Terobosan Baru Arab Saudi, Perempuan Direkrut Jadi Pengurus Masjidil Haram
Imam Besar Masjidil Haram Syaikh Abdulrahman al-Sudais menunjuk 22 perempuan dalam struktur inti takmir Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Hingga 320 perempuan akan direkrut jadi pelayan jemaah di dua masjid tersuci itu.
Oleh
kris mada
·5 menit baca
AP PHOTO/AMR NABIL
Perempuan polisi Arab Saudi bertugas pada musim haji di kompleks Masjidil Haram di Kota Suci Mekkah, Arab Saudi, 20 Juli 2021.
MEKKAH, SENIN — Pengelola Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi—dua dari tiga masjid suci bagi hampir 2 miliar umat Muslim—mengumumkan terobosan penting. Sejumlah perempuan resmi menjadi anggota takmir kedua masjid itu. Hingga 90 persen anggota takmir berpendidikan pascasarjana demi mendukung transformasi pelayanan di sana.
Kepala Kantor Pelayanan Dua Masjid Suci, Syaikh Abdulrahman Al-Sudais, mengumumkan penunjukan itu pada Minggu (8/8/2021) malam waktu Mekkah atau Senin dini hari WIB. Sebagaimana diumumkan sejumlah media Arab Saudi, seperti Saudi Press Agency, Saudi Gazette, dan Arab News, ketua takmir Masjidil Haram dan Masjid Nabawi itu menunjuk 22 perempuan berpendidikan doktor masuk ke struktur inti takmir.
Al-Sudais, yang juga Imam Besar Masjidil Haram, juga mengumumkan bahwa ada dua perempuan lain yang akan segera bergabung di struktur inti takmir Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Sepanjang sejarah pengelolaan kedua masjid itu oleh Kerajaan Arab Saudi, baru kali ini jumlah perempuan sedemikian banyak di struktur inti.
AFP/FAYEZ NURELDINE
Perempuan Arab Saudi bekerja pada bagian pusat panggilan (call center) dan pusat komando di Kota Suci Mekkah, Arab Saudi, 16 Juli 2021.
Selain menunjuk puluhan perempuan berpendidikan doktor, Al-Sudais juga membentuk bagian pemberdayaan perempuan pada struktur takmir kedua masjid suci tersebut. Pembentukan itu bagian dari upaya pemberdayaan perempuan pada takmir kedua masjid.
Takmir juga akan merekrut 320 perempuan menjadi pekerja di lembaga itu. Mereka akan bergabung dengan petugas pelayanan jamaah di kedua masjid. Selama ini, petugas pelayanan jemaah didominasi oleh pria.
Dalam penyelenggaraan haji 2021, untuk pertama kalinya ada perempuan menjadi petugas di Masjidil Haram. Sementara sejak 2018, sejumlah perempuan telah menjadi petugas imigrasi di Bandar Udara Raja AbdulAziz di Jeddah, pintu masuk utama menuju Mekkah melalui perjalanan udara.
Direktur Pelayanan dan Pengelolaan Perempuan di takmir kedua masjid, Kamelia al-Daadi, menyebut bahwa perekrutan 320 perempuan itu bagian dari peningkatan layanan kepada jemaah. Sebagian dari mereka diharapkan mulai bekerja kala jemaah umrah kembali masuk mulai Senin (9/8/2021) ini.
AFP/KEMENTERIAN HAJI DAN UMRAH ARAB SAUDI
Jemaah mengenakan masker saat beribadah umrah di kompleks Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Minggu (4/10/2020).
Riyadh telah mengumumkan akan menerima hingga 60.000 jemaah per hari atau hingga 2 juta per bulan. Visa umrah telah mulai diterbitkan dan gelombang pertama dijadwalkan masuk Senin ini.
Sains dan riset
Di antara 22 perempuan yang sudah dilantik, jabatan tertinggi diduduki Fatima Zaid al-Rashoud dan Al-Anoud Khaled al-Aboud. Fatima ditunjuk menjadi penasihat ketua takmir yang sekaligus Asisten Presiden Pelayanan Dua Masjid Suci untuk Urusan Perempuan.
Sementara Al-Anoud ditunjuk menjadi Asisten Presiden Pelayanan Dua Masjid Suci untuk Pemberdayaan Perempuan. Adapun Kamelia al-Daadi ditunjuk menjadi Direktur Pelayanan dan Pengelolaan Perempuan.
