Perwakilan Indonesia di Manila, Filipina, menggelar lomba mendongeng legenda Indonesia dan menyanyikan lagu Indonesia. Promosi kebudayaan itu diharapkan makin memperkuat relasi Indonesia-Filipina.
Oleh
B Josie Susilo Hardianto
·3 menit baca
Siang itu, dongeng Iona tentang asal mula Banyuwangi memikat juri. Legenda salah satu kota di Jawa Timur itu dikisahkan dengan ekspresif oleh lulusan University of Philippines itu.
”Ekspresinya dapat sekali,” kata Rahma Juwita, salah satu staf Kedutaan Besar RI di Manila, yang siang itu menjadi salah satu anggota dewan juri, Sabtu (7/8/2021).
Lomba mendongeng–dalam bahasa Indonesia–itu merupakan salah satu dari kegiatan yang digelar oleh KBRI di Manila untuk memeriahkan Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Ke-76 RI. Selain mendongeng, digelar juga lomba menyanyi lagu-lagu berbahasa Indonesia. Semua perlombaan itu digelar secara daring.
Lomba yang digelar mulai pukul 09.00 hingga pukul 15.00 waktu Manila itu antusias diikuti oleh sejumlah warga Filipina. Selain menjadi bagian dari peringatan hari kemerdekaan Indonesia, lomba itu juga digelar untuk memperkuat promosi bahasa Indonesia sekaligus memperkuat relasi Indonesia-Filipina.
Kepada dewan juri, Iona, yang berasal dari kota Cagayan de Oro, Provinsi Misamis Orientl, Filipina, mengatakan, ia belajar bahasa Indonesia sejak tahun 2019 ketika mengikuti Summer Program di Universitas Padjadjaran. Meskipun di universitasnya Iona masuk dalam fakultas bahasa Eropa, terutama Jerman dan Spanyol, ia memiliki ketertarikan tersendiri dengan bahasa Indonesia.
Menurut Iona, Indonesia yang beragam memiliki daya tarik. ”Saya pikir, bahasa Indonesia jauh lebih menarik karena ada lebih banyak budaya dan suku di Indonesia yang kita bisa belajar dan ada lebih banyak orang baik yang bisa kita kenal juga,” kata Iona.
Apresiasi atas jalinan relasi itu juga terungkap dalam pernyataan Margarita C Ballesteros yang mewakili Kementerian Pendidikan Filipina. ”Pertukaran budaya dan bahasa antara Indonesia dan Filipina dapat membangun hubungan yang semakin harmonis kedua negara,” kata Margarita.
Sembari menggunakan beberapak kata dalam bahasa Indonesia, Margarita menyatakan dukungan dan menyambut baik lomba yang digelar KBRI di Manila.
Sementara itu, Atase Pendidikan KBRI Manila, Aisyah Endah Palupi, mengatakan, setiap tahun, setidaknya ada 300 siswa belajar bahasa Indonesia di 10 institusi pendidikan di Filipina yang menjadi mitra KBRI di Manila. ”Lomba ini sebagai bentuk unjuk diri kemampuan bahasa Indonesia warga Filipina, khususnya bagi mereka yang selama ini mengikuti pelatihan bahasa Indonesia yang diadakan KBRI di Manila,” katanya.
Kuasa Usaha Ad Interim KBRI di Manila, Widya Rahmanto, mengaku terpukau dengan antusiasme peserta. ”Mereka cukup fasih dalam menggunakan bahasa Indonesia, baik dalam bernyanyi maupun mendongeng,” kata Widya menanggapi penampilan 21 peserta lomba.
Dalam pernyataan pers yang dikirim oleh KBRI Manila disebutkan, promosi bahasa Indonesia ke masyarakat Filipina akan terus diselenggarakan oleh KBRI di Manila untuk mendukung upaya pemerintah dalam menduniakan bahasa Indonesia. Selain menyanyi dan mendongeng, warga Filipina juga berpartisipasi dalam lomba infografis dan lomba pidato tentang Indonesia yang akan diselenggarakan oleh KBRI di Manila pada 13 Agustus mendatang.
”Dalam rangka menyambut HUT Kemerdekaan Ke-76 Republik Indonesia, KBRI di Manila ingin memperkenalkan budaya Indonesia, khususnya bahasa Indonesia ke masyarakat Filipina,” kata Widya.