Percaya Diri dengan Cakupan Vaksinasi, AS Tidak Memilih ”Lockdown”
Berbeda dari Presiden Joe Biden yang memberi sinyal kebijakan pembatasan baru karena lonjakan kasus Covid-19 varian Delta, penasihat kesehatan AS, Anthony Fauci, menepis kemungkinan ”lockdown” karena tingginya vaksinasi.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
WASHINGTON, SENIN — Kepala penasihat bidang kesehatan bagi Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Anthony Fauci, menyatakan bahwa AS tidak akan memberlakukan karantina wilayah (lockdown) sekalipun kasus Covid-19 akibat varian Delta melonjak di sejumlah wilayah negara itu. Tingkat vaksinasi yang sudah dicapai AS menjadi salah satu pertimbangan utama negara tersebut tidak menutup wilayahnya.
”Saya tidak berpikir kita akan melakukan karantina wilayah,” kata Fauci dalam acara This Week pada jaringan media ABC, Minggu (1/8/2021) waktu setempat.
Tanpa menyebutkan soal varian Delta, Fauci mengatakan, AS bisa menghadapi beberapa tekanan terkait pandemi Covid-19 pada waktu-waktu mendatang. Ia cukup optimistis jumlah warga AS yang telah divaksinasi relatif cukup untuk mencegah terulangnya lonjakan mematikan, seperti pada musim dingin lalu. Merujuk pada data Our World in Data, cakupan vaksinasi Covid-19 lengkap di seluruh wilayah AS per akhir pekan lalu telah mencapai 50,2 persen.
Pernyataan Fauci itu berbeda dengan pernyataan Biden sebelumnya. Biden mengatakan, AS mungkin saja menuju sebuah kondisi pembatasan baru karena lonjakan kasus Covid-19 varian Delta. Di sejumlah negara, termasuk China dan Australia, kebijakan karantina wilayah diberlakukan guna mengendalikan varian yang sangat menular itu. Kebijakan tersebut diambil tak lama setelah kehidupan terlihat mulai kembali normal di tengah pandemi Covid-19.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengubah arah kebijakannya pada pekan ini. Lembaga itu mengatakan, orang-orang yang divaksinasi penuh harus mengenakan masker lagi di dalam ruangan di daerah-daerah berisiko lebih tinggi di negara tersebut.
Otoritas kesehatan utama AS itu menambahkan, varian Delta sama menularnya dengan cacar air. Disebutkan juga bahwa kasus terpaparnya warga yang sudah divaksinasi Covid-19 bisa terjadi meski relatif jarang.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengubah arah kebijakannya pada pekan ini.
Aura kebebasan di AS saat pandemi dihadapkan pada masalah lonjakan kasus Covid-19. Wilayah-wilayah di pantai timur AS mengalami penambahan signifikan kasus Covid-19 akibat varian Delta itu. Kebijakan lepas masker pun menjadi salah satu yang diusulkan untuk ditinjau ulang.
Fauci meredam kekhawatiran itu dengan menegaskan kembali bahwa orang yang divaksinasi memiliki risiko infeksi yang sangat rendah. Ia bahkan menyebutkan, mereka yang telah divaksinasi mungkin tidak perlu dirawat di RS dan dapat terhindar dari risiko meninggal ketika terpapar Covid-19. ”Wabah itu hanya merebak pada mereka yang belum divaksin,” kata Fauci.
”Jika Anda divaksinasi sekarang, kemungkinan Anda sakit parah berkurang 25 kali lipat,” kata Francis Collins, Direktur National Institutes of Health AS dalam acara State of the Union CNN.
Disebutkan Collins, kasus Covid-19 naik empat kali lipat dalam beberapa pekan terakhir di AS, tetapi tingkat vaksinasi juga meningkat tajam. ”Kabar baiknya adalah orang-orang telah menangkap pesannya,” katanya.
Inggris perketat aturan
Sementara itu, dari London dilaporkan, Pemerintah Inggris diperkirakan memperketat aturan perjalanan musim panas warganya ke Spanyol karena kekhawatiran soal Covid-19. Media The Times melaporkan, Senin (2/8/2021), langkah itu dapat memicu eksodus sekitar 1 juta turis Inggris yang sudah berada di luar negeri.
The Times tidak memerinci kekhawatiran khusus apa yang dihadapi Inggris terkait Spanyol. Madrid telah mengonfirmasi adanya temuan dan sebaran varian Delta di kota itu. Namun, tingkat penularan Covid-19 dalam tujuh hari terakhir di Spanyol dilaporkan turun sepanjang pekan lalu.
Seorang juru bicara Kementerian Transportasi Inggris menolak berkomentar. Secara terpisah, petinggi Bandara Heathrow, London, mengatakan, Inggris tengah berupaya membangun kembali kepercayaan warga terkait aktivitas perjalanan. Untuk itu, seyogianya bandara tersebut diharapkan tetap terbuka untuk melayani penumpang, termasuk agar warga Inggris dapat lebih mudah bepergian ke luar negeri. (AFP/REUTERS)