Amerika Serikat melonggarkan pembatasan untuk Afghanistan yang kini dikendalikan Taliban. Sejumlah negara juga terus berkomunikasi dengan Taliban karena berbagai alasan.
Oleh
kris mada
·4 menit baca
WASHINGTON, JUMAT — Akses Afghanistan pada sistem keuangan Amerika Serikat kembali dibuka. Pembukaan itu memungkinkan layanan pengiriman lintas negara kembali beroperasi di Afghanistan.
Pada Kamis (2/9/2021) siang waktu Washington atau Jumat dini hari WIB, Departemen Keuangan AS menyatakan telah berkomunikasi dengan lembaga keuangan tentang hal itu. Lembaga keuangan dapat kembali melayani pengiriman uang untuk kebutuhan pribadi dan kemanusiaan di Afghanistan.
Izin pengiriman uang untuk keperluan kemanusiaan diterbitkan pekan lalu. Kantor Kendali Asing di Depkeu AS telah menerbitkan panduan untuk layanan yang diizinkan dan dilarang menggunakan sistem keuangan AS.
Panduan diterbitkan setelah Depkeu AS membekukan aset-aset Afghanistan di AS. Panduan juga dikeluarkan selepas Washington menegaskan larangan akses sistem keuangan AS oleh Taliban dan pihak terhubung dengannya.
Izin Depkeu AS penting bagi transaksi lintas negara sebab hingga 60 persen transaksi keuangan global menggunakan dollar AS. Dengan demikian, pemrosesan transaksi harus melewati sistem kliring AS. Larangan mengakses sistem keuangan membuat transaksi tidak bisa diproses. Selain dollar AS, mata uang yang banyak dipakai dalam transaksi keuangan global adalah euro, yakni hingga 30 persen dari keseluruhan transaksi.
Depkeu AS mengungkap izin itu setelah anggota Dewan Gubernur Bank Sentral Afghanistan, Shah Mehrabi, mengusulkan akses terbatas terhadap aset Afghanistan yang dibekukan AS. Pelonggaran itu untuk meringankan beban ekonomi Afghanistan.
Layanan Pengiriman
Bersamaan dengan pengumuman Depkeu AS, MoneyGram dan WesternUnion menyatakan bahwa layanan ke Afghanistan kembali beroperasi. Lembaga penyedia layanan pengiriman uang lintas negara itu menghentikan operasi di Afghanistan sejak Taliban menduduki Kabul pada 15 Agustus 2021. Sepanjang 2020, perantau Afghanistan di berbagai negara mengirimkan hingga 786 juta dollar AS ke kampung halaman.
Presiden WesterUnion wilayah Timur Tengah, Asia, dan Afrika Jean Claude Farah membenarkan perusahaannya kembali beroperasi di Afghanistan. Keputusan Depkeu AS disebut menjadi salah satu alasan pelayanan kembali dibuka. ”Sebagian layanan kami untuk masyarakat kelas bawah dan mendukung pengiriman uang untuk kebutuhan dasar. Kami berkomunikasi dengan Pemerintah AS yang telah menyatakan mengizinkan kegiatan kemanusiaan, termasuk pengiriman uang,” ujarnya.
WesternUnion juga mendapatkan jaminan dari para mitra di Afghanistan bahwa mereka punya dana untuk melayani pengiriman uang. ”Ada yang punya afghani (mata uang Afghanistan) dan beberapa dollar AS. Kami akan melayani dalam dua mata uang itu,” kata Farah.
Dalam pernyataan resmi WesternUnion, alasan utama penghentian operasi adalah karena bank mitra mereka tidak buka. Setelah bank-bank kembali buka, layanan pengiriman uang kembali disediakan.
Sementara MoneyGram menyatakan sudah berkomunikasi dengan Pemerintah AS dan siap mematuhi panduan Washington. ”Tidak mudah menghentikan layanan. Kami lega kini bisa kembali melayani warga Afghanistan,” demikian pernyataan MoneyGram.
Izin Depkeu AS salah satu tanda Washington kembali membuka hubungan dengan Afghanistan. Sejumlah pihak menyebut, hubungan dengan Taliban harus dilakukan meski tidak disukai sebagian orang. ”Ini bukan soal menjilat ludah. Ada fakta baru di Afghanistan dan mau tidak mau kita harus berhubungan dengan itu,” kata Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas.
Beberapa hari terakhir, Maas berkomunikasi dengan sejumlah pihak untuk membahas perkembangan di Afghanistan. Dari komunikasi itu, Maas menyimpulkan bahwa komunikasi dengan Taliban harus dilakukan. Komunikasi antara lain untuk mendorong pembentukan pemerintah inklusif di Afghanistan. Hal itu berarti ada unsur Taliban di pemerintahan.
Setelah dua pekan menduduki Kabul, Taliban belum kunjung mengumumkan struktur pemerintahan baru. Bahkan, kelompok bersenjata itu masih disibukkan oleh baku tembak dengan pihak lain. Di Pansjhir pada Kamis malam, milisi Taliban kembali baku tembak dengan milisi Barisan Pertahanan Nasional (NRF). Taliban dan NRF sama-sama mengklaim menewaskan sejumlah milisi lawan. Walakin, tidak ada kejelasan berapa jumlah pastinya.
Taliban dan berbagai kelompok bersenjata Afghanistan baku klaim sebagai kelompok yang sah. Sementara kelompok lain dituding sebagai pemberontak.
Maas mengatakan, pembentukan pemerintahan inklusif menjadi salah satu pertimbangan sebelum Berlin mengakui pemerintahan baru Afghanistan. Berlin juga meminta penghormatan pada HAM dan hak perempuan.
Sementara Menlu Perancis Jean-Yves Le Drian mengatakan, Paris akan melihat apakah Taliban mengizinkan warga Afghanistan keluar negara itu. Paris juga akan meninjau apakah bantuan kemanusiaan bisa masuk. Seperti Maas, Le Drian juga meminta Taliban memastikan Afghanistan tidak menjadi ladang persemaian terorisme. ”Sejauh ini, kami belum melihat kemajuan pada semua hal itu,” ujarnya.
Terpisah, perwakilan Taliban, Abdul Salam Hanafi, mengumumkan telah menelepon Wakil Menlu China Wu Jianghao. Kepada pejabat Kantor Perwakilan Taliban di Doha itu, Wu menjamin Beijing akan tetap mempertahankan kedutaan di Kabul. Wu menyebut, Afghanistan berperan penting bagi keamanan kawasan. (AFP/REUTERS)