Pemilik Blue Origin, Jeff Bezos, berupaya mengganjal kemenangan SpaceX untuk proyek penerbangan ke Bulan yang digawangi NASA.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·4 menit baca
SEATTLE, SELASA — Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau NASA telah menyatakan perusahaan teknologi SpaceX yang digawangi Elon Musk sebagai pemenang lelang untuk proyek penerbangan ke Bulan. Akan tetapi, miliarder Jezz Bezos yang memiliki perusahaan Blue Origin berusaha menggagalkan rencana tersebut. Ia menikung Musk dengan menawarkan kepada NASA harga yang jauh lebih murah untuk pembuatan modul misi ke Bulan tersebut.
Pengumuman itu disampaikan secara tertulis oleh Bezos pada Senin (26/7/2021). Di dalam keterangannya, ia mengatakan, pihaknya menawarkan kepada NASA harga 2 miliar dollar AS lebih murah daripada harga SpaceX sebesar 2,9 miliar dollar AS. Sebagai gantinya, Blue Origin menjadi pemenang lelang pembuatan roket ataupun modul antariksa untuk Proyek Artemis dengan harga yang tidak bisa ditawar lagi.
Sejauh ini, belum ada tanggapan, baik dari NASA maupun SpaceX. Tawaran dari Bezos ini masih dikaji Kantor Akuntabilitas Pemerintah AS. Meskipun demikian, sejumlah kritik menilai Bezos curang karena ia memberi tawaran jauh setelah hasil lelang diumumkan, bukannya ketika proses masih berlangsung.
”Selain harga yang kami tawarkan jauh lebih murah daripada SpaceX, teknologi Blue Origin memakai bahan bakar hidrogen cair yang juga sejalan dengan teknologi berkelanjutan NASA,” tutur Bezos. Ia menawarkan, Blue Origin akan menguji pesawat antariksa mereka mengelilingi orbit Bumi atas biaya sendiri.
Proyek Artemis
NASA pertama kali mengumumkan mengenai Proyek Artemis pada Oktober 2020. Selain AS, proyek ini juga diikuti oleh Inggris, Italia, Kanada, Australia, Jepang, Luksemburg, dan Uni Arab Emirat. Sehari sebelumnya, badan antariksa Rusia, Roscosmos, mengumumkan keluar dari proyek tersebut dan mengindikasikan akan keluar juga dari kemitraan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) per 2030.
Kepala Roscosmos Dmitry Rogozin, pada Juni lalu ketika China mengirim astronot ke Stasiun Luar Angkasa Tiangong, mengungkapkan bahwa Rusia akan bekerja sama dengan China mengembangkan proyek ke Bulan. Rogozin mengatakan, alasan Rusia keluar dari Proyek Artemis adalah tidak tahan dengan sikap AS yang hendak mengendalikan misi sepenuhnya layaknya proyek politik, bukan berbasis pada pengembangan keilmuan.
Proyek Artemis adalah misi perjalanan ke Bulan yang direncanakan dilakukan pada 2024. Tujuannya ialah melihat potensi energi dari lapisan es Bulan. NASA hendak menambang es tersebut dan mengubahnya menjadi air bersih yang bisa diminum. Pengolahan lebih lanjut memungkinkan es menjadi hidrogen cair yang menjadi bahan bakar berbagai wahana antariksa.
Ke depannya, NASA berniat membangun stasiun Bulan yang akan diberi nama Gateway. Stasiun ini mencakup sarana pengisian bahan bakar untuk berbagai wahana antariksa yang hendak menjelajah luar angkasa secara lebih mendalam sehingga mereka tidak perlu pulang ke Bumi.
Lelang proyek
Guna menggarap transportasi untuk Proyek Artemis, NASA melangsungkan pelelangan yang diikuti sejumlah perusahaan penerbangan dan teknologi. Pada tahap akhir, ada tiga perusahaan yang bersaing, yaitu SpaceX, Blue Origin, dan sebuah perusahaan persenjataan bernama Dynetics. Blue Origin dalam pelelangan ini berkonsolidasi dengan perusahaan Lockheed Martin, Northrop Grumman, dan Draper.
NASA mengumumkan pada April lalu bahwa SpaceX menjadi pemenang pelelangan tersebut. Pesawat Starship buatan SpaceX akan mengangkut para astronot dan kargo ke bulan. Dalam proyek ini, Elon Musk mengungkapkan bahwa SpaceX menerapkan biaya 2,9 miliar dollar AS.
Wakil Manajer Program Awak Komersial NASA Kathy Lueders menjelaskan bahwa harga yang ditawarkan oleh SpaceX masuk akal, sejalan dengan fasilitas yang mereka berikan. Biaya itu juga masih masuk dalam cakupan anggaran Pemerintah AS. Di samping itu, SpaceX sejak tahun 2019 sudah bermitra dengan NASA mengangkut astronot dan kargo ke ISS ataupun orbit Bumi.
Blue Origin tidak menerima pengumuman itu. Bezos melobi sejumlah politisi di Washington DC. Bahkan, akibat pendekatan terus-menerus itu, Senat AS membahas rancangan penambahan anggaran program ke luar angkasa sebesar 10 miliar dollar AS. Hal ini agar berbagai program strategis pemerintah tidak bisa diusik oleh pihak luar, termasuk pengusaha, yang berduit.
Adapun untuk SpaceX, media politik AS, The Hill, melaporkan bahwa pada tanggal 23 Juli mereka memenangi kontrak dengan NASA sebesar 178 juta dollar AS. Musk dan kawan-kawan ditugasi membuat roket serta modul pendaratan ke Europa, salah satu bulan dari Planet Jupiter per Oktober 2024. Misi itu untuk mencari tahu apabila Europa memiliki iklim yang bisa menyokong kehidupan manusia. (AP/AFP/REUTERS)