logo Kompas.id
InternasionalDerita Uighur di Balik...
Iklan

Derita Uighur di Balik Percepatan Energi Bersih AS

Rantai pasok industri energi terbarukan yang menggunakan panel surya amat bergantung pada Xinjiang. Sebanyak 54 persen kebutuhan polisilikon, bahan utama panel surya, global dipasok dari Xinjiang.

Oleh
kris mada
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/UUxVSrPe6IeKZ1sweh4F_kY9Knc=/1024x678/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F06%2FChina-US-Solar-Dilemma_96480833_1624581155.jpg
CHINATOPIX VIA AP

Workers install solar panels at a photovoltaic power station in Hami in northwestern China\'s Xinjiang Uyghur Autonomous Region Monday Aug. 22, 2011. The Biden administration\'s solar power ambitions are colliding with complaints the global industry depends on Chinese raw materials that might be produced by forced labor. One big hurdle is polysilicon from Xinjiang, commonly used to make photovoltaic cells for solar panels. (Chinatopix via AP)

Keinginan menjaga masa depan Bumi mendorong penggunaan energi bersih, termasuk listrik dari tenaga surya, besar-besaran. Ironisnya, biaya produksi energi bisa ditekan, antara lain, karena penggunaan buruh murah dan batu bara secara masif di China. Padahal, para pendukung energi terbarukan bolak-balik menuding batu bara sebagai sumber energi paling kotor.

Badan Energi Internasional menyebutkan, hingga 80 persen pertambahan pembangkit listrik 2020-2030 bersumber dari energi terbarukan. Mayoritas dari 80 persen itu berasal dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

Editor:
laksanaas
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000