Membahas hubungan Taliban-NIIS-K memang cukup rumit. Banyak anggota NIIS-K adalah sempalan dari Taliban sendiri yang tidak puas terhadap kepemimpinan Taliban saat ini, karena dianggap terlalu moderat.
Oleh
Musthafa Abd Rahman, dari Kairo – Mesir
·5 menit baca
Setelah mundurnya pasukan AS secara penuh dari Afghanistan pada hari Selasa lalu (31/8/2021), memunculkan pertanyaan tentang masa depan hubungan Taliban dan NIIS-K (Negara Islam di Irak dan Suriah cabang Khorasan). Pertanyaan itu sangat layak dilontarkan, menyusul serangan bunuh diri di bandara internasional Kabul hari Kamis pekan lalu, 26 Agustus 2021, yang membawa korban lebih dari 100 orang, termasuk 13 anggota pasukan AS dan 28 milisi Taliban. NIIS-K langsung mengklaim bertanggung jawab atas serangan bunuh diri tersebut.
Serangan bunuh diri yang diklaim NIIS-K itu, membuktikan bahwa sel-sel tidur dari kelompok radikal tersebut masih sangat berbahaya dan mampu melancarkan serangan besar.
Kekuatan NIIS-K di Afghanistan diperkirakan masih sekitar 1.500 hingga 2.000 personel yang selama ini berupa sel-sel tidur. Kekuatan utama NIIS-K di Afghanistan dikenal berpusat di tiga propinsi yang terletak di Afghanistan timur dan tenggara berbatasan dengan Pakistan, yaitu provinsi Kunar, Nuristan, dan Nangarhar.
Sel-sel tidur NIIS-K dengan kekuatan yang lebih kecil juga terdapat di Kabul dan wilayah Afghanistan utara yang berbatasan dengan Uzbekistan dan Tajikistan. Nama Khorasan sendiri diambil dari nama wilayah yang secara historis meliputi Afghanistan, sebagian wilayah Iran, Turkmenistan, Uzbekistan, Tajikistan, dan sebagian wilayah Pakistan.
Ketika NIIS dideklarasikan di Afghanistan pada akhir 2014, langsung diberi nama NIIS Khorasan. Nama NIIS Khorasan itu untuk menunjukkan bahwa NIIS adalah gerakan transnasional yang visi dan misinya tidak hanya bertekad menguasai Afghanistan, tetapi juga negara lain di Asia Tengah dan Selatan yang dulunya, menurut sejarah, disebut wilayah Khorasan, seperti Uzbekistan, Tajikistan, dan Pakistan. Tak heran, anggota NIIS-K pun tidak hanya berasal dari warga Afghanistan, tetapi ada juga dari Uzbekistan, Tajikistan, dan Pakistan.
Kini, setelah kota Kabul, termasuk bandara internasional Kabul, serta negeri Afghanistan dikontrol penuh Taliban, apakah NIIS-K berani melancarkan serangan lagi atas bandara udara internasional Kabul atau sasaran lain di Afghanistan?
Juru bicara Taliban, Suhail Shaheen, Senin (30/8/2021) memberi peringatan keras kepada NIIS-K, jika NIIS-K berani melancarkan serangan lagi setelah mundurnya pasukan AS, akan berhadapan dengan Taliban.
Dalam beberapa hari atau pekan atau bulan ke depan, perlu diamati apakah masih ada serangan NIIS-K di Afghanistan, khususnya di ibu kota Kabul? Oleh karena itu, isu besar terkait isu Afghanistan saat ini adalah selain isu pembentukan pemerintah baru, adalah sepak terjang NIIS-K setelah mundurnya pasukan AS dari Afghanistan.
Jika tidak ada serangan lagi dari NIIS-K setelah mundurnya pasukan AS, berarti NIIS-K tidak berani berhadapan dengan Taliban atau semacam tercapai kesepahaman tidak tertulis antara Taliban-NIIS-K untuk menjaga keamanan dan stabilitas di Afghanistan. Namun apabila masih ada serangan lagi dari NIIS-K setelah mundurnya pasukan AS, berarti NIIS-K membuka front perang terhadap Taliban.
Jika skenario ini yang terjadi, Afghanistan masih jauh dari aman, meskipun pasukan AS telah hengkang. Bisa jadi, NIIS-K selama ini memilih tiarap, karena sejak lahirnya di Afghanistan pada akhir 2014, merasa dikeroyok oleh Taliban, pasukan AS dan pasukan Pemerintah Afghanistan.
