42 dari 54 Negara Afrika Berpotensi Gagal Capai Target Vaksinasi
Sebanyak 80 persen negara di Benua Afrika berpotensi gagal mencapai target vaksinasi 10 persen warganya akhir September 2021. Laju vaksinasi yang lambat karena ketersediaan vaksin membuat benua ini tertinggal.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
JOHANNESBURG, MINGGU — Sebanyak 42 dari 54 negara di Benua Afrika berpotensi gagal mencapai target vaksinasi 10 persen populasinya hingga akhir September karena pengiriman vaksin dan proses vaksinasi berjalan sangat lambat. Tidak ada peningkatan berarti dalam persentase vaksinasi warga Afrika sejak awal Juni lalu ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) wilayah Afrika mengingatkan soal ketimpangan ketersediaan vaksin.
”Dengan waktu kurang dari sebulan, Anda harus memusatkan pikiran agar Afrika bisa mencapai tujuan yang sangat tinggi ini,” kata Direktur Regional WHO Afrika Matshidiso Moeti awal pekan ini, dikutip dari laman WHO Afrika.
Berdasarkan data WHO Afrika, hingga saat ini Afrika telah menerima lebih dari 143 juta dosis vaksin. Dengan jumlah itu, baru sekitar 3 persen dari populasi penduduk Afrika yang mendapat vaksinasi penuh. Sementara target vaksinasi adalah 10 persen populasi warga Afrika pada akhir September.
Moeti menilai, penimbunan vaksin membuat Afrika jauh ketinggalan dalam program vaksinasi Covid-19 dibandingkan benua lainnya, terutama Eropa dan Amerika. Dia membandingkan, di Amerika Serikat sebanyak 52 persen warga telah divaksinasi penuh. Adapun di Uni Eropa angkanya mencapai 57 persen.
”Ketidakadilan itu sangat mengganggu. Hanya dua persen dari 5 miliar dosis vaksin yang diproduksi secara global diberikan pada Afrika,” kata Moeti.
Dalam catatan WHO Afrika, hanya sembilan negara, di antaranya Afrika Selatan, Maroko, dan Tunisia, yang telah mencapai target global program vaksinasi Covid-19.
Pada Agustus, Afrika mendapatkan jatah 21 juta dosis vaksin Covid-19 melalui fasilitas COVAX. Angka ini sama dengan gabungan pengiriman vaksin empat bulan sebelumnya. Moeti memperkirakan, jika percepatan produksi dan pengiriman vaksin ke Afrika terus seperti ini, masing-masing negara diharapkan bisa mengejar ketertinggalannya.
Kasus Covid-19 di Afrika, menurut WHO, sedikit menurun meski tetap harus diwaspadai karena angkanya masih cukup tinggi. Pekan terakhir Agustus 2021, wilayah tengah, timur, dan barat menyumbang kasus tertinggi hingga 215.000 infeksi baru. Pada periode yang sama ada 5.500 kematian dilaporkan.
Moeti menyatakan, masing-masing pemerintah tidak boleh menganggap pandemi sudah selesai. Meski gelombang ketiga diperkirakan telah mencapai puncaknya, kewaspadaan pemerintah dan warganya terhadap kemungkinan infeksi baru tetap harus ada. ”Pandemi masih berkecamuk di Afrika dan kita tidak boleh lengah. Setiap jam, 26 warga Afrika meninggal karena Covid-19,” tutur Moeti.
Vaksinasi di China
Meski 60 persen dari sekitar 1,4 miliar penduduk China telah mendapatkan vaksinasi penuh, Pemerintah Chia menghadapi kesulitan untuk memperluas target vaksinasinya setidaknya hingga lebih dari 80 persen.
Zhang Zhongwei, pejabat pada Komisi Kesehatan Nasional China, tidak merinci hambatan yang mereka temui, terutama alasan warga China untuk menunda atau bahkan menolak vaksin. Zhongwei hanya menekankan bahwa warga yang belum divaksin atau memilih tidak divaksin tidak bisa mengandalkan perlindungan dari warga lain yang sudah menjalani vaksinasi penuh, terutama karena meluasnya infeksi yang disebabkan varian Delta.
Jumlah vaksin yang disuntikkan kepada warga China menurun pada Juli dan Agustus menjadi hanya 13 juta dosis per hari. Bulan sebelumnya mencapai 19 juta dosis.
Dalam pemaparannya, Zheng mengatakan, pemerintah berharap bisa memberikan dosis reguler lengkap pada 1,1 miliar warga China serta suntikan penguat (booster) kepada kelompok terbatas, seperti orang tua dan karyawan berisiko tinggi. Warga juga dianjurkan untuk menggunakan booster dari produk yang sama pada penyuntikan awal.
China sejauh ini telah memasok 1 miliar dosis vaksin Covid-19 ke seluruh dunia. Pemerintahan Presiden Xi Jinping berharap bisa menyediakan 2 miliar dosis vaksin untuk negara lain sepanjang 2021 sebagai bagian dari diplomasi vaksin. (Reuters)