Biden Wajibkan Vaksinasi Pekerja Federal, Pelanggar Akan Didenda
Ini merupakan pernyataan terkeras Biden soal vaksinasi Covid-19. Dia mengkritik puluhan juta orang AS yang belum divaksinasi, meski vaksin telah tersedia dan insentif telah diberikan.
Oleh
Mahdi Muhammad
·4 menit baca
ANNA MONEYMAKER/GETTY IMAGES NORTH AMERICA/GETTY IMAGES VIA AFP
Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyampaikan pidato mengenai kebijakan penanganan Covid-19 dan program vaksinasi di Gedung Putih, Washington DC, Rabu (18/8/2021). Biden menyatakan antara lain warga AS dapat menerima suntikan ketiga vaksin Covid-19.
WASHINGTON, JUMAT — Presiden Amerika Serikat Joe Biden mendesak warganya, termasuk dua pertiga kelompok pekerja, termasuk sektor swasta, mendatangi pusat-pusat vaksinasi yang terdekat untuk menekan laju penyebaran infeksi Covid-19. Biden mewajibkan vaksinasi bagi para pekerja kesehatan, kontraktor federal, dan sebagian besar pegawai federal. Mereka yang menolak terancam sanksi indisipliner.
Pemerintah federal AS kini mewajibkan setiap perusahaan yang memiliki lebih dari 100 pekerja memvaksinasi para pekerjanya atau melakukan pengujian mingguan. Apabila aturan ini dilanggar, Badan Administrasi dan Kesehatan Kerja pemerintah federal akan menjatuhkan sanksi hingga 14.000 dollar AS atau hampir Rp 200 juta per pelanggaran kepada setiap perusahaan.
Berbicara di Gedung Putih, Kamis (9/9/2021), Biden dengan tajam mengkritik puluhan juta orang Amerika yang belum divaksinasi, meski sudah ada ketersediaan dan insentif selama berbulan-bulan.
”Kami sudah bersabar. Tapi kesabaran kami menipis, dan penolakan Anda telah merugikan kita semua,” katanya. Dia menyatakan, warga yang menolak menjalani vaksinasi, yang menurut dia jumlahnya kecil, dapat menyebabkan banyak kerusakan. Dan, diakuinya, memang begitu.
(PHOTO BY PATRICK T. FALLON / AFP)
Jair Flores (12) menerima vaksinasi dosis pertama dari Pfizer di klinik keliling, Los Angeles, Amerika Serikat, Jumat (14/5/2021).
Biden menambahkan, warga AS yang belum dan tidak mau divaksinasi telah memadati ruang-ruang perawatan intensif dan unit gawat darurat di seluruh rumah sakit di seantero negeri. Mereka, katanya, tidak meninggalkan ruang bagi pasien serangan jantung, kanker, atau penyakit lain yang juga memerlukan penanganan dokter dan tim medis.
Dia memperingatkan, AS bisa berada dalam kondisi yang sulit jika kondisi seperti ini terus berlangsung.
Pernyataan Biden ini adalah pernyataan terkerasnya soal vaksinasi warga AS, terutama kritiknya kepada kelompok antivaksin. Pidato Biden yang disusul dengan kebijakan itu mewakili langkah paling agresif untuk mendorong warga AS menjalani vaksinasi lengkap guna melindungi mereka dari serangan virus Covid-19 varian Delta.
Langkah itu, yang menurut Biden akan mencakup sekitar 100 juta warga AS, merupakan upaya Gedung Putih untuk mengekang pandemi yang mulai lepas kendali pada Juli 2021. Sejak itu, varian Delta yang sangat menular telah menyebar dengan cepat, memicu lonjakan kasus dan kematian.
Berdasarkan data Worldometer.info, jumlah total kasus aktif di negara Paman Sam ini 9,1 juta kasus dengan pasien kritis mencapai 25.778 orang. Kenaikan jumlah kasus terjadi sejak pertengahan Juli 2021 ketika kasus harian melonjak dari sekitar 13.000 kasus per hari menjadi 157.000 kasus per hari. Sehari terakhir, terdapat 1.929 kematian sehingga warga yang meninggal di AS mencapai 674.547 orang.
AP/MARY ALTAFFER
Orang-orang berbaris untuk mendapatkan dosis pertama vaksin virus korona di Gereja Episkopal St Luke, New York, Amerika Serikat, Selasa (26/1/2021) waktu setempat. Total vaksin yang telah dipesan Amerika Serikat mencapai 600 juta dosis.
Ketersediaan vaksin yang besar ditambah insentif yang diberikan pemerintah dan sejumlah perusahaan agar warga atau bahkan karyawannya mau divaksin, dinilai belum cukup memuaskan pemerintah federal.
Berdasarkan data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, dari total 332,7 juta warga AS, jumlah warga yang telah mendapatkan minimal satu dosis vaksin sekitar 208,3 juta atau 62,7 persen. Adapun jumlah warga yang divaksinasi penuh mencapai 177,4 juta atau sekitar 53,4 persen.
Beberapa pakar penyakit menular dan kebijakan kesehatan menyebutkan bahwa kebijakan mewajibkan vaksinasi bagi para pekerja dan kontraktor federal serta pekerja swasta sebagai hal yang tepat. Namun, hasilnya tidak akan instan.
”Idealnya semua orang sudah divaksinasi,” kata Dr Jesse Goodman, mantan Kepala Ilmuwan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) yang kini mengajar di Universitas Georgetown. Vaksinasi akan membantu menghadang infeksi Covid-19, mengurangi tingkat kematian, dan mengurangi beban pada pusat kesehatan.
Tantangan hukum
Langkah terbaru Biden diperkirakan akan menjadi subyek tantangan politik dan hukum. Kritik atas langkah tersebut datang dari Partai Republiken dan beberapa ketua serikat pekerja dengan menyatakan Biden bertindak terlalu jauh.
”Kedengarannya sangat mirip kediktatoran,” cuit Partai Republik di akun resmi mereka.
AFP/JOSEPH PREZIOSO
Gerald McDavitt (81), Veteran dari Korps Insinyur Angkatan Darat Amerika Serikat, menerima suntikan vaksin Covid-19 Janssen Johnson & Johnson di rumah McDavitt di Boston, Massachusetts, AS, Kamis (4/3/2021).
Gubernur Carolina Selatan Henry McMaster, seorang Republikan, dalam sebuah pernyataan menyebut Biden dan Partai Demokrat radikal karena telah mengabaikan konstitusi. Sementara Presiden Federasi Nasional Pegawai Pemerintah AS Everett Kelly menilai perubahan kebijakan pemerintah federal seharusnya dibicarakan dengan mereka. Bahkan jika diperlukan ada tawar menawar.
Cathy McMorris Rodgers, seorang Republikan senior di Dewan Perwakilan Rakyat yang mengawasi kebijakan kesehatan, mengatakan, Biden memanfaatkan ketakutan untuk mengeluarkan mandat dan mengontrol warga.
Komite Nasional Partai Republik mengatakan akan menuntut pemerintahan Biden atas kebijakan kewajiban vaksinasi ini. (AP/AFP/Reuters)