Jelang Tenggat Waktu Penarikan Pasukan AS, Bandara Kabul Dihujani Roket
Kelompok Taliban mengatakan, mereka akan mengizinkan perjalanan normal setelah penarikan AS selesai pada Selasa ini. Setelah itu, mereka kemudian mengambil alih kendali bandar udara Kabul.
Oleh
Mahdi Muhammad
·4 menit baca
KABUL SENIN – Setidaknya lima roket ditembakkan ke Bandar Udara Internasional Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan, Senin (30/8/2021). Ini terjadi di tengah evakuasi tahap akhir warga menjelang tenggat evakuasi, Selasa ini. Tak ada korban jiwa akibat serangan itu. Tembakan roket Katyusha tersebut juga tidak sampai mengganggu jalannya proses evakuasi.
Kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS)-Khorasan, menurut media yang terafiliasi dengan kelompok tersebut, menyatakan bertanggung jawab atas serangan itu. Mereka mengklaim menembakkan enam roket.
Insiden itu terjadi saat AS dan negara-negara mitranya masih disibukkan dengan evakuasi pasukan AS dan pasukan sekutu serta warga Afghanistan yang bekerja bersama pasukan militer internasional selama dua dekade terakhir. Ini adalah serangan roket kedua sejak serangan bom bunuh diri, pekan lalu, yang menewaskan 169 warga Afghanistan dan 13 anggota militer AS.
Pascaserangan itu, kelompok Taliban, penguasa Afghanistan saat ini, memperketat pengamanan di sekitar bandara, termasuk menempatkan anggotanya dengan bersenjata lengkap di dekat landasan pacu utama.
Salah satu roket, Senin kemarin, menimpa kawasan Chahr-e Shaheed. Di tempat ini, warga berkerumun di sekeliling sebuah mobil sedan empat pintu yang diduga digunakan para pelaku. Di dalamnya terdapat beberapa benda yang diduga adalah enam tabung roket yang telah dimodifikasi di kabin belakang. NIIS dan kelompok militan lain diketahui sering kali menggunakan modus operasi seperti ini agar tidak terdeteksi aparat keamanan.
Beberapa roket yang ditembakkan mendarat di lingkungan Salim Karwan, yang berjarak sekitar 3 kilometer dari bandara. Seorang saksi, Jaiuddin Khan, mengatakan, dia tengah berkumpul bersama anak- anaknya ketika ledakan keras terdengar. ”Kami melompat ke dalam kompleks rumah dan tiarap di tanah,” kata Khan.
Juru Bicara Komando Tengah Militer AS Kapten (Angkatan Laut) Bill Urban mengatakan, lima roket menargetkan bandara. Sistem pertahanan bandara dengan teknolog militer AS, C-RAM (counter rocket artilery and mortar system) bekerja baik melindungi bandara dan wilayah di sekitarnya.
Evakuasi berlanjut
Dalam pernyataannya, Gedung Putih mengatakan, Presiden AS Joe Biden telah diberi tahu mengenai serangan roket ini. Washington menambahkan, kegiatan evakuasi berlanjut tanpa gangguan. Para komandan di lapangan diminta memprioritaskan keamanan dan keselamatan anggota militer AS yang masih berada di Afghanistan.
Setelah serangan roket, pesawat militer AS terus melakukan pendaratan dan lepas landas. Setiap 20 menit sekali, pesawat angkut militer AS C-17 lepas landas. Dalam setiap pendaratan, sistem pertahanan antirudal juga diaktifkan untuk melindungi pesawat tersebut.
Bandara telah menjadi salah satu dari sedikit jalan keluar bagi orang asing dan warga Afghanistan yang memilih mengungsi dan meninggalkan Afghanistan yang telah dikuasai Taliban. Gedung Putih mengatakan bahwa selama 24 jam terakhir per Senin kemarin, militer AS mengungsikan sekitar 1.200 pengungsi dengan 26 penerbangan C-17.
Adapun dua penerbangan negara koalisi AS menerbangkan 50 orang lainnya. Sejak akhir Juli, AS telah mengevakuasi sekitar 122.300 orang.
Ross Wilson, kuasa usaha di Kedutaan Besar AS di Kabul yang sekarang bekerja di luar bandara, bersikeras melalui pesan di Twitter bahwa evakuasi itu tetap berlangsung. ”Ini adalah operasi berisiko tinggi. Klaim bahwa warga negara Amerika ditolak atau ditolak aksesnya ke HKIA (Bandar Udara Internasional Hamid Karzai) oleh staf kedutaan besar atau Pasukan AS adalah salah,” ujar Wilson.
Departemen Luar Negeri AS merilis pernyataan pada hari Minggu yang ditandatangani sekitar 100 negara, termasuk negara anggota NATO dan Uni Eropa. Pernyataan itu menyebutkan, Washington telah menerima ”jaminan” dari Taliban bahwa orang-orang dengan dokumen perjalanan masih dapat pergi.
Taliban juga mengatakan, mereka akan mengizinkan perjalanan normal setelah penarikan AS selesai pada Selasa ini. Mereka kemudian mengambil alih kendali bandara. Namun, belum jelas bagaimana Taliban akan menjalankan bandara dan maskapai komersial mana yang akan mulai terbang mengingat situasi keamanan yang belum pulih sepenuhnya.
Dalam kesempatan terpisah, sejumlah pejabat Taliban mengecam AS atas serangan pesawat nirawak di Nangarhar dan Kabul. Serangan di Nangarhar dilancarkan pada Sabtu sebagai balasan atas bom bunuh di Bandara Kabul pada Kamis.
Juru bicara Taliban, Bilal Karimi dan Zabihullah Mujahid, menyebut AS tidak berhak melancarkan serangan itu. ”Di mana pun AS beroperasi, kami mengecamnya,” kata Karimi. (AP/AFP/REUTERS)