Korban Banjir dan Longsor di India Bertambah Menjadi 129 Orang
Hujan yang turun beberapa hari ini di India berdampak buruk bagi kehidupan ratusan ribu orang. Sedikitnya 129 orang tewas dan puluhan orang belum ditemukan.
Oleh
Pascal S Bin Saju
·4 menit baca
NEW DELHI, SABTU — Regu penyelamat India, Sabtu (24/7/2021), berjuang keras untuk mengevakuasi para korban banjir dan tanah longsor di beberapa negara bagian. Petugas telah mengevakuasi 129 korban tewas dan sekitar 90.000 korban selamat, tetapi puluhan orang lainnya belum ditemukan.
Regu penyelamat dipimpin oleh Tim Pasukan Tanggap Bencana Nasional (NDRF). Angkatan Laut dan Angkatan Udara India juga bergabung dengan mengerahkan helikopter. Namun, helikopter tidak dapat mendarat di beberapa lokasi bencana sehingga menyulitkan evakuasi.
Proses evakuasi berjalan tertatih-tatih juga karena terhambat hamparan lumpur tebal dan puing-puing bangunan serta material seperti batu dan pohon tumbang. Mereka mencari para korban di antara rumah-rumah yang masih terendam banjir dan tertimbun tanah longsor dipicu hujan deras.
Negara Bagian Maharashtra terdampak paling parah. Sejak awal pekan ini Maharashtra terus diguyur hujan yang menurut para ahli paling lebat dalam empat dekade terakhir. Hujan yang turun beberapa hari ini berdampak buruk bagi kehidupan ratusan ribu orang. Sungai-sungai besar pun terancam meluap.
Di Taliye, sekitar 180 kilometer tenggara Mumbai, ibu kota keuangan India sekaligus ibu kota Maharashtra, dilaporkan bahwa jumlah korban tewas terus bertambah. Semula dilaporkan 12 orang tewas, lalu naik menjadi sedikitnya 125 orang setelah petugas menemukan lagi empat jenazah di balik material longsor yang menimbun sebagian besar rumah warga Taliye.
Lebih dari separuh kematian terjadi di Raigad, selatan Mumbai, di mana tanah longsor mengubur puluhan rumah, menewaskan 47 orang dan 53 orang lainnya masih tertimbun tanah longsor. Hujan menyebabkan Sungai Savitri meluap, membuat kota Mahad tidak bisa diakses.
”Puluhan orang masih tertimbun. Kemungkinan menyelamatkan mereka hidup-hidup sangat tipis karena mereka telah tenggelam di dalam lumpur selama lebih dari 36 jam,” kata pejabat yang menolak disebutkan namanya karena tidak berwenang berbicara kepada media.
Tim penyelamat juga terkendala lumpur serta puing-puing kayu dan rumah ketika berjibaku mencari korban tanah longsor di empat tempat lain di negara bagian itu. ”Sekitar 90.000 orang telah diselamatkan dari daerah yang terkena banjir,” kata pemerintah lokal Maharashtra.
Sebagian wilayah pantai barat India juga dilanda hujan deras dengan intensitas tinggi hingga 594 milimeter dalam beberapa hari ini. Puluhan orang hilang di dekat ibu kota keuangan Mumbai dan menyebabkan banjir terburuk dalam beberapa dasawarsa di Negara Bagian Goa.
”Orang-orang hampir kehilangan segalanya,” kata Menteri Kesehatan Negara Bagian Goa Vishwajit Rane sambil menunjukkan bahwa wilayah Goa belum pernah mengalami hujan lebat seperti itu dalam setengah abad terakhir. Dia mengatakan, lebih dari 1.000 rumah rusak berat karena terendam banjir.
Pihak berwenang mengevakuasi warga dari daerah rentan banjir dan longsor setelah membuka pintu air bendungan yang terancam meluap. Daerah tangkapan air Mahabaleshwar mencatat curah hujan tertinggi yang belum pernah terjadi, yakni 600 milimeter dalam 24 jam.
Menteri Besar Goa Pramod Sawant mengatakan, banjir yang melanda wilayahnya itu merupakan yang terburuk dalam beberapa dasawarsa ini. Dia mengatakan, musim hujan telah menyebabkan ”kerusakan yang meluas”, tetapi tidak ada korban jiwa seperti di Negara Bagian Maharashtra.
Ribuan truk terjebak selama lebih dari 24 jam di jalan raya yang menghubungkan Mumbai dengan pusat teknologi Bengaluru akibat jalan yang terendam di beberapa tempat.
Di Negara Bagian Telangana, India selatan, hujan lebat menyebabkan banjir bandang terparah di ibu kota Hyderabad dan daerah dataran rendah lainnya. Ahli lingkungan India memperingatkan, perubahan iklim dan pembangunan yang serampangan di pesisir bisa menimbulkan banyak bencana.
”Hujan yang melanda Mahabaleshwar, misalnya, adalah peringatan keras terhadap gangguan atas Ghat Barat yang rapuh secara ekologis,” cuit ekonom lingkungan Devendra Sharma di Twitter, merujuk pada deretan pegunungan di sepanjang pantai barat India.
Ghat Barat atau Sahyadri terletak di ujung barat Dataran Tinggi Dekkan. Wilayah pegunungan ini tercatat sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO dan salah satu dari delapan ”titik panas” keanekaragaman hayati di dunia.
Kantor berita Press Trust of India (PTI) menyebutkan, jumlah korban tewas akibat banjir dan tanah longsor di seluruh India sedikitnya 129 orang. Puluhan orang belum ditemukan meski petugas terus mencarinya. Korban tewas kemungkinan besar bertambah. NDRF mendirikan tenda atau tempat penampungan pengungsi.
Roxy Koll, ilmuwan iklim di Institut Meteorologi Tropis India, mengatakan, banjir pada musim hujan kali ini ”belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi tidak terduga”.
Perdana Menteri Narendra Modi secara khusus menyatakan kesedihan dan ungkapan belasungkawa atas banyak korban jiwa di Maharashtra. ”Situasi akibat hujan lebat di Maharashtra sedang dipantau secara ketat. Bantuan diberikan kepada yang terdampak,” kata Modi di Twitter.
Cuaca buruk melanda beberapa bagian dunia dalam beberapa pekan terakhir. Selain di India, banjir juga telah melanda China dan Eropa Barat. Gelombang panas terjadi di Amerika Utara. Hal itu meningkatkan kekhawatiran baru tentang dampak perubahan iklim. (AFP/REUTERS)