Meski lebih dari 140.000 orang menandatangani petisi menolak eutanasia terhadap Geronimo, seekor alpaca, Pemerintah Inggris tetap melaksanakannya. Dokter hewan dari Badan Kesehatan Hewan dan Tumbuhan (APHA) Inggris akhirnya mengeutanasia hewan menggemaskan itu, Selasa (31/8/2021).
Puluhan orang sempat mencoba menghalangi para petugas kepolisian dan tim APHA mengambil Geronimo dari peternakan milik Helen Macdonald di Gloucestershire, barat daya Inggris. Namun, eksekusi jalan terus.
Geronimo diimpor Macdonald dari Selandia Baru ke Inggris pada 2016. Namun, setahun kemudian, mamalia yang mirip dengan llama itu divonis mengidap bovine tubercolosis atau dikenal dengan TB sapi yang menular.
Macdonald telah beberapa kali menggugat hasil uji medis Geronimo ke pengadilan. Jenis tes kesehatan yang digunakan oleh otoritas kesehatan hewan, menurut Macdonald, cacat. Turunan protein murni dari bakteri bTB yang digunakan untuk menguji Geronimo menujukkan hasil positif palsu.
Perjuangan Macdonald dan Geronimo menarik simpati hampir 142.000 orang untuk menandatangani petisi yang isinya meminta otoritas kesehatan hewan dan pengadilan membatalkan perintah eutanasia terhadap Geronimo.
Para pendukung petisi menilai, mengakhiri hidup seekor alpaca yang sebenarnya sehat tanpa ilmu pengetahuan yang valid tidak dapat dibenarkan. Mereka mendesak agar Geronimo dibiarkan hidup dan sembuh secara alamiah.
Namun, hasil dua kali tes dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan bahwa Geronimo positif mengidap bovine TB yang bisa menulari hewan lain dan bahkan manusia. Hasil itulah yang membuat hakim di pengadilan tinggi menolak permohonan pengacara Macdonald untuk membatalkan putusan eutanasia.
Kepala Persatuan Dokter Hewan Inggris Christine Middlemiss mengakui bahwa situasi itu sulit dan menyedihkan. ”Tidak ada yang mau harus memusnahkan hewan yang terinfeksi jika itu bisa dihindari. Tapi, kita perlu mengikuti bukti ilmiah dan memusnahkan hewan yang terbukti positif bTB untuk meminimalkan penyakit berbahaya ini,” kata Middlemiss. (AFP/MHD)