Penyebab Lonjakan Kasus Covid-19 di Sydney meski Empat Pekan ”Lockdown”
Lonjakan kasus Covid-19 di Australia, meski telah diberlakukan karantina (”lockdown”), akibat lambannya imunisasi Covid-19 bagi warganya. PM Australia Scott Morrison menargetkan menyuntikkan 1 juta dosis per pekan.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·3 menit baca
SYDNEY, KAMIS — Kasus positif Covid-19 terus naik di Australia. Saat ini, ada tiga negara bagian yang memberlakukan karantina wilayah (lockdown). Total ada 13 juta orang atau setara dengan setengah dari keseluruhan penduduk Benua Kanguru ini yang diperintahkan untuk tinggal di rumah.
Penambahan kasus positif terbanyak masih terjadi di ibu kota Sydney. Menurut data Pemerintah Negara Bagian New South Wales, di kota ini pada hari Rabu (21/7/2021) ada 110 kasus baru positif Covid-19. Sehari sebelumnya, tercatat ada 78 kasus. News South Wales sudah hampir empat pekan menjalani karantina wilayah.
”Untung saja kita memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat. Jika tidak, diperkirakan penambahan kasus positifnya bisa mencapai ribuan,” kata Gladys Berejiklian, Menteri Besar Negara Bagian New South Wales.
Radius karantina diperluas menjadi 250 kilometer dari kota Sydney. Alasannya, pada awal pekan ini ditemukan seorang kurir paket yang positif mengidap Covid-19. Kurir tersebut sempat mendatangi rumah-rumah di kawasan satelit Sydney. Sebagian besar pasien positif menjalani perawatan di rumah sakit, sisanya isolasi mandiri di rumah masing-masing.
Sementara itu, Negara Bagian Victoria sudah menjalani karantina wilayah selama dua pekan. Di wilayah itu, per Rabu kemarin ditemukan 22 kasus positif baru. Jumlah ini terbanyak dalam satu hari sejak September 2020. Di pinggiran kota Melbourne, petugas kepolisian sibuk memutar balik kendaraan warga yang hendak kabur dari Sydney.
Air limbah dipantau
Australia menerapkan pemantauan kemungkinan kasus positif Covid-19 melalui analisis air limbah. Semua toilet di negara ini terhubung dengan gorong-gorong yang berakhir di instalasi penanganan air limbah (IPAL) di setiap area. Petugas dinas kesehatan setiap kota secara rutin mengambil sampel air limbah rumah tangga setiap wilayah permukiman.
Seperti dilansir dari portal News.com.au, di Victoria, ada tiga wilayah permukiman, yakni Phillip Island, San Remo, dan Bass Coast, yang analisa air tampungan di IPAL masing-masing menunjukkan keberadaan virus SARS-CoV-2. Pemerintah mendorong warga yang berada di tempat itu untuk segera datang ke fasilitas kesehatan guna dites.
Negara bagian yang baru memberlakukan karantina wilayah adalah Australia Selatan. Wilayah berpenduduk 1,8 juta jiwa ini menemukan enam kasus positif, hari Rabu. Pemerintahnya menutup wilayah untuk satu pekan ke depan.
Vaksinasi terkendala
Salah satu permasalahan lonjakan kasus di Australia ialah lambatnya proses imunisasi Covid-19. Penyebabnya ada dua, yaitu kekurangan jatah vaksin dan keengganan penduduk untuk mengikuti program imunisasi.
Tercatat sejauh ini Australia telah memiliki 32.100 kasus positif dengan angka kematian 915 jiwa. Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada awal Juli lalu mengatakan, rendahnya kasus membuat masyarakat terlena oleh rasa aman semu, padahal galur-galur baru Covid-19 ada di mana-mana.
Sejauh ini, sudah 10,5 juta warga Australia diimunisasi Covid-19. Jumlah ini setara dengan 14 persen penduduk berusia 16 tahun ke atas. Menurut Morrison, pemerintah menargetkan bisa menyuntikkan 1 juta dosis vaksin setiap pekan. Dengan demikian per Februari 2022 semua penduduk usia dewasa sudah diimunisasi.
Izin pemakaian vaksin dikeluarkan oleh Dewan Penasehat Teknis Imunisasi Australia (ATAGI). Mereka hanya merekomendasikan vaksin Covid-19 merek Oxford/AstraZeneca bagi masyarakat berusia 60 tahun ke atas. Alasannya, ada risiko penggumpalan darah. Adapun untuk warga berusia 40-59 tahun disarankan memakai vaksin merek Pfizer-BioNTech yang saat ini jumlahnya masih sangat terbatas.
Penduduk berusia di bawah 40 tahun belum masuk kategori prioritas diimunisasi. Akan tetapi, pemerintah federal dan negara bagian telah membuka pendaftaran bagi warga yang berminat.
”Kami masih mendiskusikan dengan ATAGI kemungkinan vaksin Oxford/AstraZeneca disuntikkan ke orang-orang di bawah 60 tahun agar target imunisasi terkejar,” tutur Morrison, dilansir dari ABC News.
Ketua Ikatan Dokter Australia Omar Khorshid mengatakan, warga di bawah 40 tahun yang mendaftarkan diri untuk diimunisasi Covid-19 sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter umum secara mandiri. Dokter bisa melakukan tes kesehatan untuk melihat apabila individu itu aman disuntik dengan vaksin Oxford/AstraZeneca. (REUTERS)