Latihan Militer di Dekat Taiwan, China Kerahkan Jet Tempur Canggih
China mengerahkan kapal perang dan jet tempur canggih dalam latihan di dekat Taiwan. Taipei mengecam latihan tersebut dan menyiagakan militernya.
Oleh
Pascal S Bin Saju
·3 menit baca
BEIJING, SELASA — Tentara Pembebasan Rakyat China menggelar latihan perang dengan taktik-taktik penyerangan di dekat Taiwan, Selasa (17/8/2021). Beberapa kapal perang dan jet tempur canggih dilibatkan dalam latihan di barat daya dan tenggara Taiwan, memicu kecaman dan kesiagaan dari militer Taipei.
Menurut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China, latihan kali ini digelar untuk merespons ”gangguan eksternal” dan ”provokasi” yang dilakukan kekuatan lain. Dalam pernyataan singkat, Komando Teater Timur PLA mengatakan, kapal perang, pesawat antikapal selam, dan jet tempur telah dikirim ke dekat Taiwan.
Segenap armada militer China tersebut melakukan serangan berupa tembakan bersama dan latihan lainnya dengan pasukan yang sebenarnya dan peluru tajam. Namun, Beijing tidak memberikan rincian lebih lanjut terkait latihan itu.
Taiwan diklaim Beijing sebagai bagian dari satu China. Namun, Taipei mengecam latihan perang oleh PLA. Dalam lebih dari dua tahun terakhir, PLA sudah berkali-kali mengadakan latihan di kawasan itu untuk mengintimidasi atau memaksa Taiwan agar menerima kedaulatan China.
Kementerian Pertahanan Taiwan merespons dengan mengatakan, ”Militer memiliki pemahaman penuh dan membuat penilaian penuh terhadap situasi di Selat Taiwan serta perkembangan terkait di laut dan di udara. Militer siap memberikan tanggapan.”
Seorang pejabat senior yang dekat dengan perencanaan keamanan Taiwan mengatakan, Angkatan Udara PLA berlatih untuk ”menegakkan supremasi udara”. Latihan itu menggunakan pesawat tempur J-16 yang canggih.
”Selain menegakkan supremasi udara atas Taiwan, mereka juga sering melakukan pengintaian elektronik dan operasi interferensi elektronik,” kata pejabat senior tersebut.
Taiwan yakin China sedang berusaha mengumpulkan sinyal elektronik dari pesawat AS dan Jepang sehingga mereka dapat melumpuhkannya. Sekalipun itu jet tempur F-35, pesawat tempur siluman dengan kinerja tinggi yang dioperasikan oleh AS.
Menurut PLA, baru-baru ini AS dan Taiwan telah ”berkali-kali berkolusi dalam provokasi dan mengirim sinyal salah yang serius, sangat melanggar kedaulatan China, dan sangat merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan”. Kesalahan pengiriman sinyal ditangkap lewat pengintaian elektronik Beijing.
”Latihan kali ini merupakan sebuah tindakan yang diperlukan berdasarkan situasi keamanan saat ini di Selat Taiwan dan kebutuhan untuk menjaga kedaulatan nasional. Ini adalah tanggapan serius terhadap campur tangan eksternal dan provokasi oleh pasukan kemerdekaan Taiwan,” kata PLA.
Pernyataan PLA itu tidak memberikan lokasi yang pasti untuk latihan tersebut. Namun, banyak latihan China sebelumnya selalu berlangsung di dekat Kepulauan Pratas yang dikuasai Taiwan di bagian atas Laut China Selatan. Latihan juga digelar di sekitar Selat Bashi di lepas pantai Taiwan selatan yang mengarah ke Pasifik.
”Provokasi AS-Taiwan baru-baru ini sangat melanggar kedaulatan China,” kata juru bicara Komando Teater Timur PLA, Shi Yi, dalam pernyataan.
Tidak begitu jelas apa yang memicu militer China untuk meningkatkan aktivitasnya di wilayah itu. Hanya, awal bulan ini AS telah menyetujui paket penjualan senjata baru ke Taiwan, yakni sistem artileri (termasuk 40 unit artileri swagerak) senilai hingga 750 juta dollar AS atau sekitar Rp 10,7 triliun.
China memberi cap Presiden Taiwan Tsai Ing-wen sebagai ”seorang separatis” yang bertekad mendeklarasikan kemerdekaan Taiwan secara formal. Gerakan kemerdekaan Taiwan adalah garis merah untuk Beijing. Tsai mengatakan, ”Taiwan sudah menjadi negara merdeka” yang disebut Republik China.
Washington menyatakan keprihatinan tentang pola intimidasi China di kawasan itu, termasuk terhadap Taiwan. AS telah berkali-kali menegaskan komitmennya tak tergoyahkan kepada Taiwan. China tidak mengabaikan penggunaan kekuatan untuk memaksa Taiwan.
China pada September 2020 pernah mengerahkan 18 jet tempurnya di Selat Taiwan. Pada April 2021, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan, 15 pesawat China, termasuk 12 jet tempur, memasuki zona identifikasi pertahanan udaranya dengan pesawat antikapal selam, terbang ke selatan melalui Selat Bashi antara Taiwan dan Filipina.
Pada Juni 2021, China menerbangkan 28 jet tempur ke Taiwan. Sementara pekan lalu, petugas penjaga pantai AS dan Taiwan bertemu untuk membahas peningkatan kerja sama dan komunikasi di kawasan. (REUTERS/AP/AFP)