Australia Tambah Tentara, Amerika Serikat Beri Insentif 100 Dollar AS
Guna menegakkan protokol kesehatan dan mempercepat vaksinasi Covid-19, Pemerintah Australia menambah jumlah tentara. Sementara Pemerintah Amerika Serikat memberikan insentif 100 dollar AS untuk yang mau divaksin.
Oleh
kris mada
·5 menit baca
CANBERRA, JUMAT — Pemerintah Australia menambah jumlah tentara yang dilibatkan untuk menangani pandemi Covid-19. Selain membantu polisi menegakkan aturan pembatasan mobilitas masyarakat, tentara juga ikut mempercepat vaksinasi di Australia. Di Amerika Serikat, percepatan vaksinasi, antara lain, dilakukan dengan tawaran insentif.
Kepala Kepolisian New South Wales (NSW), Mick Fuller, mengatakan, NSW telah meminta tambahan tentara (ADF) untuk membantu kepolisian negara bagian itu. Fuller mengumumkan itu pada Kamis (29/7/2021) sore waktu Canberra atau Jumat dini hari WIB.
”Bantuan ADF amat penting dalam 18 bulan terakhir, khususnya dalam operasi perbatasan terakhir, karantina hotel, dan dukungan logistik di pusat operasi politik. Dengan peningkatkan penegakan hukum dalam beberapa pekan mendatang, saya mengajukan permohonan resmi kepada perdana menteri agar tentara membantu operasi itu,” tutur Fuller.
NSW masih terus mencatat kasus Covid-19 baru. Oleh karena itu, pembatasan gerak masih terus diberlakukan sehingga butuh banyak aparat untuk menegakkan kebijakan itu. ”Hasil latihan dan keterampilan unik ADF telah berkali-kali digabungkan dengan kemampuan polisi melayani warga di masa krisis seperti waktu banjir atau kebakaran lahan. Tim ini akan dinamis, mangkus, dan berfungsi untuk melawan pandemi,” tutur Menteri Polisi dan Layanan Darurat Australia, David Elliott.
Sementara Menteri Pertahanan Australia Petter Dutton memastikan, tambahan pasukan akan segera dikirimkan dalam beberapa hari ke depan. Mereka menambah 1.385 tentara untuk menangani pandemi. Sejak kasus Covid-19 terdeteksi tahun lalu, Australia telah mengerahkan total 13.000 tentara.
Pemerintah Federal Australia menugaskan sejumlah perwira untuk memimpin Operasi Perisai. Satuan tugas penanganan Covid-19 itu dipimpin oleh Letnan Jenderal John Frewen. Selain tentara, satuan tugas itu juga melibatkan lembaga sipil. Frewen pernah memimpin operasi di berbagai negara. Sebagian operasinya termasuk penyaluran bantuan kemanusiaan dan kebutuhan kesehatan.
Epidemiolog senior Australia, Mary-Louise McLaws, termasuk salah satu penyokong pelibatan tentara dalam percepatan vaksinasi. Sebab, tentara punya sumber daya dan keahlian untuk percepatan itu. ”Ada balapan yang sepertinya sulit dimenangkan dan kita membutuhkan keahlian ADF untuk membantu menghadapi tantangan ini,” katanya.
Pakar persiapan pandemi, Adam Kamradt-Scott, mengakui, tentara punya keterampilan dan aset bagus untuk menghadapi situasi ini. Tentara selalu bersiap menggunakan itu. Sementara masyarakat sipil di banyak negara banyak yang tidak punya itu.
Masalahnya, ADF belum punya pengalaman mengurusi masalah seperti ini. Meski demikian, banyak pihak mendukung pelibatan beragam lembaga untuk percepatan penanggulangan pandemi.
AS dan Israel
Pengerahan tentara untuk membantu percepatan vaksinasi telah lebih dulu diterapkan AS. Kini, Washington menambah langkah baru karena 90 juta warga yang layak vaksin ternyata belum divaksin. ”Vaksin sangat manjur. Ada cukup vaksin untuk siapa pun. Vaksin adalah pertahanan terbaik untuk melawan keparahan,” kata Presiden AS Joe Biden.
