Kebakaran Hutan di Aljazair Tewaskan Puluhan Warga
Dalam tiga bulan terakhir, kebakaran lahan terjadi di sejumlah negara, mulai Amerika Serikat, Kanada, Yunani, hingga Aljazair. Pemanasan global disebut menjadi salah satu faktor penyebabnya.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
ALGIERS, RABU — Kebakaran hutan di Aljazair menewaskan 17 warga sipil dan 25 tentara. Pemerintah menduga rangkaian kebakaran itu dipicu secara sengaja.
Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune menyatakan, tentara berusaha menyelamatkan 100 warga pada kebakaran di Kabyle, salah satu daerah di timur Algiers. Dalam pernyataan pada Selasa (10/8/2021) malam, Kementerian Pertahanan Aljazair menyebut, ada pula 11 tentara terbakar saat berusaha memadamkan api di Tizi-Ouzou, ibu kota Kabyle. Kebakaran juga terjadi di Bejaia.
Kondisi Tizi-Ouzou yang berbukit-bukit menyulitkan pemadaman. Sebagian desa di Kabyle berada di antara lembah dengan akses terbatas. Kemarau beberapa waktu terakhir membuat air berkurang. Tidak ada pesawat pemadam api di Kabyle.
Sebagian warga dilaporkan mengungsi. Sementara sebagian lagi berusaha bertahan di desa dan memadamkan api dengan peralatan seadanya.
Menteri Dalam Negeri Aljazair Kamel Beldjoud menduga ada kesengajaan pada kebakaran di Kabyle. ”Ada 13 kebakaran dalam waktu bersamaan di satu kawasan tentu bukanlah kebetulan. Hanya penjahat bisa berada di balik rangkaian hampir 50 kebakaran dalam sejumlah lokasi,” ujarnya.
Selain di Kabyle, kebakaran juga dilaporkan di beberapa provinsi lain di Aljazair. Tercatat total 41 titik api di 18 provinsi. Dari seluruh titik api, 21 tercatat di sekitar Tizi Ouzou. Di Kabyle, kebakaran menghanguskan kebun zaitun dan ternak warga. Kedua komoditas ini amat penting bagi perekonomian Kabyle.
Menurut seorang warga Kabyle, Fatima Aoudia (92), kebakaran kali ini mengingatkannya pada pengeboman Perancis di Aljazair puluhan tahun silam. Kala itu, Aljazair berusaha merebut kemerdekaan dari Perancis. Paris meresponnya dengan mengerahkan tentara dilengkapi aneka persenjataan.
Fatima menyebut, pengeboman Perancis memicu kebakaran di berbagai penjuru Aljazair. Kebakaran di Kabyle membuatnya kembali mengingat trauma itu. ”Saya kira mau kiamat. Seluruh lereng dilalap api,” ujarnya.
Sementara sejumlah pihak menyebut, kebakaran luas di Aljazair sulit dilepaskan dari fakta musim panas ekstrem. Beberapa hari lalu, Panel Ahli Lintas Pemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC) menyebut bahwa perubahan iklim terjadi lebih cepat dari perkiraan awal. Perubahan itu antara lain memicu musim panas dengan suhu tertinggi sepanjang sejarah.
Perubahan iklim terjadi lebih cepat dari perkiraan awal. Perubahan itu antara lain memicu musim panas dengan suhu tertinggi sepanjang sejarah.
Kebakaran juga terjadi di Yunani dan sudah menghanguskan hampir 100.000 hektar (ha) lahan. Di Evia saja, kebakaran sudah menghanguskan lebih dari 49.000 ha. Banyak bangunan hangus di pulau terbesar kedua di Yunani itu. Sebab, perumahan bercampur dengan kawasan hijau. Kebakaran yang mulai terjadi pada 3 Agustus 2021 itu hingga kini belum kunjung padam.
Sementara di Peloponnese, kebakaran melanda di sedikitnya 40.000 hektar lahan. Kebakaran lahan di Yunani ini menghancurkan banyak rumah, kedai, dan aneka bangunan lainnya.
Usaha pemadaman tidak saja dilakukan oleh sumber daya dalam negeri. Bantuan juga datang misalnya dari Ukraina, Romania, Serbia, Slowakia, Siprus, dan Polandia. Sedikitnya 14 helikopter dari berbagai negara berikut anggota pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan kebakaran.
Kepala Badan Perlindungan Warga Yunani Nikos Hardalias menyebut, pemadam berusaha sekeras mungkin sesuai batas kemampuan manusia. Sejauh ini, sedikitnya 60.000 orang terpaksa mengungsi. Sejumlah petugas pemadam dilaporkan terbakar.
”Kami menangani keadaan yang tidak biasa dalam kondisi cuaca paling buruk dalam 40 tahun terakhir. Tidak ada situasi lebih buruk yang pernah kami hadapi daripada sekarang,” ujarnya.
Seperti di Aljazair dan banyak negara lain, Yunani juga menghadapi musim panas yang ekstrem. Suhu tinggi membuat banyak daun dan semak mengering sehingga mudah terbakar.
Selain di Eropa dan Afrika, kebakaran juga terus dilaporkan terjadi di Amerika. Di California, AS, kebakaran terjadi antara lain terjadi di Dixie Falls pada area seluas hampir 2.000 kilometer persegi. Dari seluruh area yang terbakar, hanya 500 kilometer persegi yang terkendali.
Musim panas ekstrem disebut ikut berperan dalam memicu ratusan kebakaran di berbagai penjuru AS. Hutan di wilayah barat AS rutin terbakar jutaan hektar per tahun setiap musim panas. (AP/AFP/REUTERS/RAZ)