ghanamm.
Pada 6 September lalu, enam tahanan berkebangsaan Palestina kabur dari penjara Gliboa, salah satu penjara dengan pengamanan paling ketat di Israel. Mereka kabur dengan menggali lubang dari dalam tahanan sampai ke luar tembok tahanan. Selanjutnya, polisi Israel segera dikerahkan untuk memburu mereka. Keempat tahanan yang tertangkap tersebut adalah bagian dari enam tahanan yang kabur.
Saudara laki-laki Aradeh, Mohammed, kepada AFP mengatakan, keluarga sedih dengan penangkapan kembali saudara mereka itu. Namun di saat yang sama, mereka juga senang karena Aradeh sempat merasakan kebebasan selama beberapa hari. ”Ketakutan kami sekarang adalah dia akan disiksa, ditempatkan di sel isolasi atau dilarang menerima pengunjung atau menelepon,” katanya.
Sama seperti penangkapan Zubeidi dan Aradeh, penangkapan dua buronan lainnya di Nazareth tidak mendapatkan perlawanan. Foto-foto yang dirilis polisi menunjukkan Zubeidi diborgol. Matanya ditutup dengan kait putih dan dibawa pergi oleh petugas polisi.
Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan polisi Israel membelenggu salah satu tahanan, Yakub Qadri, ke kursi belakang kendaraan polisi dan menanyakan namanya. Pria yang mengenakan celana jeans dan kaus oblong hijau itu dengan tenang mengidentifikasi dirinya sebagai Qadri dan menjawab ”ya”. Qadri menjalani dua hukuman seumur hidup atas percobaan pembunuhan dan penanaman bom.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Sabtu malam, Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett, memuji pasukan keamanan Israel atas penangkapan empat buron tersebut. Ia menggambarkan pencarian sebagai operasi yang penuh determinasi dan gigih.
”Kami harus mempertahankan kewaspadaan yang tinggi dan melanjutkan sampai misi selesai,” kata Bennett, merujuk pada anggota Jihad Islam Ayham Kamamji, 35, dan Munadel Infeiat, 26 yang belum tertangkap.
Sejak kabur dari penjara Gilboa, polisi dan tentara telah melakukan operasi besar-besaran untuk menangkap kembali enam tahanan yang kabur. Tentara menutup semua pos pemeriksaan yang menghubungkan Israel dengan wilayah Palestina untuk mencegah para buronan memasuki wilayah-wilayah Palestina.
Menteri Keamanan Publik Israel Omer Bar-Lev mengatakan, memperkirakan, setidaknya satu dari dua buronan yang belum tertangkap telah berhasil masuk ke wilayah Palestina. Sejauh ini belum ada gerakan Israel untuk menerobos masuk ke wilayah Palestina.
Di Gaza, sayap bersenjata Hamas, Komando Qassam, berjanji memasukkan enam tahanan tersebut dalam kesepakatan pertukaran tahanan di masa depan antara kelompok militan dan Israel. Mereka menganggap enam warga Palestina yang kabur dari penjara Gilboa sebagai pahlawan.
”Para pahlawan terowongan kebebasan akan keluar dengan kepala tegak dan komando Qassam memutuskan tidak akan ada kesepakatan pertukaran tanpa membebaskan para pahlawan itu,” kata juru bicara Komando Qassam, Abu Obaida.
Hamas diyakini menahan dua warga sipil Israel dan sisa-sisa dua tentara Israel yang tewas selama perang Gaza 50 hari di antara kedua belah pihak pada tahun 2014. Belum ada negosiasi serius untuk menengahi pertukaran. Pada 2011, Israel mengambil seorang tentara yang telah diculik dan ditahan selama lima tahun oleh Hamas dengan imbalan lebih dari 1.000 tahanan Palestina.
Sementara, dalam sebuah pernyataannya, Kelompok Jihad Islam menyatakan penangkapan kembali keempat warga Palestina itu tidak menghapus fakta pelarian mereka yang dianggap heroik. Mereka juga menyatakan, setiap upaya Israel untuk membalas dendam terhadap para tahanan akan ditafsirkan sebagai deklarasi perang.
Tak lama setelah penangkapan kembali mereka diumumkan, tentara mengatakan bahwa sebuah roket telah ditembakkan ke Israel selatan dari Jalur Gaza. Namun sistem pertahanan udara Israel berhasil mencegat serangan itu. Hal sama juga terjadi pada Sabtu malam. (AP/AFP)