Selain untuk bidang khusus pelayanan perempuan, ada pula pejabat yang ditunjuk mengurus teknologi dan ilmu pengetahuan. Ibtehab al-Jeaid ditunjuk menjadi Wakil Kepala Perpustakaan dan Riset Sains. Sementara Norah al-Thuwaibi diangkat menjadi Wakil Kepala Urusan Sains, Intelektual, dan Panduan Perempuan.
Wakil Presiden bidang Perencanaan dan Pembangunan Abdul Hamid al-Maliki mengatakan, penunjukan perempuan di takmir bagian dari perwujudan tolok ukur yang didorong Sudais. Direktur Pelayanan Masjidil Haram itu menyebut, ada empat pilar kepengurusan. ”Syaikh Abdulraham al-Sudais terus mendorong tolok ukur kepengurusan dan pelayanan ini selama 10 tahun kepemimpinannya,” katanya.
Pemberdayaan perempuan berkaitan dengan tolok ukur lain, yakni pemberdayaan pemuda. Hal itu diwujudkan dengan hingga 90 persen pengurus takmir adalah orang muda berpendidikan pascasarjana.
Sementara tolok ukur ketiga adalah pengembangan teknologi, kecerdasan buatan, transformasi digital, dan penerjemahan. ”Hal ini akan berdampak pada penyampaian pesan Dua Masjid Suci, operasional sistem layanan, dan kinerja,” katanya.
SAUDI MINISTRY OF MEDIA/HANDOUT VIA REUTERS
Simulasi pelaksanaan tawaf di sekitar Kabah di Masjidil Haram, Mekkah, 27 Juli 2020.
Sejak 2020, sejumlah terobosan teknologi dipacu oleh takmir kedua masjid dan Pemerintah Arab Saudi. Jemaah haji dan umrah, antara lain, harus mengunduh sejumlah aplikasi untuk mengurus izin masuk tempat-tempat ibadah dan pelaksanan rukun haji serta umrah. Aplikasi itu juga untuk memantau pergerakan jemaah agar mereka tidak melanggar aturan terkait pengendalian pandemi Covid-19.
Sementara pilar keempat, menurut Al-Maliki, adalah pengelolaan dana perwalian dan pengelolaan keuangan masjid yang berkelanjutan. Hal itu demi menunjang aneka program pengembangan dan pelayanan Dua Masjid Suci yang selaras dengan Visi Arab Saudi 2030.
Sumber pendapatan
Visi Arab Saudi 2030 adalah rencana pembangunan yang dicetuskan Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman. Dalam Visi 2030, perekonomian Arab Saudi akan diubah dari mengandalkan minyak menjadi bergantung pada sumber pendapatan yang lebih beragam. Industri jasa termasuk akan diandalkan.
Selain mengembangkan kawasan industri dan pariwisata NEOM di dekat Jeddah, Visi 2030 juga akan mengoptimalkan pelayanan jemaah haji dan umrah. Dengan hingga 2 juta jemaah umrah per bulan, Arab Saudi bisa mendapatkan devisa amat besar.
Dari hotel dan restoran saja, Arab Saudi bisa mendapat sekurangnya 120 juta dollar AS per hari. Sebab, jemaah membelanjakan rata-rata 60 dollar AS per hari untuk kebutuhan makan dan penginapan. Di beberapa hotel dekat Masjidil Haram dan Madinah, biayanya bisa melebihi 200 dollar AS per hari.
Di luar tiket pesawat, jemaah umrah bisa menghabiskan rata-rata 700 dollar AS selama di Mekkah dan Madinah. Selain untuk makan dan penginapan, ada pula belanja aneka oleh-oleh dan barang lain. Jemaah juga menghabiskan uang untuk transportasi.
AP/Amr Nabil
Jemaah haji tetap mengenakan masker saat berdoa di depan gunung Al-Safa di Masjidil Haram, Sabtu (17/7/2021). Jemaah haji yang datang juga tidak boleh memiliki riwayat penyakit bawaan yang kronis.
Visi 2030 juga berusaha memanfaatkan semua potensi ekonomi Arab Saudi. Hal itu termasuk pelibatan perempuan sebagai pekerja dan konsumen. Sampai tahun 2017, perempuan dilarang bepergian jika tidak didampingi oleh kerabatnya yang laki-laki.
Kini, perempuan bisa bepergian sendiri. Sejumlah perempuan Saudi menjadi pejabat di berbagai kantor pemerintahan dan swasta. Semakin banyak pula perempuan menjadi pekerja di tempat-tempat yang dulu hanya mempekerjakan pria. (AFP/REUTERS)