Ibadah Wukuf di Arafah, Jemaah Haji Memohon agar Pandemi Segera Berlalu
Para jemaah haji melanjutkan rangkaian ibadah haji di tengah pandemi dengan menunaikan wukuf di Padang Arafah, ritual terpenting dalam ibadah haji. Mereka melantunkan doa-doa, termasuk doa agar pandemi segera berlalu.
Oleh
kris mada dan Mh Samsul Hadi
·4 menit baca
ARAFAH, SENIN — Para jemaah haji berkumpul di Padang Arafah, dekat kota suci Mekkah, Arab Saudi, untuk melaksanakan wukuf yang menjadi puncak ibadah haji, Senin (19/7/2021). Selama menjalani wukuf, para jemaah memperbanyak ibadah dan doa, termasuk doa berisi harapan akan perdamaian dan segera berakhirnya pandemi Covid-19.
Sebanyak 60.000 jemaah haji, terdiri atas warga Arab Saudi dan warga negara lain yang tinggal di wilayah kerajaan itu, menunaikan ibadah haji di tengah pandemi Covid-19. Untuk kedua kalinya, Pemerintah Arab Saudi melarang kedatangan jemaah haji dari negara lain terkait pandemi yang masih melanda dunia saat ini.
Hanya jemaah berusia 18 hingga 65 tahun, telah menjalani vaksinasi Covid-19 secara penuh, tidak menderita penyakit kronis, dan belum pernah berhaji yang terpilih melalui sistem pendaftaran daring. Arab Saudi menerapkan protokol kesehatan secara ketat guna mencegah kemunculan kluster penularan Covid-10 selama pelaksanaan ibadah haji.
”Perasaan ini tak dapat dilukiskan dengan kata-kata bahwa saya terpilih di antara jutaan orang untuk menunaikan ibadah haji,” kata Um Ahmed, jemaah haji warga Palestina yang tinggal di Riyadh, ibu kota Arab Saudi.
Ia kehilangan empat anggota keluarganya karena Covid-19. ”Saya berdoa kepada Allah agar mengakhiri masa-masa sulit yang dialami seluruh dunia akibat virus korona,” ujar Um Ahmed.
Pada tahun-tahun sebelum pandemi, lebih dari dua juta jemaah memenuhi Gunung Arafah. Mereka biasanya duduk berdekatan di bawah sengatan panas matahari dengan memanjatkan doa atau membaca Al Quran. Namun, kali ini para jemaah haji harus menjaga jarak dengan jemaah lain serta mengenakan masker sebagai upaya pencegahan penularan wabah.
Dalam ajaran Islam, Gunung Arafah merupakan tempat Allah menguji keimanan Nabi Ibrahim untuk menjalankan perintah menyembelih putranya, Ismail. Tempat tersebut juga menjadi lokasi Nabi Muhammad menyampaikan khotbah terakhirnya.
”Doa pertama adalah memohon kepada Allah agar mengangkat pandemi, cobaan ini, serta kesedihan bagi seluruh manusia dan umat Muslim sehingga pada tahun-tahun ke depan mereka bisa menunaikan haji dan jutaan orang memenuhi tempat-tempat suci ini,” tutur Maher Baroody, jemaah haji berkewarganegaraan Suriah.
Protokol kesehatan
Pemerintah Arab Saudi memastikan hari ketiga penyelenggaraan haji 2021 berlangsung tertib. Salah satu tandanya adalah jaga jarak tetap bisa dilakukan di berbagai lokasi pelaksanaan ibadah haji. Penyelenggaraan haji 2021 juga menunjukkan adaptasi besar-besaran terhadap pandemi, teknologi, hingga kondisi sosial mutakhir.
Pada Senin (19/7/2021), jemaah telah berada di Mina dan menjalankan ibadah wukuf di Padang Arafah. Memasuki malam, jemaah bersiap melanjutkan ke Muzdalifah untuk bermalam di tempat itu. Mina terletak 7 kilometer dari Masjidil Haram. Di sana, telah berdiri tenda-tenda untuk tinggal para jemaah haji.
Dari sekitar Masjidil Haram ke Mekkah, Pemerintah Arab Saudi menyiapkan sejumlah bus untuk mengangkut jamaah. Seperti disiarkan Saudi Press Agency, Arab News, Al Arabiya, dan media sosial resmi Pemerintah Arab Saudi serta pengelola Masjidil Haram, setiap kelompok keberangkatan terdiri dari 2.000 orang. Dengan demikian, total ada 30 kelompok keberangkatan untuk memindahkan 60.000 jemaah dari Masjidil Haram ke Mina dan sebaliknya.
Sampai musim haji 2019 atau sebelum pandemi, keberangkatan bergelombang memang sudah dilakukan. Walakin, dulu jemaah bebas memilih bus mana pun, masuk tenda mana pun, dan masuk masjid kapan pun. Pandemi Covid-19 memaksa penyelenggara dan jemaah beradaptasi.
Jaga jarak
Di Masjidil Haram dan Masjid Namira, masjid di Padang Arafah, jemaah hanya boleh duduk di tempat yang sudah diizinkan. Untuk memastikan ketentuan itu dipatuhi, Riyadh menempatkan aparat setiap beberapa meter. Di Masjid Namira, misalnya, jemaah berposisi dengan menjaga jarak sekitar dua meter dengan jemaah lain.
Sebagian jemaah terlihat berlinang air mata, menengadahkan tangan saat memanjatkan doa. Karimullah al-Sheikh, jemaah berkewarganegaraan India, mengungkapkan bahwa dirinya mendoakan negaranya, yang dilanda lonjakan kasus Covid-19, agar mampu mengendalikan pandemi. Ia juga berdoa agar seluruh warga negaranya segera mendapatkan vaksin Covid-19.
Hafiz Kadiku, warga AS yang bekerja di Arab Saudi, menuturkan bahwa dirinya memiliki harapan besar dari doa yang dipanjatkannya. ”Begitu banyak rasisme. Saya berdoa kepada Allah agar menjadikan semua orang saling mencintai satu sama lain," ujarnya.
Mufti Agung Arab Saudi Sheikh Abdul Aziz bin Abdullah Al-Sheikh meminta jemaah untuk senantiasa mematuhi protokol kesehatan. ”Upaya untuk memastikan keselamatan jemaah, juga langkah pencegahan oleh pihak berwenang, bertujuan untuk memastikan keselamatan penyelenggara dan jemaah,” ujarnya sebagaimana dikutip Saudi Press Agency.
Setelah matahari terbenam, para jemaah melanjutkan rangkaian ibadah haji dengan bergerak menuju Muzdalifah. Tempat ini berlokasi di antara Arafah dan Mina. Di tempat itu, mereka akan menginap di bawah naungan bintang-bintang di langit. Keesokan harinya, jemaah melaksanakan lempar jumrah, simbol dari ”melempari setan dengan batu”. (AFP/REUTERS)