HRW: Taliban Eksekusi Aparat dan Warga Sipil di Afghanistan Selatan
Taliban mengancam akan melipatgandakan serangan terhadap aparat Pemerintah Afghanistan. Kelompok itu dilaporkan mengesekusi polisi, tentara, dan warga sipil di Lashkar Gah dan Spin Boldak, Afghanistan selatan.
Oleh
Pascal S Bin Saju
·4 menit baca
KABUL, KAMIS — Taliban dilaporkan telah mengeksekusi puluhan polisi, tentara, dan warga sipil di kota Spin Boldak dan Lashkar Gah, Afghanistan selatan. Kelompok ini juga memperingatkan akan meningkatkan serangan kepada pasukan Pemerintah Afghanistan di kota-kota provinsi yang telah terkepung.
Bahkan, Taliban akan melipatgandakan serangan kepada para pemimpin pemerintahan. Ancaman itu terjadi setelah serangan bom kelompok ini menghantam sebuah kawasan kelas atas di zona hijau di Kabul, ibu kota negara. Penjabat Menteri Pertahanan Bismillah Khan Mohammadi, yang ditarget dalam serangan itu, selamat.
Lembaga Human Rights Watch (HRW) menuduh Taliban telah mengeksekusi tentara, polisi, dan warga sipil yang ditangkap dan dituduh memiliki hubungan dengan pemerintah di daerah yang mereka rebut. Organisasi pegiat kemanusiaan ini mengatakan telah mendapat daftar 44 orang yang dibunuh oleh Taliban di Spin Boldak, kota di perbatasan dengan Pakistan yang direbut Taliban bulan lalu.
”Para komandan Taliban yang mengawasi kekejaman semacam itu juga bertanggung jawab atas kejahatan perang,” Patricia Gossman, Direktur Asia di HRW.
Kantor berita AFP, Kamis (5/8/2021), melaporkan, Taliban memperingatkan akan lebih banyak menyerang para pemimpin Pemerintah Afghanistan. Peringatan dikeluarkan setelah Taliban gagal membunuh Mohammadi dan saat mereka terus berupaya menguasai sejumlah kota besar yang terkepung di seluruh negeri.
Setelah berminggu-minggu mengepung Lashkar Gah, ibu kota Provinsi Helmand, sekitar 637 kilometer sebelah barat daya Kabul, Taliban akhirnya dapat menguasai kota tersebut pada Selasa lalu. Bahkan, Taliban dilaporkan telah mengeksekusi tentara, polisi, dan para tokoh sipil yang mendukung pemerintah pusat. Pembantaian serupa terjadi di kota Spin Boldak, kota dekat perbatasan dengan Pakistan sekitar 585 kilometer sebelah barat daya Kabul.
Serangan bom yang menargetkan Mohammadi terjadi pada Selasa (3/8/2021) malam, menewaskan sedikitnya delapan orang dan melukai 20 orang. Mohammadi luput dalam serangan itu. Taliban mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom tersebut.
Militer Afghanistan dan AS juga telah meningkatkan serangan udara terhadap Taliban. Namun, Taliban, Rabu (4/8/2021), mengatakan bahwa serangan bom di kediaman Mohammadi sebagai balasan atas penyerbuan pasukan pemerintah di beberapa ibu kota provinsi yang membunuh banyak warga sipil.
”Serangan itu adalah awal dari operasi pembalasan kami terhadap lingkaran dan pemimpin pemerintahan Kabul, yang memerintahkan serangan dan pengeboman di berbagai bagian negara,” kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, dalam sebuah pernyataan di media sosial, merujuk serangan terhadap Mohammadi.
Taliban semakin gencar menyerang wilayah yang dikuasai pasukan pemerintahan Presiden Ashraf Ghani sejak Amerika Serikat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) memulai penarikan pasukan pada awal Mei. Ketika batas akhir penarikan penuh pasukan asing mendekati batas akhir, 31 Agustus 2021, Taliban bahkan telah menguasai sebagian besar wilayah. Kabul membantah laporan tentang kemajuan Taliban.
Kelompok garis keras tersebut telah menguasai wilayah perdesaan dan kota-kota utama di perbatasan ke Asia Tengah dan Asia Selatan. Kini, tiga minggu menjelang batas akhir penarikan penuh pasukan asing, Taliban menargetkan kota-kota besar, terutama ibu kota provinsi, seperti mengepung Herat, dekat perbatasan barat dengan Iran, serta Lashkar Gah dan Kandahar di selatan.
”Keluarga yang memiliki banyak uang dan mobil telah mengungsi meninggalkan rumah mereka,” kata warga Halim Karimi. ”Kami tidak tahu ke mana atau bagaimana kami harus pergi. Kami dilahirkan untuk mati,” ujar warga Lashkar Gah, Provinsi Helmand, Afghanistan selatan.
Sementara itu, serangan udara AS dan Afghanistan menghantam sasaran Taliban di Helmand selatan dalam upaya untuk mengusir milisi kelompok itu, Rabu, setelah mereka merebut sebagian besar kota Lashkar Gah. PBB dan HRW meminta kedua belah pihak berhati-hati dan mencegah jatuhnya korban sipil saat bertempur.
Pukulan atas Kabul
Penguasaan atas Lashkar Gah oleh Taliban menjadi pukulan strategis dan psikologis besar-besaran bagi pemerintah. Lashkar Gah adalah salah satu dari tiga ibu kota provinsi yang diserang Taliban saat kelompok itu meningkatkan serangan mereka terhadap pasukan pemerintah.
PBB mengatakan telah menerima laporan tentang meningkatnya kematian warga sipil dan kerusakan infrastruktur penting di Helmand dan Kandahar. ”Rumah sakit dan petugas kesehatan kewalahan karena banyaknya korban luka,” kata juru bicara PBB, Stephane Dujarric, dalam konferensi pers.
AS dan Inggris juga menuduh kelompok Taliban telah melakukan kekejaman yang mereka katakan mungkin merupakan ”kejahatan perang” di Spin Boldak. Ketika Taliban membuat keuntungan di medan perang, pembicaraan berbulan-bulan antara kelompok itu dan Pemerintah Afghanistan di Doha, ibu kota Qatar, semakin kabur dan tak bermakna.
Penasihat keamanan nasional negara tetangga Pakistan—yang telah merenggangkan hubungan dengan pemerintahan Presiden Ghani dan diduga memberikan materi dan dukungan penasihat untuk Taliban—menyerukan kedua belah pihak untuk berkompromi dan berdamai. (AFP/REUTERS)