Jutaan Warga Terancam Digusur, DPR AS Minta Biden Perpanjang Moratorium
Jumlah tunawisma dikhawatirkan meningkat di Amerika Serikat karena jutaan warga tidak mampu membayar sewa tempat tinggal. Pandemi menyebabkan mereka kehilangan penghasilan.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·3 menit baca
WASHINGTON, SENIN — Pandemi Covid-19 mengakibatkan jutaan warga Amerika Serikat kehilangan mata pencarian. Ujung dari permasalahan ini ialah 3,6 juta orang terancam digusur dari tempat tinggal mereka dalam kurun waktu dua bulan. Dewan Perwakilan Rakyat AS pun meminta Presiden Joe Biden beserta jajaran pemerintahannya agar segera turun tangan.
”Ini kewajiban moral negara menjaga jangan sampai rakyat menjadi tunawisma ketika pandemi Covid-19. DPR meminta agar Presiden Biden dan jajarannya segera mengeluarkan aturan untuk menangguhkan penggusuran sampai 18 Oktober,” kata Ketua DPR AS Nancy Pelosi di Washington, Minggu (1/8/2021).
Lembaga riset Institut Aspen mengeluarkan laporan hasil penelitian mereka yang mengungkapkan sejak pandemi Covid-19 dimulai pada Maret 2020, AS mengalami tunggakan sebesar 20 miliar dollar AS dari sektor perumahan. Hal ini karena masyarakat tidak mampu membayar uang kontrakan.
Laporan itu menyebutkan, 15 juta warga atau setara dengan 6,5 juta rumah tangga di AS menunggak kontrakan selama pandemi. Dari jumlah itu, 3,6 juta orang terancam digusur dalam dua bulan saking besarnya utang mereka kepada induk semang.
”Harga properti di negara ini terus meningkat. Di sejumlah negara bagian, seperti di Florida, kenaikan harga properti mencapai 20 persen dibanding tahun 2019. Ini yang membuat harga sewa mahal. Pandemi semakin mempersulit warga dari kalangan ekonomi lemah dan mereka yang kehilangan mata pencarian untuk membayar kontrakan bulanan dan tahunan,” kata Kepala Ekonom Realtor.com Danielle Hale.
Pemerintahan Biden telah melakukan moratorium penggusuran sejak Maret 2020 sampai dengan Juli 2021. Berkat aturan ini, 2,2 juta rumah tangga dicegah dari kehilangan tempat tinggal. Akan tetapi, ketika berbicara di depan DPR pada Jumat (29/7/2021), Biden mengutarakan tidak mau memperpanjang moratorium itu.
Pernyataan itu mengejutkan DPR, termasuk dari Partai Republik. Menurut Biden, alasan ia tidak mau memperpanjang moratorium ialah karena pemerintah federal telah mengucurkan dana 25 miliar dollar AS sejak Februari untuk menebus utang tunggakan kontrakan rumah ataupun apartemen. Setelah itu, ada penambahan anggaran sehingga dana keseluruhan mencapai 47 miliar dollar AS. Akan tetapi, hanya 3 miliar dollar AS yang telah sampai di masyarakat.
”Kunci krisis akibat penunggakan sewa tempat tinggal ini adalah di pemerintah daerah agar lekas mendistribusikan bantuan fiskal tersebut,” kata Biden dalam pidatonya.
Dalam wawancara dengan stasiun televisi Fox News, Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih Brian Deese menuturkan, setiap induk semang hendaknya memeriksa ketersediaan bantuan pelunasan utang kontrakan rumah atau apartemen ke pemerintah daerah. Masyarakat juga semestinya proaktif mencari tahu, jangan langsung meminta penyewa untuk angkat kaki.
Di Negara Bagian Colorado, pasangan Samantha Pate dan Andrew Martinez tengah dilanda kecemasan. Mereka delapan bulan menunggak sewa rumah. Utang mereka kepada induk semang mencapai 8.000 dollar, sementara pasangan beranak empat ini tidak memiliki pekerjaan tetap. Bahkan, ada pekan-pekan ketika keduanya sama sekali tidak mendapat nafkah.
”Kami takut sekali nanti digusur, sementara tidak ada uang untuk mengontrak tempat tinggal yang lebih murah. Kalau begini, bisa-bisa keluarga kami terpaksa tidur di jalanan,” kata Martinez. (AP/AFP/Reuters)