Gim Jadi ”Candu Spiritual” di China, Tencent Janji Batasi Umur Pengguna
Media ”Economic Information Daily” mengutip ”Honor of Kings”, permainan daring yang diproduksi Tencent, dalam sebuah artikel. Dalam artikel itu dikatakan, banyak anak di bawah umur keranjingan gim daring layaknya candu.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
SHANGHAI, SELASA — Perusahaan raksasa teknologi asal China, Tencent Holdings Ltd, Selasa (3/8/2021), menyatakan akan membatasi akses anak di bawah umur terhadap permainan gim video andalan perseroan. Pernyataan itu dikeluarkan Tencent hanya beberapa jam setelah sahamnya anjlok 6 persen. Diduga penurunan itu turut dipicu oleh artikel media Pemerintah China yang menyebut permainan daring sebagai candu spiritual.
Dalam artikel yang ditulis Economic Information Daily disebutkan, banyak anak di bawah umur kecanduan gim daring. Dalam salah satu artikelnya, media yang berafiliasi dengan Xinhua itu antara lain menyebut ”Honor of Kings”, sebuah permainan daring yang diproduksi Tencent.
Pemberitaan itu memicu kembali kekhawatiran investor tentang intervensi negara. Laporan muncul setelah Beijing juga mengincar sektor properti, pendidikan, dan teknologi untuk mengekang tekanan biaya. Langkah ini menegaskan kembali keunggulan sosialisme setelah bertahun-tahun terjadi pertumbuhan pasar yang cenderung tidak terkendali. ”Mereka tidak percaya ada yang terlarang. Mereka akan bereaksi, terkadang bereaksi berlebihan, terhadap apa pun di media pemerintah tentang narasi yang menekan teknologi,” kata Ether Yin, analis Trivium, konsultan yang berbasis di Beijing.
Tencent merupakan perusahaan media sosial dan gim video terbesar di China. Saham perusahaan itu sempat jatuh lebih dari 10 persen pada awal perdagangan Selasa. Kapitalisasi pasarnya turun hampir 60 miliar dollar AS akibat munculnya artikel Economic Information Daily. Indeks saham CSI300 pekan lalu turun lebih dari 5 persen dan mencatat penurunan bulanan terbesar sejak Oktober 2018.
Penurunan lebih dalam pada saham perseroan mereda setelah artikel itu dihilangkan dari laman media itu dan juga akun media sosial WeChat pada Selasa sore. Artikel itu kemudian muncul kembali tanpa mencantumkan istilah candu spiritual dan sejumlah bagian lain di artikel itu diedit.
Anjloknya saham Tencent menjadi kejatuhan paling dalam bagi saham itu selama satu dekade. Penurunan lebih dalam pada saham perseroan mereda setelah artikel itu dihilangkan dari laman media dan akun media sosial WeChat pada Selasa sore. Artikel itu kemudian muncul kembali tanpa mencantumkan istilah candu spiritual dan sejumlah bagian lain di artikel itu diedit.
Dalam artikel aslinya, media tersebut telah memilih ”Honor of Kings” sebagai gim daring paling populer di kalangan siswa. Rata-rata para siswa menghabiskan waktunya dengan bermain gim itu selama 8 jam per hari. ”Candu spiritual telah berkembang menjadi industri bernilai ratusan miliar,” kata surat kabar itu. ”Tidak ada industri, tidak ada olahraga, dapat dibiarkan berkembang dengan cara yang akan menghancurkan satu generasi.”
Candu adalah subyek sensitif di China. China menyerahkan Pulau Hong Kong ke Inggris pada 1842 setelah akhir Perang Candu Pertama. Itu adalah perang Perusahaan Hindia Timur Britania melawan Dinasti Qing di China tahun 1839-1842 dengan tujuan memaksa China mengimpor opium Britania.
Tencent menyatakan akan memperkenalkan lebih banyak tindakan guna mengurangi waktu dan uang anak di bawah umur yang dihabiskan untuk sebuah media permainan. Langkah itu dimulai dengan permainan ”Honor of Kings”. Perseroan juga menyerukan larangan permainan gim untuk anak-anak di bawah usia 12 tahun. Namun, perusahaan tidak membahas soal artikel yang ditulis Economic Information Daily.
Pemuatan artikel itu turut memukul saham-saham perusahaan saingan Tencent. Saham NetEase Inc turun lebih dari 15 persen sebelum memangkas kerugian menjadi sekitar 8 persen saat penutupan. Saham perusahaan pengembang gim XD Inc anjlok 8,2 persen dan saham perusahaan gim seluler GMGE Technology Group Ltd merosot 15,6 persen.
Dalam artikel yang diunggah ulang, Economic Information Daily menyebutkan, pihak berwenang, pengembang gim, dan keluarga harus bekerja sama untuk memerangi kecanduan anak terhadap gim video daring. Disebutkan juga peran orangtua dalam tanggung jawab pengawasan atas anak-anak mereka.
Regulator China sejak 2017 berusaha membatasi waktu yang dihabiskan anak di bawah umur untuk bermain gim video. Perusahaan teknologi, termasuk Tencent, sudah memiliki sistem antikecanduan yang membatasi waktu bermain pengguna muda. Namun, pihak berwenang dalam beberapa bulan terakhir menempatkan fokus baru pada perlindungan kesejahteraan anak. Muncul keinginan untuk lebih memperkuat aturan seputar gim daring dan pendidikan. Bulan lalu, otoritas melarang perusahaan penyedia jasa les mencari keuntungan dalam mata pelajaran sekolah inti.
Hal itu menambah tindakan pengaturan dalam industri teknologi, termasuk larangan Tencent dari perjanjian hak cipta musik eksklusif dan hukuman denda atas praktik pasar yang tidak adil. Tencent secara singkat juga sempat lepas dari posisinya sebagai perusahaan paling berharga di Asia berdasarkan kapitalisasi pasar. (REUTERS)