WHO: Lonjakan Penularan dan Stagnasi Vaksinasi Ancam 236.000 Jiwa di Eropa
WHO mengeluarkan peringatan bahaya akibat peningkatan infeksi Covid-19 dan stagnasi vaksinasi Covid-19 di seluruh Eropa. Diperingatkan, 236.000 orang di Eropa dapat meninggal akibat Covid-19 pada Desember mendatang.
Oleh
Pascal S Bin Saju
·4 menit baca
GENEVA, SELASA — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Senin (30/8/2021), di Geneva, Swiss, memperingatkan bahwa lebih dari 236.000 orang dapat meninggal akibat Covid-19 di Eropa pada Desember mendatang. Peringatan ini dikeluarkan WHO karena peningkatan infeksi dan stagnasi vaksinasi di seluruh benua itu.
Menurut penghitungan oleh kantor berita AFP, peringatan WHO tersebut muncul saat pandemi Covid-19 di seluruhnya dunia telah merenggut lebih dari 4,5 juta jiwa sejak awal pandemi. Sementara infeksi global telah mencapai hampir 218 juta kasus.
Kasus infeksi Covid-19 meningkat lagi secara global akibat varian Delta yang sangat menular, terutama pada mereka yang tidak atau belum divaksinasi. Infeksi baru Covid-19 varian Delta di Eropa ini terjadi di wilayah yang mengalami pelonggaran dari langkah-langkah penanganan pandemi Covid-19 dan pembatasan gerak.
Uni Eropa, Senin (30/8/2021), merekomendasikan negara-negara anggota memberlakukan kembali pembatasan perjalanan pada turis asal AS karena peningkatan infeksi Covid-19 di negara itu. ”Israel, Kosovo, Lebanon, Montenegro, Republik Macedonia Utara, dan Amerika Serikat telah dicabut dari daftar,” kata sebuah pernyataan Dewan Eropa, merujuk pada daftar wilayah yang terkena pembatasan perjalanan non-esensial selama pandemi Covid-19.
Jumlah kasus Covid-19 di AS belakangan ini melonjak karena varian Delta yang lebih menular. Varian ini dengan cepat menyebar dan meluas di AS. Pada saat bersamaan, masih banyak penduduk AS yang menolak untuk divaksinasi.
Direktur WHO Wilayah Eropa Hans Kluge mengatakan bahwa infeksi dan kematian akibat Covid-19 meningkat lagi di Eropa, terutama di negara-negara miskin di kawasan Balkan, Kaukasus, dan dekat Asia Tengah. ”Pekan lalu ada peningkatan 11 persen kasus kematian di kawasan. Proyeksi yang dapat diandalkan memperkirakan angka sekitar 236.000 kasus kematian di Eropa pada 1 Desember nanti,” kata Kluge.
Hingga saat ini, Eropa telah mencatat sekitar 1,3 juta kasus kematian Covid-19. Dari 53 negara anggota WHO di Eropa, 33 negara telah mencatat angka kasus lebih besar dari 10 persen dalam dua minggu terakhir. Kluge mengatakan, masalah itu sebagian besar terjadi di negara-negara miskin.
Sangat mengkhawatirkan
Tingkat penularan yang tinggi di seluruh benua, kata Kluge, ”sangat mengkhawatirkan, terutama mengingat rendahnya vaksinasi pada populasi prioritas di sejumlah negara”. Ia menambahkan, varian Delta merupakan penyebab lonjakan kasus di Eropa selain ”pelonggaran berlebihan” atas pembatasan gerak dan terjadinya lonjakan perjalanan pada liburan musim panas.
Terkait vaksinasi, sekitar separuh penduduk di Eropa sebenarnya telah divaksinasi sepenuhnya, tetapi penyerapannya saat ini melambat. Vaksinasi dalam enam minggu terakhir di benua tersebut menurun sekitar 14 persen. ”Hal itu dipengaruhi oleh kurangnya akses mendapatkan vaksin di beberapa negara dan kurangnya penerimaan vaksin di negara-negara lain,” kata Kluge.
Hanya 6 persen orang di negara berpenghasilan rendah dan menengah di Eropa yang divaksinasi secara lengkap. Beberapa negara lagi hanya berhasil memvaksinasi satu dari 10 petugas kesehatan. Hal itu merupakan sebuah soal besar bagi kawasan.
Kluge menekankan, sejak langkah-langkah penanganan pandemi Covid-19 dilonggarkan di banyak wilayah atau negara, penerimaan vaksinasi publik sangatlah penting. WHO dan Unicef mendesak negara-negara Eropa untuk bisa menjadi teladan dalam hal vaksinasi Covid-19 ataupun kebijakan menekan persebaran Covid-19.
Saat liburan musim panas lalu berakhir, WHO mengatakan bahwa ”penting agar pembelajaran berbasis kelas terus berlanjut tanpa gangguan”. WHO dan Unicef mendesak negara-negara untuk memvaksinasi anak-anak di atas usia 12 tahun yang secara medis layak divaksin.
Sekitar 10.000 kasus kematian akibat Covid-19 kini dilaporkan setiap hari di seluruh dunia. Jumlah kasus tersebut sudah jauh menurun dibandingkan kasus kematian harian pada Januari lalu ketika rata-rata 14.800 orang meninggal setiap hari.
Sementara itu, di Afrika Selatan, para ilmuwan memantau varian virus korona baru dengan tingkat mutasi yang luar biasa tinggi. Institut Nasional untuk Penyakit Menular, Senin, mengatakan bahwa virus varian C.1.2. dapat bermutasi hampir dua kali lebih cepat daripada varian global lain.
Namun, frekuensinya tetap relatif rendah. Sejauh ini telah ditemukan di bawah 3 persen genom yang diurutkan sejak pertama kali diambil pada Mei menyusul peningkatan kasus dari 0,2 menjadi 2,0 persen. Kasus-kasus dengan varian baru itu juga terdeteksi di China, Inggris, Selandia Baru, dan Mauritius. (AFP/REUTERS)