Trauma Israel pada Iran, dari Soleimani hingga Saeed Ara Jani
Media Israel mulai kerap menyebut nama Saeed Ara Jani yang dinilai akan menggantikan tokoh Garda Revolusi Iran, Qasem Soleimani. Menhan Israel Benny Gantz menyebut Jani otak serangan atas kapal tanker perusahaan Israel.
Oleh
MUSTHAFA ABD RAHMAN, DARI KAIRO, MESIR
·3 menit baca
Patah tumbuh hilang berganti. Setelah tewasnya Komandan Divisi Al Quds Garda Revolusi Iran Qasem Soleimani, Januari 2020, kini muncul tokoh baru Garda Revolusi Iran, yaitu Kepala Unit Pesawat Nirawak Garda Revolusi Iran Saeed Ara Jani. Media-media Israel terakhir ini mulai sering menyebut nama Saeed Ara Jani, sosok yang dinilai berpeluang sebagai pengganti Soleimani.
Nama Saeed Ara Jani semakin populer di Israel setelah Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz, dalam pertemuan dengan para duta besar negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB untuk Israel di Tel Aviv, Rabu (4/8/2021), mengungkap Jani sebagai arsitek serangan atas kapal tanker MV Mercer Street di lepas Teluk Oman, Kamis (29/7). Gantz menyebut Jani sebagai arsitek, pemberi pelatihan, dan orang yang menyiapkan peralatan untuk serangan atas MV Mercer Street dan sasaran lain di kawasan Teluk.
Gantz juga menegaskan, Israel memiliki hak untuk melancarkan balasan secara independen dalam menghadapi serangan dan ancaman atas warga dan kedaulatannya.
Iran kembali membantah tuduhan Israel itu. Dubes Iran untuk Inggris Mohsen Baharvand, seperti dikutip televisi Al Jazeera, Kamis (5/8), menegaskan, Iran berkomitmen menghormati jalur internasional. Ia membantah tuduhan bahwa Iran terlibat dalam serangan atas MV Mercer Street.
Saat diserang, kapal tanker MV Mercer Street berbendera Liberia, tetapi kapal itu milik Jepang yang dikelola perusahaan maritim Israel, Zodiak. Dua kru kapal dari Inggris dan Romania tewas dalam serangan tersebut. Serangan atas MV Mercer Street merupakan bagian dari perang laut antara Iran dan Israel yang marak sejak tahun 2019.
Serangan atas MV Mercer Street dianggap menandai babak baru dalam konflik laut Iran-Israel. Untuk pertama kalinya serangan menggunakan pesawat nirawak dan membawa korban tewas. Sebelum ini serangan atas kapal Israel dan juga sebaliknya atas kapal Iran sering menggunakan ranjau laut dan hanya menyebabkan kerusakan ringan kapal.
Menurut laporan harian Amerika Serikat, Wall Street Journal, edisi 11 Maret 2021, Israel sejak tahun 2019 telah menyerang sedikitnya 12 kapal laut milik Iran yang sedang mengangkut minyak mentah menuju Suriah. Sepanjang tahun 2020, Israel sedikitnya telah melakukan enam kali serangan atas kapal-kapal laut Iran.
Serangan pesawat nirawak yang terkenal dan diduga kuat dilakukan loyalis Iran adalah serangan atas kilang minyak milik Aramco di Arab Saudi, September 2019. Serangan itu memantik serangan balasan AS, yang menewaskan Soleimani, di dekat Bandar Udara Internasional Baghdad, Januari 2020. Soleimani semasa hidupnya dikenal sebagai tokoh legendaris arsitek serangan Iran atas sasaran Israel di Suriah-Lebanon.
Israel juga telah membunuh ilmuwan nuklir terkemuka Iran, Mohsen Fakhrizadeh, di dekat kota Teheran, November 2020. Israel menilai Fakhrizadeh membahayakan keamanan Israel. Israel juga mengklaim pesawat nirawak Iran menembus wilayah udara Israel saat meletus perang Gaza, Mei lalu. Israel saat ini melihat industri pesawat nirawak dan rudal balistik Iran—selain program nuklir Iran—menjadi ancaman utama terhadap keamanan Israel.