Cegah Sebaran Covid-19, Jam Malam Diberlakukan di Ho Chi Minh
Vietnam mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 tahun lalu. Namun, pengadaan vaksin dan vaksinasi yang lambat serta virus varian Delta yang mewabah membawa kekhawatiran terbaru.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
HO CHI MINH CITY, SENIN — Jam malam yang ketat mulai diberlakukan di Ho Chi Minh, Vietnam, Senin (26/7/2021), guna mencegah penyebaran penyakit Covid-19. Warga dilarang keluar rumah mulai pukul 18.00 hingga pukul 06.00. Pemerintah Vietnam menyatakan kebijakan itu akan diterapkan tanpa batas waktu akhir pelaksanaan.
Populasi Ho Chi Minh diperkirakan 10 juta penduduk. Kebijakan jam malam itu terkait pandemi Covid-19 itu belum pernah dilakukan sebelumnya. Sebagai salah satu negara yang dinilai mampu menahan gelombang awal pandemi Covid-19, Vietnam mulai kewalahan menghadapi virus korona tipe baru varian Delta.
Ho Chi Minh adalah kota di bagian selatan Vietnam yang paling terpukul oleh sebaran virus korona varian Delta itu. Sejak April 2021, kasus terkonfirmasi Covid-19 di kota pusat bisnis Vietnam itu telah mencapai 62.000 kasus. Jumlah itu adalah jumlah mayoritas dari total kasus terkonfirmasi Covid-19 di negara itu sejak pandemi bermula tahun lalu, yakni 101.000 kasus.
Pihak berwenang telah membatasi pergerakan warga di Ho Chi Minh selama lebih dari dua bulan terakhir. Penutupan wilayah juga diberlakukan mulai awal Juli. Lewat kebijakan itu, warga hanya diperbolehkan keluar rumah semata untuk memenuhi keperluan medis dan makanan. Kebijakan jam malam itu merupakan kebijakan tambahan sekaligus pengetatan atas mobilitas warga.
Patroli perlu ditingkatkan sebagai bagian dari penegakan hukum dan hukuman akan diberlakukan bagi para pelanggar, bahkan penahanan atas kasus-kasus perlawanan.
Pemerintah menolak menyebut kebijakan itu sebagai jam malam. Namun, nyatanya warga dilarang keluar rumah selama 12 jam pada waktu malam. “Patroli perlu ditingkatkan sebagai bagian dari penegakan hukum dan hukuman akan diberlakukan bagi para pelanggar, bahkan penahanan atas kasus-kasus perlawanan,“ kata Wali Kota Ho Chi Minh City Nguyen Thanh Phong, menurut media pemerintah.
Media Vietnam, VNExpress, menyebutkan, kebijakan lebih ketat diambil pemerintah setempat karena lonjakan kasus Covid-19 sekalipun langkah pembatasan mobilitas telah dilakukan sebelumnya. Phong mengatakan, di sekitar kota, masih banyak warga yang jalan-jalan dan nongkrong. “Itu sangat berbahaya. Itulah alasan wabah terus berkembang. Tanpa kendali, situasinya akan semakin buruk, memaksa kami untuk melakukan tindakan yang lebih kuat yang dapat berdampak pada berbagai aspek," katanya.
Salah satu pejabat di Ho Chi Minh, Phan Van Mai, mengatakan, otoritas kota itu akan mengerahkan satuan tugas patroli untuk memastikan perintah jarak sosial diikuti dengan ketat dan siapa pun yang melanggar peraturan dapat ditahan. Mai mengatakan, kota itu akan meningkatkan pasokan barang, membantu warga yang kesulitan secara ekonomi, dan menangani situasi medis darurat dengan lebih baik di tengah penguncian.
Guna mendukung kebijakan itu, hampir semua jaringan transportasi umum dari dan menuju Ho Chi Minh telah ditangguhkan. Para pelancong yang datang ke kota itu diharuskan tinggal di pusat karantina setidaknya selama dua pekan. Saat ini, lebih dari sepertiga dari 100 juta warga Vietnam berada di bawah lockdown, termasuk warga yang tinggal di ibu kota Hanoi di utara negara itu.
Sepanjang Senin, militer dikerahkan melewati jalan-jalan besar di seluruh kota Ho Chi Minh. Mereka menyemprotkan disinfektan di sejumlah kawasan, melewati gedung-gedung bersejarah dan Danau Hoan Kiem, yang merupakan obyek wisata utama. Seorang perwira militer mengatakan, personel militer akan melanjutkan kampanye penyemprotan disinfektan selama tiga hari ke depan.
Vietnam merupakan salah satu dari sedikit negara yang mampu mempertahankan pertumbuhan ekonominya tahun lalu di tengah pandemi Covid-19. Namun, pengadaan vaksin dan proses vaksinasi yang lambat menghadirkan kekhawatiran tersendiri di kalangan warga, apalagi dengan hadirnya virus korona baru varian Delta. Sejauh ini baru 4,7 juta dosis vaksin Covid-19 yang telah disuntikkan kepada warga. Pihak berwenang berharap untuk mencapai kekebalan komunitas pada awal tahun 2022.
Wakil Perdana Menteri Vietnam Vu Duc Dam pada akhir pekan lalu mengunjungi area yang ditutup di Distrik 8, Ho Chi Minh. Ia pun menyatakan kecemasannya melihat banyak orang tetap beraktivitas di luar rumah di tengah kebijakan penutupan wilayah. “Kita tidak mengikuti aturan secara ketat sejak awal. Tanpa aturan yang ketat, akan sulit untuk menahan pandemi,“ kata Dam seraya meminta Ho Chi Minh untuk memperketat pembatasan dan penegakan penutupan wilayah. (AFP)