Bisnis Pernikahan di Amerika Serikat Mulai Bangkit Setelah Vaksinasi
Setelah ditutup sejak Maret 2020, Dinas Pencatatan Sipil di New York City kembali membuka layanan pernikahan. Langkah itu diambil setelah langkah-langkah pencegahan penularan Covid-19 dioptimalkan, termasuk vaksinasi.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·4 menit baca
NEW YORK, SABTU — Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk yang divaksin Covid-19, masyarakat di Amerika Serikat seolah mulai kembali menikmati hidup. Acara pernikahan menjadi salah satunya. Apalagi, kini pernikahan di gedung pencatatan sipil sudah diizinkan kembali.
Pada Jumat (23/7/2021) pagi waktu setempat, George Taxi sibuk mengatur buket-buket bunga segar. Kios penjual bunga ini terletak di trotoar, persis di depan gedung Dinas Pencatatan Sipil Manhattan, New York. Pekan lalu, Wali Kota New York Bill de Blasio mengumumkan bahwa akad nikah secara langsung di gedung tersebut diizinkan setelah 16 bulan ditutup akibat pandemi Covid-19.
”Senang sekali. Biasanya, pengantin perempuan, keluarga, atau temannya suka membeli buket bunga sebelum akad,” kata Taxi.
Pembukaan kembali kegiatan akad nikah di Dinas Pencatatan Sipil Manhattan ini disertai protokol kesehatan yang ketat. Kepala Dinas Pencatatan Sipil Manhattan Michael McSweeney menjelaskan, akad nikah hanya dilaksanakan di dua kapel di lantai dasar gedung. Setiap pasangan mempelai cuma diizinkan membawa satu saksi dan mereka wajib memakai masker dan perisai wajah. Upacara akad nikah berlangsung 10 menit.
”Akad ini pun hanya bisa dilakukan setelah pasangan calon pengantin mendaftar di situs resmi dinas. Nanti akan diberikan jadwal,” ujar McSweeney.
Keadaan ini jauh berbeda dengan masa sebelum pandemi. Kala itu, pasangan-pasangan bisa datang begitu saja ke catatan sipil untuk menikah tanpa membuat jadwal terlebih dulu. Layanan publik di Amerika Serikat selalu menyediakan penghulu setiap saat. Dinas bisa melayani hingga 1.000 akad nikah per hari.
”Meskipun begitu, kami tetap memberi layanan akad nikah secara daring bagi para mempelai yang masih ragu untuk keluar rumah,” kata McSweeney. Menurut dia, periode Mei-Juni 2021, Dinas Pencatatan Sipil Manhattan telah melaksanakan 300 akad daring.
Membeludak
Pernikahan langsung di Amerika Serikat membeludak setelah program vaksinasi Covid-19 bergulir. Di Negara Bagian New York, misalnya, 56 persen penduduknya sudah memperoleh dosis vaksinasi lengkap. Apabila dihitung dengan orang-orang yang baru disuntik dosis vaksin pertama, jumlahnya mencapai 62 persen. Hal ini yang membuat masyarakat berbondong-bondong menjadwalkan resepsi pernikahan.
Publikasi gaya hidup Indy100 melakukan survei kepada sejumlah perusahaan pengelola acara pernikahan (EO). Terungkap, masyarakat ternyata menunda pernikahan selama pandemi. Alasannya karena mayoritas orang masih menganggap pernikahan merupakan hal yang istimewa dan sakral, melakukan akad secara daring dinilai merusak makna tersebut.
”Sejak Juni, industri resepsi pernikahan kebanjiran pesanan. Tentunya ada perubahan signifikan terhadap bentuk resepsi di masa pandemi,” kata Redaktur Kreatif NOW Magazine, majalah khusus pernikahan, Rena Sweeney.
Konsep pernikahan tidak lagi tradisional yang mengundang ratusan, bahkan ribuan tamu. Mempelai bersama keluarga benar-benar memilah dan memilih tamu-tamu yang akan datang ke acara. Hal ini juga sesuai dengan kuota keramaian. Umumnya, resepsi hanya boleh dihadiri paling banyak 50 orang, termasuk pramusaji dan petugas pengelola acara.
Acara kemudian disiarkan secara langsung di media sosial. Tren ini, menurut Sweeney, membuka peluang bisnis baru karena EO mempekerjakan kamerawan dan videografer profesional yang bisa menyiarkan resepsi secara artistik.
”Dari segi makanan juga berubah. Dulu, resepsi identik dengan prasmanan yang bisa mengenyangkan banyak orang. Sekarang semua orang wajib makan di meja masing-masing,” kata Sweeney. Perusahaan katering menginvestasikan waktu dan energi mereka membuat menu makanan istimewa untuk hadirin dengan jumlah terbatas agar pengalaman bersantap menjadi hal yang dikenang dari resepsi tersebut.
Penghematan selain memangkas jumlah tamu juga dari penyewaan tempat. Resepsi tidak lagi dilakukan di hotel ataupun gedung tertentu. Semakin banyak resepsi yang dilakukan di luar ruangan, seperti di taman kota, pantai, dan pegunungan, yang biaya pemakaiannya jauh lebih murah.
Meskipun demikian, tetap ada sektor yang membuat mempelai rela mengeluarkan modal lebih. Publikasi bursa mode, Women’s Wear Daily, mencatat bahwa butik-butik pakai resmi mengeruk keuntungan berkat resepsi pernikahan selama pandemi. Salah satu contohnya ialah butik Queensly di New York yang menyediakan layanan belanja daring ke seantero AS. Butik ini bisa meraup laba kotor 6,3 juta dollar AS selama pandemi.
”Pengurangan di sewa tempat dan tamu membuat mempelai bisa berinvestasi lebih banyak ke busana pernikahan mereka. Justru, karena pernikahannya saat pandemi, para calon pengantin ini ingin merasa ekstra cantik dan tampan,” kata Adreesen Horowitz, Direktur Queensly. (AFP/REUTERS)