Badai dan hujan lebat di Zhengzhou menewaskan 12 orang dan memaksa ribuan warga mengungsi. Curah hujan yang tinggi memicu banjir dan menyebabkan banyak orang terjebak.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
BEIJING, RABU — Sedikitnya 12 orang tewas dan lima orang terluka karena terperangkap banjir di kereta bawah tanah di Zhengzhou setelah badai dan hujan deras menerpa Provinsi Henan, China, sejak akhir pekan lalu. Sekitar 100.000 orang di kota berpenduduk 12 juta jiwa di tepi Sungai Kuning itu sudah diungsikan ke tempat yang aman. Selain terjebak di stasiun kereta bawah tanah, banyak warga yang terjebak di gedung sekolah dan perkantoran.
Curah hujan hingga 200 milimeter menerjang Provinsi Henan hingga mengubah jalanan menjadi sungai dengan arus deras setinggi pinggang. Akibat hujan lebat, sungai-sungai meluap dan membanjiri puluhan kota. Kantor berita Xinhua, Rabu (21/7/2021), menyebutkan, badan meteorologi di Provinsi Henan dan kota Zhengzhou sudah meningkatkan tanggap darurat bencana pada level 1 karena akan terjadi hujan lebat di wilayah itu hingga tiga hari ke depan.
”Banyak sungai dan waduk yang meluap hingga melumpuhkan transportasi, menimbulkan korban jiwa dan kerusakan bangunan. Pencegahan banjir menjadi semakin sulit,” kata Presiden China Xi Jinping.
Wang Guirong (56), pengelola sebuah restoran, hendak menginap di restoran saja karena jaringan listrik di rumahnya dimatikan. Jaringan listrik di sebagian wilayah terpaksa dimatikan karena badai dan hujan lebat. ”Sepanjang hidup saya tinggal di Zhengzhou, baru kali ini mengalami badai dan hujan lebat seperti ini,” ujarnya.
Menurut Badan Meteorologi China, curah hujan kali ini termasuk yang tertinggi dalam kurun waktu 60 tahun terakhir. Bahkan, curah hujan selama tiga hari saja di Zhengzhou setara dengan rata-rata hujan selama setahun. Namun, menurut kalangan ilmuwan meteorologi, tingkat curah hujan di Zhengzhou selama tiga hari terakhir ini belum pernah terjadi sejak seribu tahun lalu. Ini dilihat dari tingkat curah hujan di Zhengzhou sejak Sabtu malam hingga Selasa malam yang mencapai 617,1 milimeter, hampir setara dengan rata-rata curah hujan tahunan setinggi 640,8 milimeter.
Musim hujan sebenarnya biasa di China, tetapi para ilmuwan menduga perubahan iklim menyebabkan kondisi cuaca menjadi semakin ekstrem.
Bendungan jebol
Badai dan hujan lebat berisiko membuat Bendungan Yihetan di kota Luoyang jebol karena sudah ada rekahan selebar 20 meter. Jika hujan lebat tak kunjung berhenti, bendungan itu dikhawatirkan bisa kapan saja jebol. Militer China sudah mengirimkan aparat keamanan ke sekitar wilayah bendungan untuk mengalihkan banjir dan bersiap siaga jika bendungan jebol.
Ancaman banjir menjadi semakin besar sebagian karena proses pembangunan bendungan dan tanggul telah memutus hubungan antara sungai dan danau yang berdekatan. Badan Pengendali Banjir Zhengzhou juga menyebutkan, simpanan air di Guojiazui juga berisiko jebol jika bendungan jebol sehingga pemerintah setempat memerintahkan warga untuk segera mengungsi.
Situs Global Times menyebutkan, 32 waduk besar dan kecil di Henan sudah melebihi daya tampungnya sehingga meluap ke sungai dan daerah-daerah sekitarnya. (REUTERS/AFP/AP)