Ia cemas dengan fakta puluhan juta penduduk AS belum divaksin. Ia sampai menyebut AS menghadapi pandemi penduduk yang belum divaksin. Padahal, data menunjukkan kasus kematian dan perawatan tertinggi terjadi di kalangan yang belum divaksin.
Salah satu hambatan vaksinasi adalah karena pekerja tidak mau kehilangan pendapatan gara-gara harus libur demi vaksinasi dirinya atau keluarga. Karena itu, Biden mengumumkan penggantian upah bagi pekerja yang akan memvaksin dirinya atau keluarganya. Setiap yang divaksin bisa mendapat kupon atau uang tunai senilai 100 dollar AS.
”Saya tahu bagi yang sudah vaksin, ini sepertinya tidak adil. Akan tetapi, seperti ini keadaannya. Jika insentif bisa membantu mengalahkan virus, maka saya yakin harus digunakan. Kita semua akan diuntungkan bila semakin banyak yang divaksin,” kata Biden.
Sejumlah penelitian dan uji coba memang menunjukkan, orang tertarik divaksin jika mendapat insentif tunai. Beberapa negara bagian sudah menerapkan taktik itu. Karena itu, Biden mengajak pemerintah negara bagian lain untuk melakukan hal serupa.
Biden juga meminta vaksinasi untuk tenaga pendidik, tenaga pendukung pendidikan, dan pelajar dipacu. Sekolah dan kampus didorong menjadi pusat vaksinasi untuk kelompok tersebut. Hal itu dibutuhkan agar sekolah bisa kembali dibuka. ”Demi kesehatan mental anak-anak, sekolah harus dibuka pada musim gugur ini,” ujarnya.
Vaksinasi untuk pegawai pemerintah pusat, tentara, dan kontraktor pemerintah pusat juga akan didorong. Vaksinasi bagi tentara dan keluarganya diperlukan karena mereka ditugaskan di berbagai negara yang sebagian rawan. Untuk tentara dan pensiunan, vaksinasi diurus Kementerian Pertahanan dan Kementerian Veteran.
Pemerintah pusat tidak melarang pegawainya yang belum divaksin lengkap untuk masuk kantor. Namun, mereka wajib mengenakan masker dan dites setiap dua pekan. Mereka juga akan dilarang melakukan perjalanan dinas. Ketentuan serupa diberlakukan bagi kontraktor pemerintah pusat dan militer.
Tambahan dosis
Terkait vaksinasi dosis tambahan, Biden menyebut bahwa untuk saat ini AS belum butuh. Namun, ia siap mengubah keputusan itu jika bukti ilmiah menyarankan perlu dosis tambahan. ”Kami telah membeli cadangan dan semua siap jika dibutuhkan,” katanya.
Sementara di Israel, Kementerian Kesehatan telah memutuskan dosis vaksinasi tambahan untuk warga berusia di atas 60 tahun. Keputusan itu diambil setelah Pfizer mengumumkan, kemanjuran vaksin mereka menurun setelah beberapa waktu.
Dosis tambahan akan mulai diberikan pada Jumat ini dan Presiden Israel Isaac Herzog akan menjadi salah satu penerimanya. ”Strategi kami amat jelas, melindungi nyawa dan melindungi keseharian Israel,” kata PM Israel Naftali Bennett.
Bennett mengatakan, pengumuman Pfizer soal efektivitas vaksin tersebut adalah satu hal. Hal lain yang menjadi alasan keputusan menambah dosis vaksin adalah adanya peningkatan kasus baru yang terutama dipicu sebaran virus SARS-nCov-2 varian delta. Peningkatan terjadi meski Israel menjadi salah satu negara dengan tingkat vaksinasi lengkap tertinggi di dunia. (AFP/REUTERS/RAZ)