Cip Semikonduktor Langka, Raksasa Otomotif Hentikan Produksi
“Perebutan” kebutuhan cip semikonduktor di industri elektronika dan telekomunikasi terus berlanjut. Kondisi itu sekaligus menegaskan belum normalnya rantai pasokan di tengah pandemi Covid-19.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
WASHINGTON, KAMIS — Sejumlah perusahaan otomotif global dalam dua pekan terakhir secara berurutan mengumumkan bakal mengurangi, bahkan menghentikan, sebagian produksi mobil mereka. Langkah itu diambil karena para produsen itu mengaku kekurangan cip semikonduktor. Di tengah ”perebutan” kebutuhan cip semikonduktor di industri elektronika dan telekomunikasi, kondisi itu sekaligus menegaskan belum normalnya rantai pasokan di tengah pandemi Covid-19.
Manajemen dua perusahaan otomotif Amerika Serikat (AS), General Motors Co dan Ford Motor Co, Rabu (2/9/2021), membuat pernyataan soal kondisi kurangnya pasokan cip semikonduktor dan akibatnya bagi jalannya roda perseroan. General Motors Co, yang merupakan produsen mobil terbesar AS, akan menghentikan produksi di pabrik Fort Wayne di Indiana dan pabrik Silao di Meksiko pada minggu depan. Dua pabrik itu adalah tempat perakitan truk pikap. Dengan berhentinya proses produksi, secara total General Motor memangkas produksi di delapan pabrik perakitannya di Amerika Utara pada September.
Adapun Ford Motor Co mengatakan akan kembali memangkas produksi truk di AS. Produsen mobil AS terbesar kedua itu mengatakan akan memotong dua dari tiga pembagian sistem kerja di pabrik truk Dearborn pada minggu depan. Kondisi kekurangan cip semikonduktor juga akan mengakibatkan kapasitas pabrik perakitan Kansas City milik Ford akan turun.
Sementara diungkapkan bahwa pabrik truk Kentucky milik perusahaan itu akan beroperasi dengan sistem pembagian waktu kerja yang turun, dari tiga menjadi dua saja, pada dua pekan mendatang.
Krisis cip semikonduktor mulai terjadi pada pandemi Covid-19. Kondisi itu awalnya dipicu oleh penjualan elektronik konsumen yang lebih tinggi selama pandemi. Pemburukan kondisi itu terjadi akibat munculnya masalah rantai pasokan yang disebabkan oleh gangguan di pabrik-pabrik utama produsen cip semikonduktor.
Masalah yang mendera sektor otomotif juga terungkap di Eropa. Menjelang akhir pekan lalu, raksasa mobil Jerman, Volkswagen, menyatakan bakal memangkas produksi mobil di pabrik utamanya karena masalah pasokan global cip komputer. Juru bicara Volkswagen menyatakan, pekerjaan di jalur perakitan di fasilitas perusahaan di Wolfsburg akan ”terbatas” dan harus ”beradaptasi dengan situasi pasokan cip semikonduktor”. Hal itu akan diberlakukan setelah liburan musim panas untuk para pekerja di Jerman usai.
Masalah yang mendera sektor otomotif juga terungkap di Eropa. Menjelang akhir pekan lalu, raksasa mobil Jerman, Volkswagen, menyatakan bakal memangkas produksi mobil di pabrik utamanya karena masalah yang sedang berlangsung dengan pasokan global cip komputer.
Lebih lanjut, dinyatakan Volkswagen, mulai pekan ini mobil hanya akan diproduksi selama waktu kerja pertama di pabrik-pabriknya. Karena hal itu pula, produksi tidak dapat dilakukan pada waktu-waktu kerja lain. Manajemen mengakui kekurangan cip semikonduktor akan berlanjut. Kelangkaan baru atas cip semikonduktor itu sebagian merupakan hasil dari ”wabah Covid-19, khususnya di Malaysia, yang telah menyebabkan penutupan pabrik bagi produsen semikonduktor”, kata Volkswagen.
Awal pekan lalu, merek mobil milik Volkswagen, Audi, juga mengatakan akan menunda dimulainya kembali produksi di beberapa pabrik di Jerman karena situasi pasokan yang bergejolak. Produsen mobil termasuk di antara mereka yang paling terpengaruh oleh kekurangan cip semikonduktor, komponen utama dalam kendaraan listrik dan konvensional.
Pada pekan sebelumnya, perusahaan Jepang, Toyota, pembuat mobil terbesar di dunia, mengumumkan akan mengurangi produksi pada September sebesar 40 persen. Keputusan itu dibuat sebagian karena ”kekurangan suku cadang akibat penyebaran Covid-19 di Asia Tenggara”, kata Toyota.
Secara bersamaan, perusahaan pembuat cip Jerman, Infineon, mengatakan akan meningkatkan biaya cip mengingat kesulitan yang dihadapi di sepanjang jalur rantai pasokan. ”Kami sendiri telah melihat biaya produksi akhir meningkat secara besar-besaran,” kata CEO Infineon Reinhard Ploss kepada majalah bisnis Jerman WirtschaftWoche. ”Tentu saja, kami harus menanggung biaya ini.”
Masalah gangguan dalam pasokan cip semikonduktor itu juga dibawa Wakil Presiden Kamala Harris dalam kunjungannya ke Asia Tenggara beberapa waktu lalu. Asia adalah pusat industri cip global. Wakil Presiden Kamala Harris mendesak kerja sama internasional yang lebih besar untuk meningkatkan rantai pasokan cip semikonduktor.
Selama kunjungan ke Singapura, Harris mengatakan dalam pertemuan dengan pejabat dan eksekutif negara itu bahwa pandemi Covid-19 telah membuka kerentanan rantai pasokan global. ”Ketika kita melihat gangguan pada rantai pasokan, ini adalah masalah yang mengharuskan semua negara bekerja sama,” katanya. ”Jadi, harus ada beberapa kolaborasi, dan setidaknya beberapa koordinasi, seputar apa yang kita lakukan untuk memenuhi permintaan.”
Pandemi juga telah memukul rantai pasokan dengan mengganggu jaringan pengiriman global yang vital. Kekurangan cip memicu seruan di negara-negara Barat untuk memperkuat industri semikonduktor domestik mereka guna melindungi dari guncangan serupa di masa depan. Menteri Perdagangan Singapura Gan Kim Yong memperingatkan, ada batasan dan tantangan soal apa yang dapat dilakukan suatu negara sendiri. Ia menilai rantai pasokan elektronik dan semikonduktor sangat kompleks dan perlu dioptimalkan bersama-sama. (AP/AFP/REUTERS)