Pasukan AS kini sudah hengkang dan pasukan Pemerintah Afghanistan telah bubar. Di lapangan saat ini hanya ada Taliban. Bisa jadi NIIS-K sekarang ingin uji coba tentang kemampuan Taliban, jika berhadapan vis a vis Taliban-NIIS-K.
Mungkin saja NIIS-K juga mencoba taktik perang gerilya melawan Taliban, untuk meniru taktik perang gerilya yang dilakukan Taliban melawan pasukan AS di Afghanistan.
Taktik perang gerilya mungkin dianggap cocok oleh NIIS-K untuk melawan Taliban, mengingat ketimpangan kekuatan antara Taliban dan NIIS-K saat ini. Apalagi, Taliban kini banyak mendapatkan senjata baru dari peninggalan senjata pasukan AS dan pasukan Pemerintah Afghanistan.
Bahkan, Taliban kini mendapat peninggalan pesawat dan helikopter tempur dari pasukan Pemerintah Afghanistan dan pasukan AS. Ini tentu akan menambah secara signifikan kekuatan dan kemampuan tempur militer Taliban.
Membahas hubungan Taliban-NIIS-K memang cukup rumit. Banyak anggota NIIS-K adalah sempalan dari Taliban sendiri yang tidak puas terhadap kepemimpinan Taliban saat ini, karena dianggap terlalu moderat. Selain dari mantan anggota Taliban Afghanistan, anggota NIIS-K juga berasal dari sempalan Taliban Pakistan dan jaringan kelompok radikal Uzbekistan dan Tajikistan.
Hubungan individu antara anggota Taliban dan NIIS-K yang mantan anggota Taliban dikenal kurang baik karena kedua belah pihak saling menuduh berkhianat. Dalam visi dan misi gerakan, antara Taliban dan NIIS-K sangat berbeda.
Taliban adalah gerakan nasional yang memiliki visi dan misi untuk membebaskan Afghanistan dari pendudukan asing. Adapun NIIS-K adalah gerakan transnasional.
Oleh karena itu, Taliban dan NIIS-K pernah terlibat perang sengit secara terbuka selama dua tahun dari 2015 sampai 2017, khususnya di wilayah Afghanistan timur yang merupakan basis Taliban. Pasalnya, saat itu NIIS-K hendak menguasai wilayah yang sebelumnya dikuasai Taliban.
Perang sengit antara Taliban dan NIIS-K tak dapat terelakkan lagi yang membawa korban besar dari kedua belah pihak. Taliban, saat itu, berhasil memukul mundur NIIS-K yang kemudian memaksanya menjadi sel-sel tidur.
Ini yang mendorong AS mengajak Taliban berunding dengan Pemerintah Afghanistan dan bekerja sama melawan NIIS-K. Ini pula yang melahirkan perundingan Taliban, AS, dan Pemerintah Afghanistan di Doha, Qatar, yang berjalan cukup intensif sejak tahun 2018.
Digelarnya perundingan Doha itu, membuat hubungan Taliban dan NIIS-K semakin buruk. NIIS-K mengecam keras kebijakan Taliban yang bersedia berunding dengan AS dan Pemerintah Afghanistan di Doha.
NIIS-K juga mengkritik kesepakatan AS-Taliban pada 29 Februari 2020 di Doha yang menegaskan penarikan pasukan AS dari Afghanistan. Sebagai reaksi NIIS-K atas kesepakatan AS-Taliban tersebut, NIIS-K menggerakkan sel-sel tidurnya dengan melancarkan serangan berdarah di Kabul dan tempat lain di Afghanistan.
Di antara serangan berdarah NIIS-K adalah serangan atas sekolah di Kabul pada Mei 2021 yang membawa korban 80 murid tewas, dan serangan atas rumah sakit pesalinan di Kabul pada Mei 2020 yang membawa korban 25 tewas. Serangan besar berdarah yang terakhir adalah serangan atas bandara udara internasional Kabul pada hari Kamis pekan lalu.
Kemampuan NIIS-K melancarkan serangan besar terakhir ini, menjadi uji coba tentang sejauh mana kemampuan Taliban melumpuhkan NIIS-K saat ini. Jika Taliban gagal melumpuhkan NIIS-K, bisa mengganggu dan bahkan menggagalkan pemerintah Taliban. Negara asing akan ragu menanamkan investasi di Afghanistan, jika keamanan tidak terwujud di negara itu. Ini tantangan terbesar Taliban saat ini.