Negara Asia Tengah Khawatirkan Efek Karambol Afghanistan
Khawatir efek karambol konflik Afghanistan terhadap wilayah Asia Tengah, pemimpin lima negara di kawasan bertemu untuk membahas penanganannya. Rusia bersama Tajikistan dan Uzbekistan telah menggelar latihan bersama.
Oleh
Mahdi Muhammad
·4 menit baca
ASHGABAT, JUMAT — Para pemimpin lima negara Asia Tengah berkumpul di kota Avaza, Turkmenistan, membahas situasi konflik di negara tetangga mereka, Afghanistan, yang tak kunjung usai. Meski Taliban menyatakan mereka tidak tertarik untuk memperluas pengaruh ke Asia Tengah, konflik Taliban dan militer Afghanistan yang sering kali mendekat ke perbatasan negara tetangga membuat sejumlah negara khawatir.
Konferensi Tingkat Tinggi negara-negara di Asia Tengah itu, Jumat (6/8/2021), berlangsung saat pertempuran antara Taliban dan militer Pemerintah Afghanistan terus berkecamuk di beberapa kota besar, termasuk provinsi-provinsi yang bersebelahan dengan tiga negara pecahan Uni Soviet, yaitu Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan.
Kekerasan terakhir terjadi di Kabul. Taliban menembak mati Dawa Khan Menpal, Kepala Pusat Informasi dan Media Pemerintah Afghanistan, di sebuah masjid di ibu kota. ”Teroris telah melakukan tindakan pengecut sekali lagi dan membunuh seorang patriot Afghanistan,” kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Mirwais Stanikzai, Jumat.
Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan atas Dawa Khan Menpal. Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, dalam pesan yang dikirim kepada kalangan media, mengatakan, Dawa terbunuh dalam serangan khusus.
Mengkhawatirkan
Presiden Turkmenistan Gurbanguly Berdymukhamedov, Rabu (4/8/2021), saat bertemu mitranya dari Tajikistan, Emomali Rakhmon, menyebut situasi Afghanistan membuat tanda tanya bagi semua negara di kawasan dan sangat mengkhawatirkan.
Afghanistan, yang mulai ditinggalkan Amerika Serikat dan NATO, tidak kuasa menahan kejatuhan berbagai distrik yang sempat dikuasainya, termasuk distrik yang lokasinya berdekatan dengan perbatasan wilayah Asia Tengah dan Iran. Pada awal Juli, militer Rusia menginformasikan bahwa Taliban telah menguasai dua pertiga daerah perbatasan dengan Tajikistan.
Bulan sebelumnya, Taliban merebut persimpangan utama Afghanistan dengan Tajikistan, Shir Khan Bandar. Sementara pasukan pemerintah dipukul mundur ke Tajikistan dan Uzbekistan. Selain itu, Taliban juga menguasai beberapa daerah perbatasan dengan Uzbekistan dan Turkmenistan. Bahkan, Taliban telah merebut Kota Islam Qala, yang berbatasan dengan Iran di barat daya.
Taliban bersikeras bahwa mereka tidak memiliki desain di Asia Tengah dan telah menjalin kontak resmi dengan Pemerintah Uzbekistan dan Turkmenistan. Taliban menganggap dirinya sebentar lagi akan menguasai pemerintahan, menjatuhkan pemerintahan Presiden Ashraf Ghani yang didukung dunia internasional.
Sejumlah analis menilai kekosongan keamanan di wilayah Asia Tengah menimbulkan ancaman tersendiri di kawasan itu, terutama di tengah perkembangan kerja sama ekonomi wilayah.
Potensi gangguan keamanan di wilayah Asia Tengah diantisipasi Rusia dengan menggelar latihan militer bersama di Uzbekistan dan Tajikistan. Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia Valery Gerasimov telah berada di Uzbekistan untuk menyaksikan langsung latihan militer bersama itu.
Selama pertemuan dengan koleganya dari Uzbekistan, Shukhrat Khalmukhamedov, Gerasimov menyatakan, latihan itu dilakukan untuk mempraktikkan tindakan pengusiran terhadap ancaman terorisme. Dia juga menyatakan, saat ini ancaman utama bagi kawasan Asia Tengah datang dari Afghanistan. Moskwa, katanya, berjanji akan meningkatkan pasokan senjata ke kawasan itu.
Moskwa memosisikan diri sebagai benteng menghadapi potensi ancaman konflik dari Afghanistan ke Asia Tengah. Latihan militer bersama tiga negara itu berlangsung di Kharb-Maidon, 20 kilometer dari perbatasan Tajikistan-Afghanistan. Latihan militer bersama itu melibatkan 2.500 tentara Rusia, Tajikistan, dan Uzbekistan.
Gempuran militer
Angkatan Udara Afghanistan mencoba memukul mundur Taliban dari berbagai distrik yang dikuasainya. Serangan udara yang dilakukan menggunakan pesawat nirawak dilakukan AU Afghanistan di seluruh wilayah untuk merebut kembali kontrol wilayah-wilayah yang telah dikuasai Taliban.
Di Lashkar Gah, Provinsi Helmand, AU Afghanistan melakukan pengeboman besar-besaran di kawasan dekat stasiun radio dan televisi milik pemerintah, yang dikuasai Taliban. Kepala Departemen Kesehatan Masyarakat Provinsi Helmand Dr Sher Ali Shaker mengatakan, dalam 24 jam terakhir setidaknya tiga warga sipil tewas dan 40 orang lainnya terluka.
Rashid Dostum, seorang panglima perang Uzbekistan, kembali ke Provinsi Jawzjan, Afghanistan utara, untuk membantu pemerintah memerangi Taliban di wilayah itu. Dukungan itu membuat Taliban kehilangan delapan dari 10 distrik yang pernah dikuasainya. Menurut juru bicaranya, Ehsan Nero, Dostum kembali ke Jawzjan setelah membuat kesepakatan dengan Presiden Ghani.
Situasi peperangan yang semakin tidak terkendali membawa keprihatinan tersendiri bagi Perserikatan Bangsa-Bangsa. ”Kami sangat prihatin terhadap keselamatan dan perlindungan orang-orang di Lashkar Gah, di selatan, di mana puluhan ribu orang bisa terjebak dalam pertempuran. Bersama dengan mitra kemanusiaan kami di Afghanistan, kami akan menilai kebutuhan dan merespons situasi di selatan jika akses ke sana memungkinkan,” kata Stephane Dujarric, juru bicara PBB, Rabu. (AFP/AFP)